"Prada...," ucap Asyila sedikit terkejut melihat kehadiran Depra.
"Depra ayo sini," ajak Syeila.
"I-iya, Tante," jawab Depra sedikit gugup. Ia berjalan perlahan lalu duduk disamping Papahnya.
"Oke langsung saja, jadi Rajes, tujuan aku menyuruhmu untuk datang kesini adalah agar kau menjelaskan apa yang terjadi beberapa tahun lalu, agar kesalah pahaman ini segera berakhir!" ujar Aksa dengan wajah tegas.
Depra menatap Papahnya yang masih terdiam.
"Adepra Rajeska Erlangga!" Panggil Aksa penuh peringatan.
"Huffttt, jadi... Saat itu Ara ingin merebut mu dari Syeila tapi tidak berhasil, karena itu dia berniat membunuh Syeila, aku tidak sengaja mendengar rencananya saat dia berbicara ditelpon dengan seseorang. Sebenarnya aku ingin memberi tahu mu tentang hal itu tapi kau selalu sibuk dengan pekerjaan mu, sampai hari itu tiba, Ara menyuruh pembantu kalian untuk menusuk Syeila saat Syeila sedang menyiram bunga, saat itu aku ingin menitipkan Depra, tapi saat aku melewati halaman depan, aku melihat pembantu itu sudah siap menusuk Syeila, aku segera berteriak membuat pembantu itu terkejut dan segera kabur. Aku segera menghampiri Syeila yang masih shock dengan kejadian itu, aku memeluk Syeila untuk menenangkannya, saat itulah kau datang dan langsung menuduh Syeila berselingkuh tanpa sedikitpun berniat mendengarkan penjelasannya," jelas Rajes dengan sedikit emosi.
"Kau seharusnya tau, Aska, kalau hubungan ku dan Syeila hanya sebatas sahabat, lagipula Syeila sangat mencintaimu, dia tidak mungkin menghianatimu," ucap Rajes lagi, kentara sekali jika dia sedang menahan emosi.
Aksa hanya terdiam saat mendengar penjelasan Rajes sedangkan Tante Syeila saling tatap dengan Asyila.
"Maaf... saat itu aku sedang emosi jadi tidak bisa berpikir jernih ditambah Ara memperlihatkan video kedekatan kalian membuat aku semakin emosi dan berakhir membuat keputusan yang salah." Wajah Aksa tampak begitu sendu.
"Aku sudah lama memaafkan mu, tapi berjanjilah kalau kau akan selalu membahagiakan Syeila dan Asyila!" Rajes nampak begitu tegas saat mengatakan kalimat itu.
"Aku berjanji, bahkan tanpa kau menyuruhku aku pasti akan melakukannya," jawab Aksa dengan wajah sangat meyakinkan.
"Dan juga berilah restu kepada anakku, kau tidak tau bagaimana keadaannya saat Asyila meninggalkannya." Depra sedikit terkejut mendengar permintaan Papahnya yang satu ini.
Aksa menatap Depra dengan tatapan mengintimidasi. "Selagi dia bisa menjaga putriku, aku akan selalu merestuinya," jawab Aksa membuat Depra mengembangkan senyumnya sambil melirik Asyila yang kini juga sedang melirik ke arahnya.
"Depra pasti akan selalu menjaga Syila, om, om tenang aja," jawab Depra dengan sungguh-sungguh.
"Baik, om percaya sama kamu, tapi kalau kamu menghancurkan kepercayaan om, jangan harap kamu masih bisa bertemu dengan Asyila," ujar Aksa dengan nada tajam.
"Depra janji akan menjaga kepercayaan, om." Depra menatap lurus kearah Aksa.
"Oke, om percaya."
💕
Pagi-pagi sekali, seseorang mengetuk pintu kamar Asyila, dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya Asyila berjalan untuk membuka pintu.
Saat Asyila membuka pintu, terlihat Alrick yang sedang memegang tas sekolahnya dan sebuah paper bag.
"Nih tas sekolah sama seragam lo." Asyila segera mengambil tas dan papar bag itu.
"Makasih bang, btw, bukunya sesuai jadwal, kan?" tanya Asyila yang langsung diangguki oleh Alrick.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRA
Teen FictionFollow sebelum membaca!🙏 Depra dan Asyila, dua orang yang pernah bersama dimasa lalu, mereka berpisah karna Asyila harus ikut orangtua nya pindah ke luar negri. Beberapa tahun kemudian Asyila kembali keindonesiaan, namun Depra tak mengetahuinya, As...