Part 3

8.5K 519 8
                                    

Bel istirahat berbunyi membuat semua siswa kesenangan, tak terkecuali Asyila. Dia langsung pergi dari perpustakaan.

Asyila berjalan sendiri menuju kantin. Selama perjalanan banyak sekali orang yang mengejeknya, memandang sinis, jijik, dan lain-lain. Tapi Asyila adalah Asyila, cewek yang tidak pernah peduli dengan komentar orang lain.

"Syilaaaa," panggil Narra yang berada dibelakang Asyila. Narra berlari menghampiri Asyila.

"Kok lo ninggalin gue sih?" tanya Narra dengan wajah kesal.

"Gue kira lo udah duluan," ungkap Asyila.

"Huh, yaudah. Yuk ke kantin."

"Hmm."

Asyila dan Narra berjalan memasuki kantin yang sudah ramai, hanya tersisa dua meja.

Kali ini, Asyila memesan makanan dan Narra Menuju salah satu meja tadi. Tak lama Asyila kembali membawa nampan pesanan mereka.

"Nihh," ujar Asyila menyodorkan sebuah mangkok berisi bakso dan segelas jus mangga kepada Narra, sedangkan Asyila langsung melahap Mie ayam nya.

"Besok siang ke markas," ucap Asyila membuat Narra menatap kearahnya dengan kening berkerut.

"Ngapain? Besok kan minggu, sedangkan jadwal latihan kita hari jum'at," tanya Narra.

"Besok Alrick pulang dan dia mau berkunjung ke markas," jawab Asyila, yang dibalas Narra dengan kata "oh".

"Syil, menurut gue, lo bakal jadi ketua geng The Wolf selanjutnya, deh," celetuk Narra membuat Asyila menghentikan gerakan menyendoknya.

"Gak lah, mana mau gue," jawab Asyila cuek.

"Emang kalau Alrick yang nyuruh, lo bisa nolak," ujar Narra.

"Bisa. Alrick gak akan pernah nolak keinginan gue, so ...," balas Asyila sombong.

"Dihh, sombong amat. Tapi, kok lo gak mau sih jadi ketua selanjutnya?" tanya Narra kepo.

"Karna, gue gak akan lama disini," jawab Asyila lirih. Narra merasa bingung dengan jawaban Asyila.

"Maksud lo?"

"Gak ada. Udah lanjut makan, bel bentar lagi bunyi," ujar Asyila mengalihkan pembicaraan.

"Huh, ya udah. Gpp kalau lo belum mau cerita. Tapi kalau suatu saat nanti lo perlu temen curhat, gue siap jadi pendengar,oke," ujar Narra dengan senyum manis.

"Iya."

💕

Depra dan Aluna berjalan beriringan ke parkiran menuju motor Depra.

Depra segera menghidupkan motornya, setelah Aluna naik, Depra langsung menjalankan motornya ke luar area sekolah.

Selama perjalanan Aluna terus mengajak Depra mengobrol, namun Depra mengacuhkannya, membuat Aluna kesal dan memutuskan untuk diam.

Setelah mengantar Aluna, Depra langsung pulang ke rumahnya dan mengurung diri di kamar.

Depra berdiri di balkon kamarnya, menatap sendu kearah taman belakang rumahnya. Taman belakang itu adalah tempat terakhir dia dan Asyila bersama.

Satu tahun yang lalu, saat dia mengetahui jika Asyila kembali ke Indonesia, Depra pikir Asyila akan menemuinya, dan mereka akan seperti dulu lagi.

Namun, pemikiran Depra salah. Asyila tak pernah menemuinya, bahkan saat mereka satu sekolah, Asyila lebih memilih untuk menyamar menjadi cewek cupu agar ia tak mengenalinya, Asyila selalu menghindar saat bertemu dengannya.

Sebenarnya, Depra bisa saja memaksa Asyila untuk kembali padanya, tapi Depra tidak mau menyakiti Asyila, dia terlalu menyayangi cewek itu.

Depra kembali masuk ke kamarnya, dan memilih untuk tidur.

Dua jam kemudian Depra terbangun. Karena merasa lapar, Depra turun ke lantai bawah dengan tujuan ruang makan, namun ternyata tidak ada makanan.

Depra baru ingat, kalau pembantu nya sedang sakit sehingga tidak bekerja, sedangkan Papahnya sibuk dengan pekerjaannya yang seperti tidak pernah selesai.

Akhirnya, Depra memutuskan untuk makan di luar, dia kembali ke kamar untuk mengambil kunci motor dan jaket.

Beberapa menit kemudian, Depra menghentikan motornya di pedagang bakso yang berada di pinggir jalan.

Depra melihat ke sekitarnya, tanpa sengaja Depra melihat seorang cewek di sebrang jalan, Asyila. Cewek itu sedang tidak dalam mode penyamaran.

Depra memperhatikan setiap gerak gerik Asyila. Cewek itu sedang makan Sate bersama Sahabatnya, yang Depra tidak tau namanya.

"Mas, ini pesanannya." Depra segera mengambil baksonya.

"Makasih pak," ujar Depra.

"Sama-sama," Bapak itu berlalu pergi.

Depra segera melahap baksonya, cacing-cacing diperutnya sudah meronta dari tadi.

Tanpa Depra sadari, seseorang sedang menatap kearahnya.

💞💞💞


DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang