Part 16

2.9K 152 3
                                    

"Dari mana?" Alrick menatap tajam kearah Asyila yang baru saja keluar dari mobil seseorang.

"Gue capek mau istirahat, nanya-nanya nya besok aja," jawab Asyila dengan nada datar, wajahnya juga sembab.

"Gue tanya Lo dari mana?" tanya Alrick tanpa mempedulikan ucapan Asyila.

"Bang... gue beneran capek banget. Gue masuk duluan." Asyila melangkahkan kakinya memasuki rumah.

"Asyila Azzahra Callista," panggil Alrick namun Asyila tak menghiraukannya. "Akhh," teriak Alrick kesal.

💕

Asyila menuruni tangga menuju ruang makan, disana terlihat Alrick yang sudah duduk dengan pandangan lurus ke arah Asyila.

Sesampainya dimeja makan, Asyila menarik kursinya sambil melirik ke arah Alrick. "Kenapa Lo bang?" tanya Asyila santai.

"Jelasin!" Ujar Alrick dengan nada tak mau dibantah.

"Jelasin apa?" tanya Asyila pura-pura tidak mengerti.

"Asyila." ucap Alrick penuh penekanan.

"Iya-iya. Jadi, kemaren itu gue marah sama Aluna dan  bermaksud buat bales dia, nah gue mau bales dia lewat Mamahnya yang ada di RSJ. Jadilah tadi malem gue ke RSJ, dan buat Mamahnya Aluna ngamuk, setelah itu gue pulang. Udah," jelas Arsyila, dia sengaja tidak menceritakan jika Mamahnya Aluna adalah Mamahnya juga.

"Lo tau, perbuatan lo itu udah keterlaluan," ujar Alrick dengan wajah datar.

"Ya maaf, abisnya Aluna nyebelin banget sih," jawab Asyila acuh.

"Huhh, ya udah cepet sarapan terus berangkat sekolah, nanti lo minta maaf sama Aluna," ujar Alrick kembali memasang wajah bersahabat.

"Lo mau gue mati ya? Aluna gak tau kalau gue yang buat Mamahnya ngamuk, kalau gue tiba-tiba minta maaf, dia pasti ngerasa aneh, dan curiga," ujar Asyila menolak mentah-mentah saran Alrick.

"Lo...." Alrick menatap curiga ke arah Asyila.

"Iya, gue nyamar," jawab Asyila mengerti maksud tatapan Alrick.

"Lo dibantuin siapa?" Aura Alrick kembali dingin, dan pandangan matanya sangat tajam.

"Gibran sama Lalisa, kenapa Lo mau ngehukum mereka?" tanya Asyila was-was.

"Siapapun yang berani buat nyawa Lo dalam bahaya, harus dihukum." Asyila menatap wajah Alrick yang berubah menjadi sangat dingin, tegas, dan mematikan.

"Kan gue yang minta mereka buat bantuin gue, artinya mereka gak boleh dihukum, yang seharusnya dihukum itu gue," ujar Asyila sedikit takut melihat tatapan tajam Alrick.

"Gue gak peduli." Alrick berdiri dan langsung mendorong kursinya, membuat kursi itu terjatuh dan mengeluarkan suara yang cukup besar.

"Ehh kambing, kucing, kerbau, sapi," teriak bi Sari mengabsen nama-nama hewan ternak.

"Gue berangkat," ujar Alrick tanpa senyum sedikit pun.

Asyila menatap punggung Alrick yang kian menjauh dan hilang dibalik tembok.

"Ada apa sih non?" tanya bi Sari.

"Gak tau tuh, bi. Syila berangkat dulu ya, bye-bye," Asyila segera menyambar tas nya dan langsung berlalu pergi.

Asyila sadar kalau perbuatannya salah. Semua keluarganya berusaha melindungi nya dari bahaya apapun, tapi dia malah bertindak semaunya tanpa memikirkan akibatnya. Jadi wajar kalau Alrick sangat marah kepadanya.

Asyila terkejut saat mendapati jika kunci motornya tidak ada didalam tas, dia kembali ke kamarnya untuk mengecek mungkin saja dia lupa membawanya, namun nihil. Akhirnya Asyila memutuskan untuk memakai mobil saja, namun sama saja, tidak ada satupun kunci mobil yang berada ditempatnya, semuanya hilang bak ditelan bumi. Asyila yakin ini pasti perbuatan Alrick.

"Alrick goblok, kalau kek gini gimana gue mau sekolah!" umpat Asyila.

Asyila memutuskan untuk menunggu didepan gerbang rumahnya, kali aja ada orang yang bisa dijadikan tebengan.

Baru saja Asyila keluar, sebuah motor tiba-tiba berhenti tepat didepannya.

"Ngapain ke sini?" tanya Asyila kepada pemilik motor itu yang tak lain adalah Depra.

"Jemput sahabat, emang salah?" balas Depra membuat Asyila terdiam, kenapa rasanya sakit saat mendengar kata sahabat.

"Kok Lo gak bilang mau jemput?"

"Emang harus? lagian gue udah mendapat perintah langsung dari Alrick," ujar Depra.

"Dihh, ya udah cepetan nanti kita telat." Asyila segera naik ke atas motor Depra.

"Udah?"

"Udah." Depra segera menjalankan motornya.

💕

Setelah mengantarkan Asyila, Depra berbalik menuju kelasnya.

Sesampainya dikelas, semua siswa sudah datang, Depra menghampiri Aluna yang tengah melamun. Didepannya ada Daniel dan Vero yang sedang mengerjakan tugas.

"Al," panggil Depra.

"Ehh, lo ngagetin tau gak," jawab Aluna. Depra menarik kursi disebelah Aluna kemudian duduk dikursi itu.

"Mikirin yang semalem?"

"Enggak kok,"

"Yakin?" tanya Depra, tak percaya dengan jawaban yang dilontarkan Aluna.

"Hai, bro," sapa Andra sambil duduk di atas meja Aluna.

"Hmm," balas Depra membuat Andra berdecak kesal.

"Dingin amat sih lo, herman gue," gerutu Andra yang dihadiahi jitakan oleh Daniel.

"Nama bapak gue gak usah Lo sebut," ujar Daniel kesal.

"Emang nama bapak lo Herman?" tanya Andra bingung.

"Yaiyalah!" jawab Daniel dengan nada tidak santai.

"Wehhh, sabar bro, jangan ngegas, nabrak baru tau rasa lo," ujar Andra membuat sahabat-sahabatnya geleng kepala.

"Huhh, sabar," ujar Daniel sambil mengelus dada.

"Dep, Lo dapet sahabat kek gini, mungut dimana sih?" tanya Vero ikut kesal dengan tingkah Andra.

"Taman," jawab Depra singkat.

"Enak aja Lo," protes Andra tak terima.

"Emang gue ketemu sama Lo ditaman, kan," ujar Depra lagi dengan nada datar.

"Oh iya, lupa gue, hehehe," ucap Andra cengengesan.

"Astaghfirullah, anak siapa sih lo," ujar Daniel gemas.

"Anaknya bapak Alvin Xander Nasution dan Ibu Andriana Zaveline," ujar Andra dengan nada sombong.

"Hadehh, perasaan Mr. Alvin adalah pengusaha sukses dan seorang informatika yang handal, kok anaknya kek gini ya," celetuk Vero.

"Heh, gini-gini gue masih ada kelebihan ya, sini lo duel sama gue," tantang Andra namun tak diladeni oleh Vero.

"Berisik, gue mau tidur." Setelah mengatakan itu, Depra langsung memasang earphone  dan memejamkan matanya.

"Nyebelin amat nih orang," gerutu Andra yang disetujui oleh Daniel dan Vero, sedangkan Aluna hanya menatap mereka sambil menggelengkan kepalanya.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dibalik kaca. "Sorry Aluna, tapi gue akan mengambil apapun milik lo yang seharusnya menjadi milik gue," ujar orang itu sambil menatap tajam ke arah Aluna, lalu tersenyum penuh arti.

💞💞💞

Hai, hai, hai.
Happy Reading guysss.

Salam
Ushsn256

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang