Part 28

2.3K 114 1
                                    

Hari ini SMA Erlangga kembali gempar karna kehadiran Depra yang membonceng Asyila, Alrick yang membonceng Aluna, dan Andra yang membonceng Narra. Semua orang langsung berdecak kagum melihat keserasian ketiga pasangan ini.

Asyila segera turun diikuti Aluna dan Narra.

"Gue sama Narra kekelas duluan, ya. Bye semua, bye-bye Lucinta Luna," ujar Asyila diakhiri dengan mengejek Aluna.

Aluna menatap tajam Asyila, namun bukannya takut Asyila malah menjulurkan lidahnya.

Sesampainya dikelas, Asyila segera meletakkan tasnya dan langsung duduk, begitupun Narra.

"Lo gak mau latihan dance?" tanya Asyila melihat Narra yang masih betah duduk di kursinya.

"Gue tuh lagi pusing, kesel, galau, sakit hati lagi!" jawab Narra dengan wajah cemberut.

"Emang Lo kenapa?"

"Gue tuh lagi kesel dan benci sama sepupu Lo, dia kemaren jalan sama cewek lain, brengsek emang tuh orang!" maki Narra yang sepertinya Asyila tau ditujukan kepada siapa.

"Maksud Lo Andra?" tanya Asyila memastikan.

"Siapa lagi," jawab Narra jutek.

Sebuah ide langsung muncul dikepala Asyila. Kebetulan dia ingin memberi pelajaran kepada Andra karna sudah melaporkannya.

"Lo mau tau Andra cinta sama lo?" tanya Asyila yang di balas dengan anggukan penuh semangat Narra.

"Mau."

"Caranya gini, lo harus pura-pura cuek sama dia, jangan peduliin dia, dia ngechat jangan dibales, pokoknya Lo harus menjauhi semua hal yang berhubungan sama Andra dan lo harus pura-pura lagi deket sama cowok lain, dan kita akan liat, apakah seorang Andra cemburu atau nggak, kalau dia cemburu artinya dia cinta sama lo," jelas Asyila.

"Tapi cowoknya siapa?"

"Riski," jawab Asyila sambil tersenyum manis.

"Riski? maksud lo Riski siketua kelas?" tanya Narra dengan tatapan tak percaya.

"Iya."

"Gila kali lo, gak ada yang lain apa?"

"Gak ada, udah Riski tuh yang paling cocok, nanti gue deh yang ngomong sama dia," ujar Asyila membuat Narra menghembuskan nafas lelah.

"Ya udah," jawab Narra, akhirnya setuju.

"Sipp, pokoknya lo tenang aja, semuanya biar gue yang atur," ujar Asyila dengan semangat membara.

"Gue mau keruang latihan, bye." Narra berlalu pergi meninggalkan Asyila yang kini sudah sibuk merancang rencana-rencana yang akan mereka lakukan.

Setelah itu Asyila segera pergi keluar kelas, menuju tempat latihan eskul paskibra.

Sesampainya disana Asyila segera memanggil Riski, merasa namanya terpanggil, Riski yang sedang duduk segera menoleh dan menghampiri Asyila.

"Kenapa?" tanya Riski saat dia sampai didepan Asyila.

"Lo masih inget sama janji gue, kalau gue bakal bantu lo biar bisa jadi ketua the Wolf," ujar Asyila membuat Riski menatapnya serius.

Tidak banyak anggota The Wolf generasi kedua yang tau jika Riski adalah anggota The Wolf generasi pertama, harusnya dulu yang menjadi ketua generasi kedua adalah Riski tapi entah kenapa tiba-tiba Azrick, ketua geng saat itu tiba-tiba memperkenalkan Alrick sebagai ketua selanjutnya.

Riski yang saat itu kecewa memutuskan untuk keluar dari geng itu, Asyila yang saat itu masih bersahabat dengan Riski menjadi kasihan dan merasa Azrick pilih kasih, ia menjadikan Alrick ketua karna Alrick adalah adiknya. Akhirnya Asyila berjanji akan membantu Riski untuk bisa menjadi ketua, tapi Riski menolaknya dan malah menjauhi Asyila.

Kini Asyila mengerti jika saat itu Azrick bukan pilih kasih melainkan terpaksa, karna setiap ketua the Wolf dari generasi ke generasi sudah ditentukan siapa ketuanya dan juga anggota intinya.

"Inget, terus kenapa?"

"Lo masih mau jadi ketua, kalau lo mau gue bisa bantu lo tapi dengan satu syarat, gimana?"

Riski mengalihkan pandangannya, kemudian menatap malas ke arah Asyila. "Gue mau jadi ketua dari geng yang bisa melindungi orang lain, bisa membantu orang lain dan meningkatkan solidaritas, bukan ketua dari geng yang bisanya ngabisin uang orang tua cuma buat modifikasi sebuah motor," ujar Riski sedikit menusuk, namun bukannya tersinggung Asyila malah tersenyum penuh arti.

"Lo tau kan kalau geng ini tuh bisa dijadikan geng apapun sesuai keinginan ketuanya, selagi ketuanya bisa meyakinkan Papah gue dan bisa jalanin perintah dari Papah gue dengan baik. Artinya, lo tinggal meyakinkan Papah gue, semudah itu," ujar Asyila membuat pertahanan Riski sedikit goyah.

"Kalau gue mau, syaratnya apa?" tanya Riski membuat Asyila tersenyum penuh kemenangan.

"Lo harus deketin Narra, buat orang-orang berpikir kalau kalian pacaran," ujar Asyila membuat Riski melototkan matanya.

"Lo mau nyakitin sahabat lo sendiri?" tanya Riski dengan nada tak percaya.

"Justru gue lagi bantuin dia, Narra mau ngetes Andra dan lo jadi partner Narra, dan ingat satu hal, saingan lo untuk jadi ketua generasi ketiga adalah Andra. Gimana, setuju nggak?"

"Oke, gue setuju. Tapi lo harus tepatin janji lo untuk bantuin gue."

"Oke, lo tenang aja. Gue pergi dulu, bye." Asyila langsung berlari pergi.

💕

Depra menatap Asyila yang sedang berbicara dengan seorang cowok, yang setau Depra adalah ketua kelas Asyila.

"Sebenernya mereka lagi ngomongin apaan sih," gumam Depra dengan tatapan lurus ke arah Asyila.

"Lo ngeliatin apaan, Dep?" tanya Aluna membuat Depra terkejut.

"Gak liat apa-apa," jawab Depra dengan nada datar. "Oh iya, gue gak mau lagi jalanin rencana lo, gue gak mau nyakitin Asyila dan ngerusak kepercayaan om Aksa." Kemudian Depra langsung pergi dari hadapan Aluna.

Depra berjalan ke arah Vero yang sedang duduk santai bersama Daniel, mereka berdua sengaja tidak ingin ikut lomba karna tidak ingin susah padahal mereka berdua adalah anggota eskul basket.

Depra menatap kedua sahabatnya membuat kedua orang itu kebingungan.

"Lo kenapa, Dep?" tanya Vero.

Depra hanya menggelengkan kepalanya, tiba-tiba muncul Asyila disampingnya.

"Nih." Asyila menyodorkan roti dengan selai coklat dan sebotol minuman.

Depra segera mengambilnya, "Makasih," ujar Depra dengan senyum manis di bibirnya.

"Mikisih," cibir Vero dengan ekspresi dibuat-buat.

"Kenapa lo, iri?" tanya Asyila dengan nada mengejek.

"Dihh, yakali," sanggah Vero, Asyila hanya mengangkat bahu tidak peduli.

"Udah sana, jadi BABU lagi," ujar Asyila dengan menekan kata babu.

"Ya udah gue pergi dulu. Lo duduk disini aja, daripada dikelas, nanti bosen!" Setelah mengatakan itu Depra berbalik, kembali ke lapangan.

💞💞💞

Happy Reading guys.

Makasih untuk 4k readers.

Salam
Ushsn256



DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang