"Hai, Alaska," sapa Depra dengan senyum mengejek.
Alaska menatap benci kearah Depra, sorot matanya sangat tajam menyiratkan sebuah dendam.
"Muka lo kenapa? kok kayak udah mau hancur gitu, sakit gak sih?"
"Iblis, lo iblis. Pasti selama ini Asyila gak bahagia sama lo, dia cuma pura-pura bahagia. Dia pasti tertekan dengan semua sifat iblis lo!" seru Alaska dengan wajah memerah karna amarah.
"Harusnya gue yang bilang kek gitu, lo datang seolah mau menyelamatkan gue padahal sebenarnya Lo adalah dalang dibalik kejadian ini sama kayak iblis, datang seolah ingin membantu manusia padahal mau nyesatin manusia," balas Depra sengit
"Lo harusnya bersyukur karena gue masih berbaik hati gak ngebunuh lo saat itu," ujar Alaska tak kalah sengit.
"Terimakasih tuan Alaska. Tapi maaf, gue gak baik hati kayak lo, jadi tunggu aja hari terakhir lo hidup." Depra menatap tajam kearah Alaska kemudian berbalik, pergi meninggalkan ruangan itu.
💕
Asyila berkeliling di rumah Depra, mencari keberadaan cowok itu.
"Dep!" seru Asyila.
"Apa," jawab Depra dari arah dapur, Asyila segera menghampirinya.
"Kok lo ada disini? perasaan tadi pas gue ngecek ke dapur gak ada siapa-siapa," tanya Asyila dengan pandangan menyelidik.
"Abis dari toilet," jawab Depra cepat, ia tidak mau Asyila mengetahui kalau ia baru saja menemui Alaska.
"Toilet dikamar lo rusak?"
"Nggak, tadi gue kebelet pipis pas lagi nonton TV," jawab Depra dengan ekspresi meyakinkan.
"Oh." Asyila langsung mempercayai ucapan Depra karna saat dia melewati ruang keluarga, TV memang dalam keadaan hidup.
"Lo ngapain nyariin gue?" tanya Depra berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya, besok lo udah mulai sekolah kan?"
"Iya, kenapa?"
"Berangkat bareng gue ya, gue yang nyetir," pinta Asyila membuat Depra menatap heran kearahnya.
"Yang sakit perut gue bukan tangan gue jadi masih bisa nyetir," jawab Depra tidak setuju membuat Asyila langsung cemberut.
"Ihhh, gue aja, lo kan belum pernah ngerasa naik mobil tapi yang nyetir gue. Gue aja ya, pliss," ujar Asyila sambil mengeluarkan jurus andalannya, puppy eyes.
"Oke," jawab Depra akhirnya.
"Yeayy, makasih Depra sayang." Asyila mengecup pipi Depra dengan cepat kemudian segera berlari pergi.
"Tuh bocah kesambet apaan?" gumam Depra sambil menatap Asyila yang sudah berlari menjauh.
💕
Depra bersama Asyila beriringan memasuki markas The Wolf, suasana yang awalnya sangat ramai mendadak hening sebentar namun kembali ramai oleh sambutan untuk Depra.
"Wehh, akhirnya ketua kita udah kembali guys," ujar Leo sambil tos ala cowok dengan Depra.
"Weitss, Ayangnya gak pernah ketinggalan ya," ujar Gibran sambil melirik Asyila.
"Dihh jomblo, ngiri aja lo," jawab Asyila sinis.
"Santai dong. Lagian sekarang gue gak jomblo lagi yakk," ujar Gibran sambil menepuk-nepuk dada, merasa bangga.
"Dih, jadian sama siapa lo?" tanya Asyila, tidak percaya.
"Namanya Karin, anggota The Wolf SMK Pratiwi," jawab Gibran dengan senyum penuh kesombongan.
"Bilang makasih sama gue lo, bang, karna gue yang nyomblangin lo sama dia," ujar Leo.
"Makasih Leo yang sangat baik hati dan tidak sombong," ujar Gibran dengan nada dibuat-buat.
"King Drama," celetuk Depra sambil duduk di samping Gerald.
"Lo punya dendam terselubung ya, Dep, sama gue?" tanya Gibran menatap curiga kearah Depra.
"Nggak. La, duduk sini!"
"Lo nyuruh siapa?" tanya Asyila bingung.
"Ya, elo lah."
Asyila segera duduk disamping Depra.
Depra melingkarkan tangannya dipinggang Asyila dan menyenderkan kepalanya di bahu Asyila.
"Ngebucen lageee," sindir Gibran, melirik sinis Depra.
"Ayo ke kamar aja, males disini, banyak yang ganggu," ujar Depra membuat semua orang menatap kearahnya.
"Astaghfirullah, Dep, inget itu masih anak orang," ujar Leo histeris.
"Yang bilang dia anak gue siapa?" tanya Depra santai kemudian menarik tangan Asyila.
"Dep, awas khilaf," teriak Andra yang baru datang bersama Narra. Depra hanya mengacungkan jari tengahnya.
Depra menarik Asyila ke balkon kamar yang menghadap ke arah lapangan basket.
"Mau ngapain sih?" tanya Asyila sambil duduk disofa yang ada dibalkon itu.
"Mau manja-manja." Depra langsung merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Asyila sebagai bantalan.
"Dih." Asyila menatap sinis Depra namun tak urung tangannya tetap mengelus rambut Depra.
"La, lo pernah ngerasa tertekan nggak sama sikap gue?" tanya Depra tiba-tiba. Ia teringat dengan ucapan Alaska tadi pagi.
"Nggak tuh, kenapa emangnya?"
"Lo bahagia sama gue?"
"Iya, bahagia. Lo sebenernya kenapa sih?" tanya Asyila kesal.
"Nggak papa, nanya aja."
Asyila terdiam beberapa saat, "Dep, sebenernya hubungan kita selama ini apasih, pacaran? tapi Lo gak pernah nembak gue, sahabat? gue rasa hubungan kita udah terlalu dekat kalau cuma sebatas sahabat," ucap Asyila lirih.
"Nggak tau, males mikir, ngantuk." Asyila menatap tak percaya kearah Depra.
"Sabar Asyila, jangan ngeluarin kata-kata mutiara," gumam Asyila sambil mengelus dada.
"Gue mau tidur, jawaban pertanyaan lo tadi gue jawab besok," ujar Depra santai, lalu memeluk perut Asyila.
Asyila hanya menghela nafas panjang.
💞💞💞
Happy Reading
Salam
Ushsn256
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRA
Teen FictionFollow sebelum membaca!🙏 Depra dan Asyila, dua orang yang pernah bersama dimasa lalu, mereka berpisah karna Asyila harus ikut orangtua nya pindah ke luar negri. Beberapa tahun kemudian Asyila kembali keindonesiaan, namun Depra tak mengetahuinya, As...