Part 44

1.7K 108 1
                                    

Asyila memasuki rumahnya dengan langkah gontai. Asyila mengerenyit heran mendengar suara ramai dari arah taman belakang, karna merasa penasaran Asyila langsung menuju kesana.

"Hai, Syil. Yuk, ikut kita bakar-bakar," ujar Narra saat menyadari kehadiran Asyila.

"Bakar-bakar dalam rangka apa?"

"Dalam rangka ultah geng The Wolf yang ke 2 tahun," jawab Andra dengan semangat 45.

"Astaga, gue lupa." Asyila menepuk jidatnya sendiri.

"Ya udah gak papa. Yuk, bakar-bakar, malam ini kita seneng-seneng," ujar Alrick, Asyila mengangguk setuju.

Alrick segera membuat kelompok agar pekerjaan mereka lebih cepat, kelompok cowok bertugas memanggang dan kelompok cewek bertugas menyiapkan makanan yang sudah matang.

Malam ini semua anggota The Wolf bersenang-senang, mereka bercerita banyak hal sambil memakan makanan yang terhidang, melupakan sejenak semua masalah masing-masing.

💕

Asyila menatap Depra yang sejak pagi sudah sibuk kesana-kemari, hari ini adalah hari terakhir perayaan ulang tahun SMA Erlangga, karna itulah Depra sangat sibuk.

Mata Asyila tak sengaja menatap Riski, Asyila bergegas menghampiri cowok itu.

"Riski." Merasa ada yang memanggil namanya, Riski repleks menoleh.

"Kenapa, Syil?"

"Malam ini ke markas the Wolf, pengumuman pergantian ketua," ujar Asyila.

"Nggak tertarik," jawab Riski malas.

"Dih, bukannya lo nerima tawaran gue cuma karna mau jadi ketua?"

"Lo salah, justru gue nerima tawaran lo karna mau deketin Narra, gue suka sama Narra sejak kelas sepuluh tapi gue gak berani deketin dia, kebetulan banget Lo nawarin itu, tapi ternyata gue kalah, Narra terlalu cinta sama Andra jadi dia nolak cinta gue," ujar Riski tersirat nada sedih.

"Lo... serius?" tanya Asyila masih tidak percaya.

"Hmm, gue pergi dulu, ada urusan, bye."

Asyila masih tak percaya dengan apa yang ia dengar tapi ekspresi Riski tidak menyiratkan kebohongan.

Asyila melangkahkan kakinya menuju kelas dengan pikiran yang kemana-mana.

💕

Baru jam setengah 7 malam namun markas geng The Wolf sudah sangat ramai. Semua anggota baik generasi pertama maupun kedua semuanya hadir malam ini.

Inti The Wolf generasi pertama dan kedua duduk melingkar disebuah meja besar, dibelakangnya terdapat banyak kursi yang disediakan untuk anggota lain.

Asyila menatap sekelilingnya, setidaknya ada lima ratus orang yang hadir malam ini, generasi pertama seratus orang, generasi kedua dua ratus lima puluh, dan terakhir generasi ketiga atau generasi yang baru saja direkrut berjumlah seratus lima puluh orang.

Alrick bersama Azrick berjalan berdampingan menuju lantai dua, kemudian berdiri didekat pembatas, menghadap anggota The Wolf yang ada dilantai satu.

"Selamat malam semuanya," sapa Azrick, selaku ketua generasi pertama.

"Malam," balas semua orang.

"Dua tahun lalu, om saya mendatangi saya, meminta saya untuk menjaga putri satu-satunya dengan imbalan upah disetiap bulannya. Awalnya saya bingung bagaimana cara saya melindungi seseorang sedangkan menjaga diri sendiri saja saya belum tentu bisa. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenak saya, saya akan membentuk sebuah geng, sehingga ada orang lain yang membantu saya menjaga putri om saya." Azrick berbicara dengan tegas dan penuh wibawa.

"Akhirnya dibentuklah geng ini, jika dulu tujuan dibentuknya geng ini masih disembunyikan, maka malam ini saya akan mengatakan sejujurnya tujuan dibentuknya geng ini sehingga tidak ada lagi rahasia diantara kita. Geng ini dibentuk untuk melindungi anak om saya yang juga merupakan putri tunggal keluarga kami, geng ini juga dibentuk agar anak-anak sma yang merasa butuh uang bisa bekerja dan juga geng ini dibentuk agar bisa menjadi keluarga kedua untuk anggotanya atau benar-benar menjadi keluarga untuk anak yang merasa tidak mempunyai keluarga."

"Geng ini bukan hanya sekedar perkumpulan anak-anak biasa, namun geng ini berisi anak-anak yang kuat, tangguh, dan mampu menjalankan kewajibannya."

"Satu tahun lalu saya menyerahkan posisi ketua kepada ketua generasi sekarang, malam ini dia yang akan memberikan posisi itu kepada ketus generasi selanjutnya, karna itu pembicaraan selanjutnya saya serahkan kepada Alrick, selaku ketua geng generasi kedua. Hanya itu yang dapat saya sampaikan, saya harap geng ini terus berjaya dan mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Terimakasih." Azrick mundur selangkah lalu berjalan turun kelantai satu.

Alrick menatap semua orang yang juga sedang menatapnya.

"Setelah seleksi yang cukup panjang akhirnya malam ini tiba, gue gak tau apa keputusan gue ini udah bener atau justru salah, tapi gue udah mutusin kalau posisi ketua akan diberikan kepada dia, gue yakin dia bisa melakukan tanggung jawabnya dengan baik," ujar Alrick dengan penuh keyakinan.

"Malam ini, dimohon untuk Depra naik dan berdiri disamping gue." Semua mata tertuju kearah Depra, semua orang tidak menyangka jika Alrick akan memilih Depra yang notabenenya adalah anggota baru, orang-orang menyangka jika Andra lah yang akan menjadi ketua generasi ketiga.

Depra berjalan dengan penuh percaya diri menaiki tangga dan berdiri tepat disamping Alrick. Asyila menatap takjub kearah Depra yang terlihat begitu tampan malam ini.

"Ngedip kali, Syil," ujar Narra sambil menyenggol bahu Asyila.

"Apaan sih," jawab Asyila judes.

"Halah lo-." ucapan Narra terpotong karna Alrick sudah kembali berbicara.

"Malam ini gue resmi menyerahkan posisi ketua geng The Wolf dari Alrick Alexander Nasution kepada Prada Depra Erlangga." Alrick melepas sebuah kalung dengan bandul lambang geng The Wolf, lalu memasangkannya dileher Depra, sebagai lambang jika posisi ketua sudah berpindah tangan.

"Malam ini gue juga mau minta maaf sama temen-temen gue, maaf kalau selama gue jadi ketua gue gak becus jalanin tugas gue, maaf belum bisa jadi ketua yang baik. Gue harap geng ini terus berjaya sehingga bisa terus bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya, sekian dari gue. Terimakasih." Alrick melangkah turun meninggalkan Depra.

Depra menatap semua orang yang ada di ruangan itu, tatapan penuh harap diberikan kepadanya.

"Malam ini gue resmi menjadi ketua, gue gak tau apa kelebihan gue Dimata Alrick sampai-sampai menjadikan gue sebagai ketua geng. Gue gak bisa menjamin kalau gue bisa menjadi ketua yang baik tapi gue janji akan menjalankan tugas gue dengan sebaik mungkin, gue juga minta kerja samanya untuk semua anggota biar kita bisa menjalankan tugas ini bareng-bareng dan selalu kompak. Malam ini gue menciptakan sebuah Jargon untuk geng The Wolf, jargon ini gue ciptakan biar kita kompak terus dan selalu ingat tugas kita."

"Berjuang tanpa batas untuk yang pantas." Depra mengatakan kalimat itu dengan semangat dan senyum kepuasan.

"The Wolf," teriak Depra.

"BEEJUANG TANPA BATAS UNTUK YANG PANTAS!" balas anggota The Wolf dengan berteriak membuat orang yang mendengarnya akan merasakan semangat membara.

"Terimakasih untuk semua teman-teman, mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan. Selamat menikmati malam ini."

Semua orang langsung berkumpul menikmati malam ini, menikmati makanan yang sudah disajikan dan juga minuman yang terhidang, bercerita dengan sesama anggota geng dan diakhiri dengan perkenalan anggota geng The Wolf yang baru bergabung.

💞💞💞

Salam
Ushsn256

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang