Part 29

2.1K 113 1
                                    

"woytt, jadi lo, yang namanya Lala?" tanya Vero kepada Asyila.

"Nama gue Asyila," jawab Asyila acuh.

"Tapi lo cewek yang biasa dipanggil Lala sama Depra, kan?"

"Iya."

"Lo tau, waktu smp, Depra gak mau ngomong sama satupun cewek kecuali tentang pelajaran, dia juga bersikap dingin ke cowok. Satu-satunya orang yang paling akrab sama dia adalah Andra, dan Depra akan jadi orang yang suka banget nanya kalau ngebahas elo. Depra bakalan antusias banget kalau habis liburan semester, lo tau alasannya apa?" Asyila menatap Vero kemudian menggelengkan kepalanya.

"Depra antusias karna setiap liburan semester Andra pasti keluar negeri buat jenguk lo dan karna itulah Depra seneng banget, dia bisa tau keadaan lo. Dia bakalan buntutin Andra kemanapun Andra pergi sambil terus nanya. Hahaha, Depra bucin banget, ya," ujar Vero sambil menatap Depra yang sibuk kesana kemari.

"Terus gimana ceritanya Aluna bisa jadi sahabat Depra?" tanya Asyila membuat Vero mengalihkan pandangannya ke arah Asyila.

"Waktu kelas 8, Depra terpisah dari gue dan Andra, gue sama Andra kelas 8.4 sedangkan Depra kelas 8.1. Dikelas, Depra gak punya satupun temen, Aluna yang merasa kasian mulai deketin Depra, awalnya Depra cuek tapi lama-kelamaan Depra mulai nerima kehadiran Aluna, dan dari situlah Aluna dan Depra sahabatan, gak cuma sama Depra aja sih, sama gue dan Andra juga."

Asyila terdiam beberapa saat, "Apa Depra pernah suka sama orang?" Asyila sangat penasaran apa Depra pernah menyukai seseorang.

"Pernah tapi gak lama, namanya Zelva, Depra sekelas sama dia waktu kelas 9. Pas kita tanya kenapa dia bisa suka sama Zelva, jawabannya gak terlalu mengejutkan, sih--" Belum sempat Vero melanjutkan ucapannya, Asyila lebih dulu memotongnya.

"Emang alasannya apa?" tanya Asyila cepat, dia sangat penasaran apa yang membuat Depra menyukai cewek bernama Zelva itu.

"Alasannya... Zelva mirip sama lo, kalau dari wajah emang gak terlalu mirip tapi sifat Zelva mirip banget sama lo, itu yang membuat Depra jadi suka sama dia." Asyila hanya ber oh ria sebagai jawaban.

"Gue sempet benci sama lo, karna lo Depra jadi berubah. Gue sering nanya-nanya sama Andra gimana sifat Depra yang sebenernya, dan gue kesel pas tau kalau  Depra sifat Depra berubah karna kepergian lo, gue kesel sama lo yang egois," ujar Vero, bukannya marah Asyila malah tertawa kecil.

"Lo bisa benci gue karna lo hanya menyimpulkan dari satu sudut pandang, lo gak pernah tau kejadian yang sebenarnya. Gue mau pergi dulu, bye." Asyila berjalan menuju ruang eskul dance, dia ingin menghampiri Narra.

💕

kini Asyila, Depra, Alrick, Aluna, Narra, dan Andra sedang berada diparkiran, mereka akan pulang bersama.

Asyila menarik lengan Narra lalu berbisik, "Nar ini saatnya, gue udah ngecheat Riski buat jemput lo disini."

"Lo yakin, Syil," balas Narra ikut berbisik.

"Yakin! udah lo tenang aja, pokoknya lo tinggal ikuti rencana gue aja," jawab Asyila dengan senyum meyakinkan.

"Nih." Depra memberikan helm kepada Asyila.

Asyila segera memasang helm itu, baru saja Asyila naik ke motor Depra, terdengar suara motor yang mendekat ke arah mereka.

Asyila tersenyum penuh arti ke arah Riski yang dibalas kerlingan mata oleh Riski.

"Nar, kamu jadikan pulang bareng aku?" Asyila hampir saja menyemburkan tawanya saat mendengar kata aku-kamu yang dipakai Riski.

"Ja-jadi, ini aku lagi pamit sama yang lain," jawab Narra sedikit gugup.

"Sekalian aku mau ngenalin kamu ke orang tua aku," ujar Riski membuat Asyila menatap kearahnya, Asyila sama sekali tidak tau apa yang sedang direncanakan oleh Riski.

Riski membalas tatapan Asyila seolah berkata 'serahin semuanya sama gue'

"Yuk naik." Narra berjalan ke arah Riski namun tiba-tiba Andra menahan lengannya.

"Lo kesini bareng gue jadi pulangnya juga harus bareng gue," ujar Andra dengan nada datar, Asyila tersenyum kecil melihat rencananya berjalan dengan mulus.

"Gue sama Narra udah janjian dari kemarin kalau hari ini dia pulang bareng gue," balas Riski membuat Andra menatapnya dengan tatapan tajam.

"Gue gak peduli!" jawab Andra dengan tatapan lurus kearah Riski.

Andra menarik lengan Narra sedikit kasar.

"Aww," ringis Narra.

"Gak usah kasar sama cewek." Riski turun dari motornya lalu menahan lengan Narra, Andra yang melihat hal itu semakin emosi.

"Lepasin tangan lo!" ujar Andra penuh peringatan, namun Riski tak mengindahkan peringatan Andra

Asyila yang menyadari kalau Narra kesakitan akibat cekalan Andra segera turun dan melepaskan tangan Andra.

"Jangan nyakitin sahabat gue," ujar Asyila penuh penekanan.

"Jangan ikut campur!" balas Andra menatap tajam Asyila.

"Narra sahabat gue, apa salahnya gue ikut campur, lagian terserah Narra dong, mau pulang sama siapa," sergah Asyila, mulai kesal dengan sikap semena-mena Andra.

"Lo mau pulang sama siapa, Nar?" tanya Asyila sambil mengkode Narra agar memilih Riski.

"Riski," jawab Narra sambil menatap takut-takut ke arah Andra.

Andra langsung memasang helm nya dengan kasar, setelah itu dia langsung pergi dengan kecepatan tinggi.

"Andra gila! mau mati lo, ya!" teriak Asyila.

"Syila," tegur Alrick yang sedaritadi hanya menonton saja.

"Maaf bang, abisnya Syila kesel sama Andra." Asyila tersenyum cengengesan.

"Udah-udah, ayok semua pulang," ajak Depra.

Asyila kembali naik ke motor Depra, tak lama kemudian ketiga motor itu berlalu pergi meninggalkan parkiran sekolah yang masih cukup ramai.

Ketiga motor itu berjalan beriringan dengan  motor Alrick berada di paling depan, diikuti motor Depra, dan terakhir motor Riski, mereka akan menuju Markas geng The Wolf.

Sesampainya mereka di markas, sudah banyak anggota yang berkumpul, Asyila segera menuju dapur, ia ingin mengambil minuman, tenggorokannya sangat haus.

Asyila kembali menuju ruang berkumpul. Asyila menuju sofa disamping Depra, Depra menatap intens Asyila membuat Asyila menatap heran ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Asyila.

"Nggak papa," jawab Depra tanpa mengalihkan pandangannya.

Asyila mengalihkan pandangannya ke arah Narra yang sedang duduk diantara Riski dan Andra, kentara sekali jika dia sedang gugup. Sedangkan Alrick sudah sudah sibuk bermain game bersama anggota yang lain, Aluna? dia hanya duduk sambil memainkan hp disamping Alrick.

Dari arah pintu, muncullah Alvian, Gerald, Rio, dan Gibran, mereka memang sekolah disekolah yang sama, SMA Negeri 95.

"Yoo, bro ku," Rio langsung bertos ria dengan Riski, diikuti oleh Alvian, Gerald, dan Gibran.

"Kena angin apa, lo?" tanya Gibran dengan nada menyindir. Pasalnya sejak keluar dari geng The Wolf, Riski tidak pernah sekalipun ke markas bahkan jika bertemu dijalan dia berpura-pura tidak kenal.

"Angin cinta," jawab Riski ngasal, dia malas meladeni Gibran.

Asyila langsung tertawa, melihat ekspresi Andra saat mendengar jawaban Riski.

💞💞💞

Hayyyy.
Happy Reading guys

Salam
Ushsn256

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang