Part 20

2.9K 133 2
                                    

Setelah mengantarkan Asyila pulang, Depra segera menjalankan motornya menuju markas The Wolf karna sedaritadi, Rio terus-terusan menelponnya.

17 menit kemudian Depra sampai di markas, luarnya tampak sepi tidak terdengar orang yang mengobrol atau tertawa karna jarak dari gerbang ke depan rumah sedikit jauh, kurang lebih lima belas meter.

Sebuah alat khusus langsung memindai wajah Depra. Tak lama kemudian gerbang bergerak secara otomatis, Depra segera menjalankan motornya ke parkiran dan masuk ke markas.

"Hey, baru dateng Lo," sapa Alrick melihat kedatangan Depra.

"Hmm," balas Depra datar.

"Gue heran deh, gimana bisa sifat si Depra beda 180° kalau lagi sama Asyila," celetuk Rio.

"Ya elah, sok gak ngerti lo," cibir Gibran sambil memalingkan wajah.

"Gue kan masih polos, blom ngerti cinta-cintaan," balas Rio menaik-turunkan alisnya.

"Yaiyalah lo gak ngerti cinta-cintaan, lo kan jomblo dari lahir," ujar Alrick nyelekit.

"Astaghfirullah Rick, lo kalau ngomong suka bener deh." sambung Gibran, membuat tawa anak-anak the Wolf  pecah.

"Bwhaaa, sabar Yo, gue gak berada di pihak Lo." Tawa mereka semakin pecah mendengar ucapan Alvian, sedangkan Rio menatap mereka satu persatu.

"Punya temen gak ada akhlak semua," cerca Rio, seketika anak-anak Raider mengehentikan tawa mereka.

"Sejak kapan kita jadi temen lo?" tanya Gibran mewakili isi hati anak-anak Raider.

"Jadi... arti hubungan kita selama ini apa, Bran?" ujar Rio sok mendramatis.

"Anjimm. Kayaknya lo harus ikut casting film deh, Yo," celetuk Alvian.

"Film apaan?" tanya Rio dengan semangat membara.

"Azab," jawab Gerald dengan wajah datar andalannya. Rio mengusap-usap dadanya, berusaha sabar menghadapi teman-temannya yang memiliki akhlak dibawah rata-rata.

"Astaghfirullah, Gerald jarang ngomong sekalinya ngomong langsung nusuk jantung," celetuk Alrick.

"Perannya, jadi apa?" Ujar Gibran menimpali ucapan Gerald.

"Jadi pemeran antagonis yang nantinya kena azab," imbuh Depra membuat tawa anak-anak the Wolf kembali pecah.

"Hahahaha."

"Heran, ternistakan mulu, gue," ucap Rio membuat anak-anak Raider menatapnya dengan prihatin.

"Sabar Yo. Kita sama-sama tau...." ujar Gibran sengaja  menggantung ucapannya.

"Tau apa?" tanya Rio menatap curiga ke arah Gibran.

"Tau, kalau lo dilahirkan, cuma buat dinistakan. Bwhaaa, anjirr, bengek." Gibran menghentikan tawanya saat menyadari wajah Rio yang menatapnya datar.

"Ah elah, gue cuma becanda, Yo. Baperan amat sih."

"Candaan lo gak lucu!" ujar Rio sinis

"Masa gitu aja lo marah sih," ucap Gibran namun Rio tak menanggapinya.

"Lo sih, Bran," ujar Alvian menyalahkan Gibran.

"Lah, gue kan gak tau, kalau dia bakal marah," sanggah Gibran.

"Makanya, kalau ngomong itu di filter dulu, jangan asal nyablak," cetus Alrick membuat Gibran semakin merasa bersalah.

"Dengerin tuh," sambung Alvian.

"Para monyet telah tertipu," ujar Rio dengan senyum lebar.

"Yeee, si anying," maki Gibran sambil melemparkan Snack yang ada didepannya.

"Eitss, gak kena, malah gue dapet cemilan," ejek Rio.

"Kenapa temen gue gak ada yang waras, ya Allah," gumam Depra yang masih bisa didengar oleh Alrick yang duduk disebelahnya.

"Gue masih waras, ya," protes Alrick.

💕

Saat ini Asyila berada didepan gerbang rumah sakit jiwa, tempat Mamahnya berada.

Kali ini, Asyila tidak menyamar, dia hanya memakai pakaian serba hitam dengan rambut dikuncir kuda. Jam menunjukkan pukul 12 malam, Security yang menjaga gerbang sudah tertidur di dalam pos penjagaan.

Asyila segera memanjat pagar agar bisa masuk. Tak membutuhkan waktu yang lama, Asyila sudah berhasil masuk kedalam rumah sakit itu, bahkan sekarang dia berada didekat jendela ruangan Mamahnya.

Tidak susah bagi Asyila untuk membuka jendela itu. Setelah berhasil membuka jendela itu, Asyila segera masuk dan menghampiri Mamahnya yang sedang tertidur pulas.

"Mah, mamah." Syeila terbangun saat mendengar ada yang memanggilnya.

Mata Syeila langsung berbinar melihat anak yang sangat ia rindukan kini berada tepat dihadapannya.

"Zahra, ini kamu, kan?" tanya Syeila masih tak percaya dengan apa yang dilihat matanya.

"Iya mah, ini Zahra," jawab Asyila sambil memeluk Mamahnya yang dibalas Mamahnya dengan senang hati.

"Mamah kangen sama kamu," lirih Syeila mengeratkan pelukannya.

"Zahra juga kangen Mamah," balas Asyila sendu.

"Selama ini kamu kemana aja, kenapa baru sekarang jenguk Mamah?"

"Selama  tiga tahun aku Singapur, Mah, terus aku balik ke Indonesia," jawab Asyila jujur.

"Terus kenapa baru sekarang kamu nemuin Mamah?" ujar Syeila, terselip kemarahan.

"Zahra udah sering nyari Mamah kemana-mana, tapi gak ketemu. Papah sengaja nyembunyiin Mamah," lirih Asyila.

"Kenapa papah nyembunyiin keberadaan Mamah dari kamu? apa Papah sebenci itu sama Mamah," ujar Syeila sendu.

"Zahra gak tau, Mah, dan selama ini, Zahra juga masih belum tahu, sebenarnya apa alasan Papah bawa aku ke Singapur."

Syeila terdiam beberapa saat. "Sebenarnya, saat itu Papah salah paham, Papah ngira kalau Mamah selingkuh. Saat itu Papah kecewa dan benci sama Mamah, karna Papah pengen Mamah ngerasain sakit, jadilah Papah mutusin buat pisahin kamu dari Mamah," jelas Syeila dengan wajah yang penuh air mata.

"Jadi...." Asyila tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"Maaf sayang... maaf, ini semua salah Mamah," ujar Syeila penuh penyesalan.

"Gak, ini bukan salah Mamah, ini cuma salah paham aja," ujar Asyila.

Pembicaraan Asyila dan Mamahnya terus berlanjut kemana-mana, mulai dari sekolah Asyila, dia tinggal dimana, soal Depra dan Papahnya. Asyila juga baru tau jika Mamahnya dan Papah Depra itu bersahabat.

Asyila melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 01:15 malam. Asyila menatap Mamahnya sedih.

"Mah, Zahra sekarang harus pergi. Zahra janji bakal dateng lagi. Zahra pergi dulu, ya. bye, Mah." Syeila menatap kepergian Asyila dengan tidak rela.

"Bye, mah." Asyila segera menutup jendela dan bergegas pergi dari sana.

Karna terlalu tergesa-gesa, Asyila tak sengaja menabrak seseorang sehingga membuat dia terjatuh. Saat Asyila mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang ditabraknya

Deg

Jantung Asyila langsung berdetak kencang. "Kok Lo disini...."

💞💞💞

Hai guysss,

Siapa nih yang malming nya dirumah aja???

Btw, menurut pendapat kalian, siapa orang yang ditabrak Asyila??? Hayooo siapa... Cuss comen, jangan lupa buat vote, ya, semakin banyak yang vote semakin cepet aku update.

Happy Reading guysss

maaf ya kalau ceritanya makin kesini, makin gaje😅.

Salam
Ushsn256

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang