Asyila membuka pintu rumahnya, sedangkan Papahnya langsung pergi setelah mengantarnya. Asyila meneruskan langkahnya menuju kamar, saat ia melewati ruang keluarga terlihat Alrick yang sedang bermain hp, Asyila langsung melenggang pergi tanpa menyapa Alrick sedikitpun, dan hal itu membuat Alrick merasa aneh.
"Syil, lo kenapa?" tanya Alrick namun Asyila tak merespon, ia tetap menaiki tangga tanpa menoleh sedikitpun.
"Asyila!" panggil Alrick lagi, namun Asyila sudah masuk ke kamarnya. "Tuh anak kenapa sih," gumam Alrick.
Sedangkan dikamar, Asyila sedang menahan kekesalannya terhadap Alrick, Asyila yakin sekali kalau Alrick yang melaporkan dirinya.
Asyila merasa kepalanya sangat pusing karna memikirkan hal ini, akhirnya Asyila memutuskan untuk tidur.
Entah berapa jam Asyila tertidur, saat dia membuka mata diluar sudah gelap. Asyila berdiri untuk menutup jendela kamarnya, setelahnya Asyila memutuskan untuk keluar kamar, perutnya sangat lapar.
Sesampainya di dapur, Asyila tak menemukan makanan yang bisa langsung ia makan, jadilah Asyila memilih untuk mencari makan di luar dibanding harus memasak.
Baru saja Asyila berbalik untuk mengambil kunci motor, datanglah Alrick membawa beberapa kantong kresek yang sepertinya berisi makanan.
"Lo belom makan, kan? nih, gue bawa nasi Padang mang Ateng, buruan makan mumpung masih anget," ujar Alrick penuh perhatian.
Asyila menyambut bungkus nasi yang diberikan Alrick tanpa sepatah katapun, dia langsung berbalik mengambil piring kemudian memindahkan nasi yang ada ditangannya. Setelah selesai, Asyila langsung makan tanpa mempedulikan Alrick yang sedaritadi memperhatikannya.
"Lo kenapa sih, Syil?" tanya Alrick sambil menarik kursi di depan Asyila.
"Maksud, lo?" Bukannya menjawab, Asyila malah balik bertanya. Alrick mengangkat alisnya saat mendengar kata "Lo" dalam ucapan Asyila.
"Lo? kata Abang yang sering lo gunain dimana, kok sekarang pake lo?" sindir Alrick namun Asyila tak berniat untuk menjawab.
"Sebenernya Lo kenapa sih, hah?! sejak lo pulang ntah dari mana, lo gak ngajak gue ngomong bahkan gue ada di ruang keluarga tadi, tapi lo langsung pergi tanpa mempedulikan gue. Lo kenapa, kalau gue punya salah bilang, jangan malah nyuekin gue," ujar Alrick sedikit emosi melihat tingkah Asyila.
"Lo ngerasa punya salah sama gue?" tanya Asyila penuh arti.
"Ya... gue gak tau," jawab Alrick menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Ya udah kalau gak tau," balas Asyila enteng. " Gue udah selesai makan." Asyila segera mencuci piringnya kemudian berlalu pergi tanpa mempedulikan Alrick yang sedang menatapnya dengan tatapan tak terbaca.
Asyila segera menghempaskan tubuhnya dikasur. Asyila kembali memikirkan tentang siapa yang melaporkan dirinya ke Papahnya. Kemungkinan terbesarnya adalah Alrick tapi Asyila masih ragu karna tidak mempunyai bukti.
"Kayaknya gue harus menyelidiki hal ini." gumam Asyila.
💕
Asyila memasuki kelasnya dengan langkah gontai, dirinya sangat malas untuk bersekolah namun Alrick terus saja menggedor pintu kamarnya dan memaksanya untuk sekolah.
"Kenapa muka lo, kusut amat," ujar Narra melihat Asyila yang datang dengan ekspresi seperti tidak ada semangat hidup.
"Hidup segan mati tak mau," jawab Asyila asal.
"Dih, sok-sokan lo! masalah apa? Depra lagi?!" tanya Narra mulai serius.
"Bukan."
"Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRA
Fiksi RemajaFollow sebelum membaca!🙏 Depra dan Asyila, dua orang yang pernah bersama dimasa lalu, mereka berpisah karna Asyila harus ikut orangtua nya pindah ke luar negri. Beberapa tahun kemudian Asyila kembali keindonesiaan, namun Depra tak mengetahuinya, As...