Part 47

1.5K 80 1
                                    

Asyila menatap semua orang yang ada di taman belakang, terdapat banyak meja-meja panjang yang diatasnya dipenuhi makanan dan minuman, serta taman belakang yang biasanya biasa saja hari ini dihias menjadi sangat cantik.

Semua keluarga baik dari pihak Mamah maupun Papah semuanya ada disini.

"Hai, Asyila," sapa seorang cewek bernama Agatha, sia adalah sepupu Asyila dari pihak Mamah.

Asyila mengerutkan keningnya, bingung. "Ini ada acara apa sih, kok semuanya pada kumpul disini?" tanya Asyila dengan ekspresi polos.

Semua orang menatap tak percaya kearah Asyila.

"Sayang kamu beneran gak inget atau cuma mau ngerjain kita semua?" tanya Syeila dengan pandangan menyelidik.

"Zahra beneran gak inget, Mah. Emang acara apa, sih?"

"Asyila, ini hari apa?" tanya Alrick gemas.

"Minggu...," jawab Asyila ragu.

"Coba inget-inget, lo ada acara apa dihari Minggu dan berhubungan sama Depra,"  kali ini Andra yang bertanya, ia sudah sangat gemas ingin menggeplak kepala Asyila.

"Emm... astaga, gue lupa kalau nanti malem gue sama Depra tunangan," ujar Asyila sambil menepuk jidatnya.

"Akhirnya," seru semua orang.

"Gemes banget gue pengen nampol!" ujar Andra sedangkan Asyila hanya nyengir tak berdosa.

"Sudah-sudah, Asyila ayo duduk, sarapan akan segera dimulai," perintah Ardan tanpa basa-basi Asyila langsung duduk disamping Mamahnya.

Semua orang langsung sibuk mengambil makanan masing-masing. Asyila memperhatikan sekitarnya, jika biasanya saat sarapan dimulai suasana akan menjadi sunyi yang terdengar hanya suara dentingan sendok, maka hari ini berbeda,  semua orang sibuk bercerita sambil menikmati sarapan mereka membuat suasana menjadi sangat ramai. Asyila tersenyum kecil, suasana inilah yang ia impikan sejak kecil.

Setelah sarapan Asyila bersama semua sepupunya langsung menuju kolam renang, mereka akan berenang dikolam renang yang ada dibagian belakang taman ini. Kolam ini berbeda dari kolam renang biasanya, kolam ini dibuat ditengah-tengah kebun buah, yang membuat kolam ini dikelilingi pohon-pohon dan membuat suasananya sedikit gelap sehingga terlihat sedikit menyeramkan  ditambah airnya yang sangat dingin.

Asyila sibuk bermain air dengan rombongan cewek, sedangkan yang cowok bukannya berenang mereka malah sibuk memanjat pohon buah-buahan yang ada disekitar kolam itu.

Alrick sudah nangkring di atas pohon jambu bersama Alvian, Fathan dan Zacky, sedangkan Andra nangkring di pohon Mangga, Alzicri dipohon Apel, dan Vito sibuk memetik buah jeruk.

"Woy, minta dong," teriak Aluna.

Dengan jahilnya Alrick melemparkan buah jambu ke kepala Asyila, membuat cewek itu melotot.

"Alrick Anjingg!" teriak Asyila kesal, ia melempar balik jambu tadi, namun lemparannya meleset yang harusnya ditujukan kepada Alrick malah mengenai kepala Zacky.

Zacky yang merasa tidak terima langsung memetik sebuah jambu dan melemparkannya kearah Asyila, Asyila langsung menyelam membuat jambu itu mengenai hidung Aluna yang sebelumnya berada dibelakang Asyila, Aluna yang tidak terima balik melempar, begitulah seterusnya dan membuat mereka semua sibuk saling lempar buah, bahkan Andra, Alzicri, dan Vito yang sebenarnya tidak ada masalah malah ikut-ikutan melempari Asyila dkk. 

Akhirnya mereka semua jadi perang buah.

💕

Saat ini Asyila berada dikamarnya bersama seorang MUA yang sudah disewa Mamahnya, Asyila menatap wajahnya yang sedikit berbeda dari biasanya.

Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, pikiran-pikiran negatif mulai menghinggapi otaknya. Bagaimana kalau nanti acaranya kacau, atau Depra tidak datang karna dia hanya ingin balas dendam pada Asyila, atau tiba-tiba Alaska datang dan menghancurkan acaranya, dan masih banyak lagi pikiran negatif lainnya.

Setelah memakai gaun yang sudah dipilihkan oleh Mamahnya, Asyila menuju taman belakang ditemani oleh Narra dan Aluna, saat sampai di taman belakang Asyila disambut oleh keluarga besarnya dan juga tamu-tamu undangan dari pihaknya dan pihak Depra.

Asyila duduk disebuah kursi yang telah disediakan, ia merasa gelisah dan takut secara bersamaan pasalnya sejak pagi Asyila sama sekali belum melihat seorang Depra.

"Tenang, Syil, jangan terlalu cemas, rileks," ucap Narra sambil mengelus bahu Asyila, berusaha menenangkan sahabatnya.

Asyila mencoba melakukan apa yang dikatakan Narra. Namun satu jam kemudian Depra masih belum datang.

Para tamu mulai bertanya-tanya. Aksa yang sejak tadi menahan emosi segera menghampiri Rajes yang sejak tadi berusaha menghubungi Depra.

"Gimana?" tanya Aksa penuh penekanan.

"Hp nya tidak aktif, aku tidak bisa menelponnya," jawab Rajes sejujurnya.

"Rajes, aku tidak mau tau, acara ini harus berjalan. Kalau sampai anakku harus malu dan sakit hati karna anakmu, ku pastikan mulai saat itu kau adalah musuh ku Rajes. jangan pernah berharap aku akan memaafkan mu dan anakmu, camkan itu!" Rajes berjalan menjauh menuju Asyila.

Dua jam berlalu dan Depra masih belum datang, Asyila mengepalkan tangannya, sorot matanya menjadi sangat tajam, tidak ada air mata yang ada hanya tatapan kebencian dan kemarahan.

"Syil." Alrick mengusap kepala Asyila agar emosi Cewek itu sedikit turun.

"Bilang ke temen lo, jangan.pernah.muncul.dihadapan.gue lagi.kalau dia.ngga mau.mati.saat itu juga!" ucap Asyila penuh penekanan.

Setelah itu Asyila segera melangkah pergi, baru beberapa langkah Asyila berjalan tiba-tiba Depra datang dari pintu belakang rumah Asyila dengan tubuh yang dipenuhi bercak darah dan wajahnya yang sudah babak belur ditambah perutnya yang terus mengeluarkan darah.

Asyila yang melihat itu langsung berlari kearah Depra.

"Depra, lo kenapa?" Tubuh Depra langsung ambruk saat Asyila tiba dihadapannya.

Asyila langsung merengkuh tubuh Depra tidak peduli dengan gaunnya yang kini terkena darah Depra.

"Depra siapa yang ngelakuin ini semua?" tanya Asyila tidak sabaran.

"N-ngak ta-u... A-alas-ka--." Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Depra tiba-tiba pingsan, Asyila langsung panik.

Alrick dan Andra segera membawa Depra ke mobil, Asyila segera mengiringi mereka begitupun dengan Rajes.

Setelah sampai di Rumah Sakit, Depra segera dibawa ke ruang UGD. Asyila hanya bisa menangis saat pintu itu tertutup.

"Hey, tenang. Depra pasti kuat dia bukan orang yang lemah," ujar Alrick berusaha menenangkan Asyila.

Asyila segera memeluk Alrick, ia ingin mengatakan sesuatu namun tidak bisa karna dadanya sesak menahan tangis.

💞💞💞

Haiiiiiii.

Jumpa lagi. Happy Reading, jangan lupa vote and coment.

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

Aku minta maaf kalau misalnya punya salah🙏

Cerita ini bakal segera tamat, mungkin sekitar 5 Part lagi.

maaf belum bisa bikin cerita yang bener-bener bagus dan makasih untuk yang masih mau baca cerita ini meskipun aku tau cerita ini masih punya banyak kekurangan.

Makasih banget untuk yang udah mau support aku dengan cara ngevote. Intinya makasih yang sebanyak-banyaknya untuk SEMUA pembaca cerita ini.

Salam
Ushsn256


DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang