Asyila menatap tajam kearah Depra.
"Lo nguping?!" tanya Asyila dengan nada tidak suka.
"Papah baru balik dari luar kota, gue disuruh anterin oleh-oleh buat lo, eh, gak sengaja denger lo lagi ngobrol sama si Alaska," jelas Depra dengan nada sangat santai.
"Dan akhirnya lo mutusin buat nguping, iyakan?" Depra hanya nyengir kuda, membenarkan ucapan Asyila.
"Tapi karna gue nguping, gue jadi tau alasan Alrick ngelarang gue buat ngajak lo pacaran," ujar Depra.
"Huffttt... Dep, mulai sekarang kita damai aja ya, kita berpisah baik-baik." Ucapan Asyila membuat ekspresi Depra berubah.
"Kenapa kita harus berpisah?" tanya Depra dengan nada tidak suka.
"Kita memang akan berpisah, Dep, baik sekarang maupun nanti. Meskipun gue gak jadi pindah sekarang, lulus sma nanti, gue bakal tetep pindah. Gue udah janji sama kakek kalau gue bakal kuliah di Singapur dan ngurusin kakek sebagai ungkapan terimakasih gue karna dia mau ngurusin gue selama ini," ujar Asyila dengan pandangan menunduk, ia tidak berani melihat wajah Depra yang sudah memerah karna menahan emosi.
"Oke, kalau itu mau lo, mulai sekarang gue bakal jauhin lo dan bersikap seolah lo bukan siapa-siapa," ujar Depra setelah itu dia melangkah pergi.
"Maaf, Dep. Gue cuma gak mau kalau nantinya perpisahan kita bakal terasa lebih sulit dan sakit. Mungkin ini adalah jalan terbaik buat kita biar gak ada yang tersakiti," gumam Depra sambil menatap kepergian Depra.
💕
Asyila menghampiri Alaska yang sudah menunggunya sejak tadi, cowok itu memaksa ingin ke kantin bersama padahal Asyila sedang tidak mood untuk melakukan apapun.
"Yuk." Alaska menggenggam tangan Asyila, namun Asyila dengan cepat melepaskannya.
"Al, pliss, bersikap seperti seorang sahabat," mohon Asyila, Alaska terdiam beberapa saat kemudian mengangguk.
Setelah itu mereka berjalan beriringan menuju kantin. Asyila menghampiri meja yang sudah diisi oleh anak-anak The Wolf.
"Lah, katanya males ngantin?" tanya Narra.
Asyila hanya menelungkupkan kepalanya dimeja tanpa ada niatan menjawab pertanyaan Narra.
"Lo kenapa, Syil?" tanya Alrick sambil mengelus rambut Asyila.
"Gue udah ngomong sama Depra dan dia udah setuju," ujar Asyila lirih. Asyila memang bercerita kepada Alrick tentang rencananya untuk berpisah dengan Depra lebih tepatnya menjauhinya.
"Terus kenapa lo, kek lesu banget?"tanya Alrick lagi.
"Gue belum siap sepenuhnya, selama ini gue Deket banget sama Depra terus tiba-tiba gue harus bersikap seolah gak kenal, gue belum siap kalau Depra dapet pengganti gue," ucap Asyila dengan lesu.
"Lo gimana sih, saat lo memutuskan sesuatu harusnya lo udah siap dong dengan segala konsekuensinya," sela Aluna dengan nada kesal, ia sedikit emosi dengan sikap tidak pendirian Asyila.
"Lo bisa ngomong kek gitu karna bukan lo yang ngalamin," jawab Asyila ketus.
Aluna ingin membalas ucapan Asyila namun ditahan oleh Alrick.
"Dahlah gue mau balik ke kelas aja." Setelah itu Asyila berlalu pergi, dia bahkan sudah tidak peduli dengan Alaska yang sedaritadi mendengarkan ucapannya.
Saat Asyila memasuki kelasnya, ia dikejutkan dengan Depra yang sedang bersama Zelva.
"Hai, Asyila, lo tau nggak? mulai hari ini gue udah resmi jadi siswa sekolah ini, semoga kita bisa berteman ya," ujar Zelva dengan senyum manis, entah mengapa menurut Asyila senyum itu malah terlihat mengejeknya.
"Oh," jawab Asyila cuek, setelah itu Asyila berjalan menuju mejanya dan memutuskan untuk tidur.
Depra menatap kepergian Asyila dengan senyum penuh arti.
💕
Saat pulang sekolah Asyila berdiri di halte dekat sekolahnya menunggu Alrick. Tak lama kemudian Alrick muncul namun ia tak sendirian dibelakangnya ada Aluna.
"Syil lo tunggu bentar ya, gue mau nganter Aluna dulu, gak papa kan?" tanya Alrick, Asyila yang malas menanggapi hanya mengangguk, setelah itu Alrick segera pergi dari sana.
Asyila menatap sepatunya, entah mengapa sekarang ia merasa semua orang mengabaikannya, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing dan melupakan dirinya. Asyila menghembuskan nafas lelah.
Asyila berusaha berpikir untuk mencari tempat yang bisa membuat pikirannya tenang. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikiran Asyila, cewek itu segera memberhentikan taksi yang kebetulan lewat
Ia segera memberikan sebuah alamat kepada supir taksi itu dan mereka segera berangkat.
Mobil yang dinaiki Asyila berhenti disebuah rumah ditengah hutan, setelah memberikan uang Asyila langsung menyuruh supir taksi itu untuk segera pergi.
Asyila membuka gerbang rumah itu, terlihat halaman yang begitu asri, terdapat taman bunga dan air mancur yang begitu indah.
Sesampainya Asyila didepan pintu ia segera memencet bel, tak lama keluar seorang wanita paruh baya.
"Eh, non Asyila, ayo masuk, non," ujar wanita itu.
Asyila segera mengikuti langkah wanita itu.
"Non kok lama banget gak kesini?" tanya wanita itu.
"Hehehe, Syila sibuk bik," jawab Asyila seadanya.
"Non mau makan atau mau istirahat ke kamar?"
"Syila mau istirahat aja bik, Syila duluan ya, bye bi Ina." Asyila berjalan menaiki tangga menuju sebuah kamar yang berada dilantai dua.
Asyila membuka pintu kamar yang sudah cukup lama tidak ia kunjungi, dulu saat kelas sepuluh, saat orang tuanya berpisah, Asyila sering merasa stres, dan ia akan kerumah ini untuk menenangkan pikirannya. Tidak ada yang tau rumah ini bahkan orang tuanya sekalipun.
Asyila berdiri dijendela kamarnya yang mengarah langsung ke sebuah hutan Pinus. Asyila menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Setelah puas menikmati pemandangan, Asyila memutuskan untuk tidur.
💞💞💞
Salam
Ushsn256
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRA
Teen FictionFollow sebelum membaca!🙏 Depra dan Asyila, dua orang yang pernah bersama dimasa lalu, mereka berpisah karna Asyila harus ikut orangtua nya pindah ke luar negri. Beberapa tahun kemudian Asyila kembali keindonesiaan, namun Depra tak mengetahuinya, As...