Part 35

2.2K 104 3
                                    

Sepulang sekolah Asyila dikejutkan dengan kehadiran kakeknya. Pasalnya mamah dan papahnya tidak pernah mengatakan jika kakeknya akan berkunjung.

"Kakek, kapan sampe di indo, kok gak ngabarin Asyila," tanya Asyila sambil memeluk kakeknya.

"Tadi siang, kakek sengaja gak ngabarin kamu biar kamu bisa fokus disekolah," jawab Ardan, kakek Asyila.

"Asyila kangen banget sama kakek. Kakek kesini sama siapa?"

"Sama--." Ucapan Ardan terputus saat seorang cowok datang dari arah dapur.

"Hai," sapa cowok itu membuat Asyila terpaku beberapa saat.

"Alaska," gumam Asyila saat melihat cowok itu.

"Kangen gak sama aku?" Alaska langsung memeluk Asyila.

Asyila masih terdiam ditempatnya, ia tidak membalas pelukan Alaska.

"Oh iya, Asyila, seminggu lagi kalian akan tunangan," ujar Ardan membuat Asyila semakin terkejut.

"Tapi, Kek." Ardan lebih dulu mengangkat tangannya, tanda jika ia tidak menerima penolakan.

"Sesuai janji kamu sama kakek, kalau kamu akan selalu menuruti keinginan kakek." Asyila terdiam sambil mengepalkan tangannya.

"Asyila ke kamar dulu, mau ganti baju." tanpa menunggu Jawaban dari kedua orang itu, Asyila bergegas menuju kamarnya.

Asyila mengunci pintu kamarnya lalu melemparkan tas nya kemudian berjalan ke arah balkon kamarnya, yang bersebelahan dengan balkon kamar Depra.

Asyila ingin memberi tahu Depra tentang pertunangannya namun ia ragu. Ia takut kalau Depra akan membencinya dan menjauhi nya.

Akhirnya Asyila memutuskan untuk menelpon Narra.

"Apa?"

"Gue mau cerita, jangan dipotong sebelum gue selesai"

"Ogeh"

"Sebenernya gue punya perjanjian sama kakek gue, isi perjanjiannya itu gue boleh balik ke Indo dengan syarat cuma dua tahun, jadi seharusnya gue kelas dua belas nanti balik ke Singapur. Gue protes, akhirnya kakek gue ngajuin syarat lagi,  gue boleh bener-bener pindah ke Indo dengan syarat gue harus tunangan sama orang pilihan kakek gue, saat itu gue gak berpikir panjang, gue langsung setuju, hari ini kakek gue dateng, dia bawa calon tunangan gue, dan gue bakal tunangan Minggu depan. Gue harus gimana Nar, gue gak mau tunangan tapi gue juga gak mau balik ke Singapur"

"Gue gak tau, masalah lo belibet banget. Terus lo udah ngasih tau Depra kalau Lo bakalan tunangan?"

"Blom, gue takut Depra jadi ngejauhin gue"

"Tapi cepat atau lambat dia bakal tetep tau"

"Au ah, gue pusing banget, apalagi kakek gue itu tipe orang yang kalau dia udah A mau diapain, dirayu, disogok, dia tetep kekeuh A"

"Gue juga gak tau, udah nanti aja. Otak gue blom mau diajak berpikir keras"

"Ya udah deh"

Asyila mematikan sambungan teleponnya, lalu kembali menatap kearah kamar Depra, kamar itu tampak sepi sepertinya sang pemilik belum pulang.

"Asyila, ganti bajunya udah blom, cepetan ke bawah orang-orang nungguin kamu," seru Syeila di depan kamar Asyila.

Asyila bergegas mengganti seragam sekolahnya dan segera turun menuju ruang makan.

"Maaf telat, tadi ada urusan sebentar," ujar Asyila sesampainya dimeja makan.

"Ya sudah, ayo duduk," ujar Ardan. Asyila segera menuruti perintah kakeknya.

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang