Part 49

1.4K 64 1
                                    

Semua anggota inti The Wolf gen 1 dan 2 berada di ruang rawat Depra. Mereka sedang membahas tentang pelaku penyerangan terhadap Depra.

"Motif mereka apa sih sebenernya?" tanya Rio dengan nada kesal.

"Mereka disuruh orang."

"Siapa orangnya?" tanya Asyila tidak sabaran.

"Mungkin lo nggak akan percaya tapi emang dia pelakunya."

"Siapa?"

"Alaska."

"Yakin lo? tapi pas kejadian justru Alaska nolongin gue," ujar Depra sedikit tidak percaya dengan ucapan Alrick.

"Iya, bodyguard Papah lo yang nangkap dia waktu dia mau pergi dari bangunan kosong itu setelah ngasih bayaran untuk tiga orang suruhannya. Dia sengaja biarin lo kabur karna dia emang gak ada niatan mau bunuh lo, dia cuma mau buat acara pertunangan kalian batal."

"Gila tuh orang!" umpat Rio.

"Dia juga mau balas dendam karna Depra buat dia kecelakaan," tambah Alrick lagi membuat Depra langsung menatap tajam kearahnya.

"Dep." Asyila menatap tajam kearah Depra.

"Gue cuma mau ngancem dia biar jauhin lo," Depra menatap Alrick, kode agar Alrick menolongnya.

"Udah-udah, lagian udah impas juga kan. Gue mau pergi dulu, bye." Alrick keluar diikuti Aluna, semua mata langsung menatap curiga kearah dua orang itu.

"Mereka berdua mau kemana?"

"Ngedate kayaknya."

"Apalah daya ku yang jomblo ini," ujar Gibran mendramatis.

💕

Setelah seminggu dirawat dirumah sakit akhirnya Depra diizinkan pulang.

Semua anggota The Wolf berkumpul dirumahnya.

"Akhirnya, pulang juga lo," ujar Gibran sambil menepuk pundak Depra.

"Ayo kita makan-makan," ujar Andra dengan semangat 45, Vero menjitak kepala Andra.

"Makan Mulu yang lo pikirin," sahut Alrick.

"Makan udah siap, yuk kebelakang," ujar Narra yang baru datang dari arah dapur.

"Akhirnya." Andra langsung berlari menuju taman belakang rumah Depra.

"Si Andra malu-maluin banget sih," keluh Daniel, sahabat Depra.

"Maklum aja," sambung Alrick.

Semua orang sudah berkumpul di taman belakang membuat suasana menjadi sangat ramai.

Depra langsung duduk disamping Asyila.

"Oh iya, gue lupa. Nih, buat semua anggota The Wolf, ya." Alrick mengeluarkan sebuah undangan, Rio langsung mengambil undangan itu dan membukanya.

"Lo betiga mau tunangan bareng?" tanya Gibran sambil memperlihatkan undangan itu.

"Iya, jangan nggak dateng lo pada," sahut Andra sambil mengunyah makanannya.

"Kapan sih acaranya?" tanya Leo, Gibran langsung memberikan undangan tadi.

"Kapan, Le?"

"Malam minggu."

Andra segera menyelesaikan makan nya, setelahnya cowok itu segera berdiri dikursinya.

"Pengumuman! Malam Minggu nanti semua anggota The Wolf mohon untuk datang ke acara pertunangan gue-narra, Asyila-Depra, dan Alrick-Aluna. Dress code nya hitam."

"Dan jangan lupa bawa pasangan, biar gak keliatan banget kalau lo pada jomblo," sambung Alrick sambil melirik Gibran.

"Apa lo liat-liat," ujar Gibran jutek.

Semua orang dimeja itu langsung tertawa melihat ekspresi Gibran.

💕

Asyila memandang langit yang sedang sangat cerah dan berbintang dari balkon kamar Depra.

Asyila merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

"Langit nya bagus banget," ujar Depra setengah berbisik.

"Iya, bulan nya terang banget, bulan purnama."

"Gue masih gak percaya kita bentar lagi bakal tunangan, dulu waktu lo pergi gue udah pasrah kalau kita gak bakal ketemu lagi," curhat Depra Asyila hanya diam mendengarkan.

"Gue sebenernya pernah nyusul lo, hari itu gue udah sampai di Singapur dan gue langsung menuju rumah kakek lo tapi pas gue dateng, kakek lo lagi ngobrol sama Alaska, kakek lo nyuruh Alaska jagain lo dengan imbalan Alaska akan jadi tunangan lo, gue kecewa, dan akhirnya gue mutusin buat pulang aja." Depra semakin mengeratkan pelukannya.

"Kenapa gak jadi nemuin gue?"

"Gue udah sempet ngomong sama kakek lo, pas gue bilang kalau gue anaknya Papah, dia langsung ngusir gue, dia bilang kalau gue anak dari orang yang udah buat lo menderita jadi gue gak pantes untuk ketemu sama lo." Asyila berbalik menghadap Depra, dan mengelus pipi cowok itu.

"Maafin kakek," pinta Asyila sambil memeluk Depra.

"Gue gak pernah benci sama kakek, cuma agak kecewa aja karna udah jauh-jauh ke Singapur tapi gak bisa ketemu sama lo."

"I love you." Depra langsung mengecup bibir Asyila

"Astaghfirullah, mata gue ternoda!!" teriak Andra sambil menutup mata Narra.

"Ya tutup mata lah," celetuk Depra dengan santai.

"Ihhh, lo ngapain nutup mata gue, kan gue mau ngeliat," Protes Narra.

"Nggak boleh, ayo balik."Andra segera menarik tangan Narra.

"Lo sih." Asyila menepuk bahu Depra dengan keras sebagai bentuk protes.

"Kok gue?"

"Ya emang lo kan," ujar Asyila jutek.

"Udah biarin, lagian si Andra juga sering kek gitu."

"Serius? sama siapa?"

"Ya sama Narra lah, siapa lagi."

"Anj***, ternyata si Narra pura-pura polos," ujar Asyila dengan ekspresi tak percaya.

"Hahaha, lucu banget sih." Depra langsung mengunyel-ngunyel pipi Asyila.

"Ihhh, sakit," protes Asyila sambil mengelus pipinya.

Depra langsung menangkap pipi Asyila lalu mengelusnya. "Sayang banget sama lo, I love you pokoknya." Depra mencium pipi Asyila yang sudah memerah karna blushing.

Asyila langsung membelakangi Depra menutup wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus. Sejak pulang dari rumah sakit, sikap Depra jadi semakin meresahkan.

"Gempol," ujar Depra, membuat Asyila berbalik dan menatap heran kearahnya.

"Maksudnya?"

"Gemes poll," jawab Depra dengan senyum manis membuat Asyila kembali berbalik.

"Au ah, gue mau ke bawah aja," ujar Asyila sambil menunduk melewati Depra.

Depra segera menahan lengan Asyila.

"Barengan, yuk." Depra menarik tangan Asyila sedangkan Asyila hanya mengikuti langkah Depra dengan kepala ditundukkan.

"Kenapa sih dari tadi nunduk terus?" tanya Depra tapi Asyila hanya menggelengkan kepalanya.

"Hei." Depra mengangkat wajah Asyila.

Wajah Asyila kembali bersemu merah saat beradu mata dengan Depra.

"Huaaa, Papah, Zahra baper." Asyila langsung berlari menuruni tangga menuju tama belakang.

Depra hanya menatap Asyila sambil menggelengkan kepalanya, takjub.

💞💞💞

Happy Reading, guys.

Salam
Ushsn256

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang