Part 51

1.5K 53 0
                                    

Asyila mengendarai mobil Depra dengan senyum kepuasaan sedangkan Depra sudah pucat duduk disamping Asyila.

Tak lama kemudian mobil itu memasuki halaman SMA Erlangga. Depra dengan cepat keluar dari mobilnya dan segera berjongkok disamping mobil dan langsung memuntahkan isi perutnya.

"Lo ngajak gue mati, hah?!" tanya Depra kesal.

"Dih, sok-sokan lo. Sekarang lo udah tau kan gimana perasaan gue pas lo bawa gue kebut-kebutan," ucap Asyila dengan senyum penuh kemenangan.

"Tapi gue pake motor," balas Depra tak mau kalah.

"Ya udah sih sama aja. Kuy, ke kelas."

Asyila langsung menggandeng tangan Depra menuju kelas mereka.

Siswa-siswi SMA Erlangga langsung menatap kearah Depra, akhirnya ketua osis mereka itu kembali bersekolah.

Sesampainya dikelas, Depra segera mendudukkan Asyila di kursinya dan segera berbaring dengan paha Asyila sebagai bantalan.

"Pusing banget?" tanya Asyila khawatir.

"Hmm, gue mau tidur, kalau udah bel bangunin." Depra bergerak mencari posisi ternyaman.

Asyila memijat pelipis Depra agar rasa pusing cowok itu sedikit berkurang. Tak lama kemudian Depra sudah tertidur.

"Kenapa tuh orang?" tanya Aluna yang baru datang.

"Pusing, gue ajak kebut-kebutan pake mobil," jawab Asyila dengan santai.

"Gila lu! orang habis sakit diajak kebut-kebutan, gimana gak tepar," ujar Aluna sambil geleng-geleng.

"Hehehe." Asyila hanya cengar-cengir.

Aluna menghela nafas lelah kemudian berbalik pergi menuju meja nya.

Tiba-tiba terdengar teriakan Andra dari luar kelas, sontak Depra langsung terbangun. Ia langsung menatap tajam kearah Andra yang baru memasuki kelas.

"Kenapa lu, boss?" tanya Andra sambil menepuk pundak Depra, membuat cowok itu semakin kesal.

"Ck, ganggu banget sih, lo," decak Depra.

"Lagian lu ngapain teriak-teriak?" tanya Asyila.

"Gue membawa berita bahagia," ujar Andra dengan dengan senyum sombong.

"Berita apaan?"

"Pak Berok hari ini nggak masuk." Asyila langsung tersenyum senang mendengar itu, murid lain yang mendengar itu juga berteriak kegirangan.

Pak Berok alias pak Abdul, siswa-siswi SMA Erlangga memanggil dia pak Berok lantaran ia mempunyai janggut yang sangat lebat seperti kambing Berok, mungkin orang-orang akan berpikir jika pak Abdul akan merasa sakit hati karna panggilan itu namun nyatanya pak Abdul malah senang, ia menganggap panggilan itu sebagai panggilan spesial dari siswa-siswi yang menyayanginya dan menganggapnya spesial.

Pak Abdul adalah guru PAI. Dia itu guru yang super rajin, jarang nggak masuk kelas kecuali ada urusan yang benar-benar tidak bisa ditinggalkan, karna itulah jika ada berita kalau pak Abdul tidak masuk kelas semua murid langsung kesenangan.

"Serius?" tanya Depra, ia sedikit tidak percaya dengan Andra karna Andra sering membohongi mereka.

"Kali ini gue serius, nggak bohong. Pas gue lewat dari depan ruang guru, Bu nyimas manggil gue dan nitip pesan, kalau nanti jam pelajaran pak Abdul ketua kelas disuruh ngambil tugas diruang guru," terang Andra dengan wajah meyakinkan.

"Oke, awas aja kalau lo bohong."

Depra beranjak dari kursinya dan sambil menarik tangan Asyila keluar dari kelas yang saat ini sudah seperti pasar, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing.

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang