Part 37

1.9K 86 2
                                    

Asyila berjalan menuju gerbang rumahnya. Pagi ini ia sedikit merasa aneh, biasanya setiap pagi Depra sudah ada didepan rumahnya atau malah ikut sarapan bersama keluarganya, tapi pagi ini belum anda tanda-tanda kehadiran cowok itu.

Saat Asyila membuka pintu gerbang, Depra tetap tidak ada, akhirnya Asyila memutuskan untuk menghampiri Depra kerumahnya.

"Depraaa," teriak Asyila, ia memang sering berteriak seperti itu saat berkunjung ke rumah Depra.

"Eh,Syila." Asyila menoleh kearah sumber suara terlihat Rajes yang sedang menuruni tangga menuju kearahnya.

"Pagi, Pa, Depra nya ada?" tanya Asyila membuat kening Rajes sedikit berkerut.

"Lah, bukannya Depra udah berangkat dari tadi," jawab Rajes membuat Asyila langsung terdiam.

Kenapa Depra meninggalkannya, apa cowok itu marah atau ada urusan lain. Asyila terpaku beberapa saat saat menyadari sejak kemarin sikap Depra mulai berubah, apakah cowok itu akan menjauhinya karna pertunangan itu. Asyila menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengenyahkan semua pikiran negatif dikepalanya.

"Oh, yaudah deh, kalau gitu Asyila pamit dulu ya, Pa, bye," ujar Asyila sambil menyalimi tangan Rajes.

"Iya, hati-hati, ya."

💕

"Vero," seru Asyila saat melihat Vero yang sedang berjalan keluar dari kelasnya.

"Kenapa?"

"Depra mana?"

"Ada tuh di dalem," jawab Vero sambil melanjutkan langkahnya.

Asyila langsung bergegas menuju kelas Depra, saat Asyila memasuki kelas itu terlihat Depra yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja, sepertinya tertidur.

Asyila duduk dikursi samping Depra, lalu mengamati rambut cowok itu, beberapa saat kemudian Depra terbangun, ia langsung menatap Asyila yang berada tepat didepannya.

"Dep," panggil Asyila karna cowok itu tidak bersuara sejak tadi.

Bukannya menjawab Depra malah memberikan tatapan datar lalu beranjak pergi tanpa sepatah katapun. Asyila yang melihat itupun merasa aneh.

Sepertinya apa yang ia takutkan akan terjadi atau lebih tepatnya sudah terjadi, Depra membencinya dan menjauhinya.

Asyila memutuskan untuk kembali ke kelasnya, saat Asyila berada di koridor kelasnya, ia tidak sengaja melihat Depra yang sedang berkumpul bersama anggota osis, Asyila ingat, kalau perlombaan masih berlanjut sampai hari Jum'at.

Depra terlihat begitu dingin, ia berbicara tanpa ekspresi.

"Hei." Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Asyila.

"Alaska? kok lo disini?" tanya Asyila.

"Aku pindah sekolah, sebenarnya aku udah sekolah dari kemarin tapi aku gak sempet nemuin kamu soalnya masih banyak urusan," jelas Alaska, Asyila hanya ber oh.

"Lo bisa nggak ngomongnya lo-gue aja," pinta Asyila, ia kurang nyaman dengan kata aku-kamu yang dipakai Alaska.

"Kenapa emangnya?"

"Biar lebih nyambung aja," jawab Asyila singkat, mendadak ia jadi malas bicara.

"Oke," jawab Alaska lirih.

"Aku masuk  kelas dulu." Tanpa menunggu Jawaban Alaska, Asyila langsung melenggang pergi.

Alaka menatap Asyila dengan tatapan sendu.

Tanpa mereka sadari sejak tadi Depra memperhatikan mereka.

💕

Asyila dan Narra berjalan bersama menuju kantin. Asyila langsung menghembuskan nafas kesal saat melihat betapa ramainya keadaan di kantin sekolah.

"Gila! kalau kek gini, kapan gue makan," gerutu Asyila.

"Kita beli bakso yang diseberang sekolah aja yuk," usul Narra yang langsung disetujui oleh Asyila.

Saat Asyila berbalik badan, Asyila hampir menabrak seseorang. "Eh, maaf-maaf," ujar Asyila, saat ia melihat wajah orang yang hampir ditabraknya ekspresi Asyila langsung berubah datar.

"Gak papa kok, Syil," balas orang itu yang tak lain adalah Zelva.

Tatapan Asyila turun kerah tangan Zelva yang sedang menggenggam tangan seseorang

"Ayo, Dep, gue udah laper banget, duluan ya, Syil," ujar Zelva diakhiri dengan senyuman penuh arti.

"Syil...lo sama Depra lagi ada masalah?" tanya Narra yang merasa aneh dengan sikap Depra, tidak biasanya cowok itu mengabaikan Asyila.

"Gue udah ngasih tau Depra tentang pertunangan itu," jawab Asyila dengan tatapan kosong.

"Jadi itu alasan dia bersikap gak peduli sama, lo?"

"Mungkin," jawab Asyila seadanya.

"Syil," panggil seseorang, sontak Asyila dan Narra langsung menoleh.

"Itu siapa, Syil?" tanya Narra.

"Alaska, calon tunangan gue." Narra hanya membalas dengan ber oh ria.

"Hei, aku-- eh, maksudnya, gue bawain lo nasi goreng, terima ya, ini dari Mamah," ujar Alaska dengan senyum manis yang selalu tersemat dibibirnya.

"Mamah? tante Rena lagi di Indonesia juga?" tanya Asyila.

"Iya, semua keluarga gue lagi di Indo, kan acara pertunangan kita bentar lagi," jawab Alaska, Asyila hanya manggut-manggut, tanda mengerti.

"Gue cuma mau ngasih itu, gue pergi dulu ya, bye," pamit Alaska setelah itu dia langsung berlari pergi.

"Syil, calon tunangan lo ganteng banget, lo gak mau kan tunangan sama dia, yaudah kasih ke gue aja," ujar Narra sambil menatap Alaska yang pergi menjauh dengan tatapan kagum.

"Terus si Andra mau lo bawa kemana?!" balas Asyila sewot.

" Si Andra kan gak mau pacaran, nah, sekarang gue sama Alaska dulu nanti kalau Andra udah siapa nikahin gue, baru deh gue balik sama Andra." Asyila langsung mendelik kearah Narra, lalu berlalu pergi menuju meja yang kosong.

"Iss, kok lo ninggalin gue sih," ujar Narra dengan nada kesal.

"Lo bisa diem gak sih, perasaan dari tadi nyerocos mulu," sergah Asyila, saat ini kepalanya pusing memikirkan sikap Depra ditambah perutnya yang sedang lapar dan malah ditambah ocehan unfaedah  Narra.

"Iya-iya gue diem. Eh, btw gue boleh minta nasi lo, dikit aja, gue juga laper," ujar Narra dengan wajah memelas.

"Bagi dua," jawab Asyila membuat Narra langsung tersenyum kegirangan.

tanpa mereka sadari, sejak tadi Depra terus memperhatikan mereka, begitupun dengan Alaska yang sedaritadi memperhatikan Asyila dari arah pintu masuk.

💞💞💞

Salam
Ushsn256

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang