Depra menatap rumah di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan, rumah bertingkat dua dengan cat berwarna putih, rumah itu adalah rumah Asyila.
Setelah memencet bel, Depra berbalik membelakangi pintu masuk. Tak lama terdengar suara pintu dibuka.
"Anda siapa? ada urusan apa?" tanya seseorang yang tak lain adalah Alrick.
"Hai...." Depra membalik tubuhnya menghadap Alrick.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Alrick dengan nada tidak suka.
"Gue mau jemput Lala," jawab Depra santai, sama sekali tidak terpengaruh dengan nada bicara Alrick.
"Disini gak ada Lala, jadi mending lo pergi," Alrick bergerak menutup pintu namun ditahan oleh Depra.
"Sebenernya apa alasan lo ngelarang gue deketin Lala, gue salah apa? kenapa kalian bersikap seolah-olah gue udah nyakitin Asyila, disini gue yang sakit. Asyila ninggalin gue, gak pernah ngehubungin gue, pas balik gak nyamperin gue, bersikap seolah gak pernah kenal gue." Depra mengeluarkan semua unek-uneknya selama ini.
"Kenapa kalian bersikap seolah-olah, Asyila pergi karna kesalahan gue, sehingga pas dia balik, dia gak boleh ketemu gue, biar dia gak sakit lagi. Kenapa kalian egois, kenapa kalian gak pernah mikirin perasaan gue!"
"Bertahun-tahun gue nunggu Asyila pulang dan berharap bisa kayak dulu lagi, tapi apa....."
"Mana janji lo dulu, lo dulu janjikan, kalau suatu saat nanti lo bakal balikkin Asyila ke gue, kenapa sekarang lo malah menjauhkan dia, lo mau ingkar janji?" Alrick terdiam mendengar semua perkataan Depra.
"Kenapa diem, hah. Apa salah, kalau gue berusaha mengembalikan apa yang pernah menjadi milik gue?" tanya Depra dengan pandangan lurus ke arah Alrick.
"Gue cuma minta waktu sedikit aja untuk buat Asyila kembali ke gue, kalau emang, pada akhirnya Asyila tetep mau pergi, yaudah. Gue akan lepasin dia."
"Oke, gue kasih lo waktu sampai kenaikan kelas, kalau saat kenaikan kelas dia pindah sekolah artinya lo gagal, tapi, kalau dia tetep stay di SMA Erlangga, artinya lo berhasil. Ayo masuk, gue panggil Asyila dulu," Senyum kemenangan langsung terbit dibibir Depra.
Depra mengikuti langkah Alrick, dia duduk disofa yang ada diruang tamu sedangkan Alrick ke lantai atas.
Depra yang bosan hanya duduk, akhirnya memutuskan untuk melihat-lihat isi rumah ini.
Dia berjalan menuju ruang keluarga, di sana ada sebuah tv, sofa, karpet, dll. Terdapat banyak sekali poto diruangan ini, ada poto Asyila dan orang tuanya, Asyila dan Alrick, Asyila dan geng The Wolf. Mata Depra tak sengaja melihat sebuah poto yang diletakan dalam lemari kaca.
Poto itu adalah potonya bersama Asyila disebuah pantai, dipoto itu Depra dan Asyila tersenyum lebar dengan tangan yang saling bertaut.
Depra tersenyum, ternyata Asyila tak benar-benar ingin melupakannya.
"Lagi liat apaan?" Depra terkejut saat melihat Alrick berdiri dengan tangan bersedekap tepat dibelakangnya.
"Liat poto gue sama Lala." Alrick hanya ber oh mendenga jawaban Depra.
"Lo disuruh Asyila ke kamarnya, tapi inget jangan macem-macem!"
"Iya," jawab Depra datar, sepertinya mode ice boy sedang on
"Lo naik tangga, terus masuk ke kamar yang ada tulisan A QUEEN, pintunya jangan ditutup," peringat Alrick.
"Iya." Depra segera berlalu pergi menaiki tangga.
Sesampainya di lantai atas, Depra tidak kesusahan mencari kamar yang dimaksud Alrick, sehingga dia segera masuk tanpa menutup pintu.
Terlihat Asyila yang sedang mengepang rambutnya, dia sudah memakai seragam SMA Erlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRA
Teen FictionFollow sebelum membaca!🙏 Depra dan Asyila, dua orang yang pernah bersama dimasa lalu, mereka berpisah karna Asyila harus ikut orangtua nya pindah ke luar negri. Beberapa tahun kemudian Asyila kembali keindonesiaan, namun Depra tak mengetahuinya, As...