Part 6

7.6K 428 8
                                    

Alrick, Alvian, Gibran, Rio, dan Gerald, sudah bersiap digaris start, malam ini mereka akan balap mobil. Harusnya mereka balapan malam kemarin, tetapi karna tubuh Alrick dan Alvian masih sakit akibat duel, jadilah diundur malam ini.

Mereka berlima adalah inti The Wolf, seperti namanya, susunan jabatan dalam geng The Wolf juga meniru susunan jabatan dalam dunia werewolf, dimana Alrick sebagai Alpha, Alvian sebagai Beta, Gibran sebagai Gamma, Rio sebagai Delta, dan Gerald sebagai hunters.

Asyila berdiri di depan kelima orang itu, dengan sebuah pistol ditangannya.

"Dorr!!" Asyila menembakkan pistol keatas dan kelima inti The Wolf itu langsung tancap gas.

Alvian memimpin saat ini, dibelakangnya ada Rio dan Gibran, lalu Gerald dan terakhir Alrick.

Semua anggota The Wolf yang hadir bersorak-sorak mendukung pilihannya, kira-kira ada 150 orang, dengan 100 laki-laki dan 50 perempuan.

Detik-detik mencapai garis finish, Alrick menambah kecepatannya, bergerak sangat lincah mendahului keempat lawannya, dan, yeah. Semua orang juga tahu kalau tidak ada yang bisa mengalahkan kemahiran Alrick dalam mengendarai mobil.

Meskipun Alrick dan Alvian hanya selang beberapa detik saja, disusul Gerald, lalu Gibran dan terakhir Rio.

"Yoo, bos, qu," ujar Alvian sambil menepuk bahu Alrick.

"Yah, gagal deh gue dapat motor Kawasaki," ujar Rio sok mendramatis.

"Oke-oke, gue akuin kehebatan lo, Rick," ujar Gibran.

"Yaiyalah, kalau gue kalah, posisi gue sebagai Alpha tergeser dong," ujar Alrick bercanda.

"Rick, gimana kalau lo lawan gue," tantang Asyila dengan senyum devil.

"Oke, siapa takut," jawab Alrick sombong.

"Tapi pake motor, gimana?"

"Whatt, gak bisa gitu dong," protes Alrick.

"Lah, kan tadi balap mobil sekarang balap motor dong," ujar Asyila keukeh.

"Oke." Asyila langsung tersenyum senang.

Asyila segara menghampiri motor kesayangannya, begitupun Alrick.

Alrick dan Asyila bersiap di posisi, dan Narra sebagai komando.

"Satu... dua... ti... Dorr!"

Asyila langsung menarik gasnya, meninggalkan Alrick. Setelah Alrick tak kelihatan lagi, Asyila melambatkan kecepatannya, bahkan sangat lambat.

Asyila menghirup udara dalam-dalam, menikmati malam. Membayangkan semua yang terjadi hari ini, dari melihat Depra yang bersama Aluna sampai Depra yang meminjamkannya jaket.

Alrick mendahului Asyila yang masih fokus membawa motornya, garis finish tinggal dua meter Alrick tersenyum penuh kemenangan, dia menoleh kebelakang. Bummm... Asyila tidak ada di belakang, saat Alrick kembali menoleh kedepan, Asyila tersenyum manis dibelakang garis finish.

Alrick yang melihat itu hanya bisa melongo, Asyila bergerak hanya dalam beberapa detik. Tak lama kemudian Alrick sampai digaris finish.

"Hai, Alrick," sapa Asyila dengan senyum penuh kemenangan.

"Yayaya, nih." Alrick melemparkan kunci motornya yang langsung ditangkap oleh Asyila.

"Gak diraguin lagi, kalau Asyila emang Queenya jalanan," ujar Rio sambil geleng-geleng.

"Lebay lo," sahut Gibran menggeplak kepala Rio.

"Heh, gila ya lo," sungut Rio sambil mengusap kepalanya.

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang