Part 9

6.4K 389 8
                                    

Depra menatap sendu ke arah sahabatnya, Aluna. Aluna menatap orang-orang disekitarnya dengan mata berkaca-kaca.

Satu sekolah mencemoohnya, semua orang mencaci makinya, mengatakan hal yang tidak-tidak, dan menatapnya dengan pandangan menghina.

Semua ini berawal dari sebuah video yang diupload oleh sebuah akun diinstagram, dalam video itu terdapat Aluna yang sedang merayu Depra, lalu Papah Aluna yang mengatakan kalau Aluna adalah anak haram, lalu Aluna yang sedang mabuk disebuah bar, dan Aluna yang sedang menyogok wali kelasnya.

Video itu tersebar dengan cepat dan langsung viral dikalangan siswa SMA Erlangga.

Karna tidak tahan dengan semua cemoohan orang-orang, Depra langsung menarik Aluna menuju kelasnya, bahkan dia memberikan sebuah earphone agar Aluna tidak lagi mendengar kata-kata yang menyakitkan.

Depra menghela nafas kasar, dia harus mencari tahu siapa yang telah menyebarkan video itu, dan memberi pelajaran karna telah berani mengusik orang yang berada dalam wilayah teritorinya.

"Dep, Aluna gimana?" tanya Vero yang baru sampai.

"Gak baik," jawab Depra datar.

"Huhh, lagian siapa sih yang berani sebarin video itu," ujar Vero kesal.

"Pokoknya, kalau sampai gue dapetin pelakunya, abis tuh orang!" umpat Daniel emosi.

Depra melangkahkan kakinya keluar kelas, menuju belakang kelas. Sesampainya di sana, Depra langsung menghubungi seseorang.

Setelah urusannya selesai, Depra kembali kedalam kelasnya. Tanpa dia sadari, ada seseorang yang mengawasinya dari tadi.

💕

Keenam cewek itu berdiri didekat dinding pembatas rooptof, menatap ke arah sepasang manusia yang sedang berusaha menerobos orang-orang yang menghalanginya. Senyum kepuasan tercetak dibibir mereka.

"Hahaha, rasain lo!" ujar Zahra disertai seringai puas.

"Bagus juga hasil kerjaan lo," ujar Vina sambil menepuk bahu Lalisa.

"Yoi, siapa dulu, Lalisa," sahut Lalisa dengan nada sombong.

"Wohoo, sombong sekali ya, anda," celetuk Zazkia.

"Harus dong, selagi kita punya prestasi, sombong adalah suatu kewajiban," jawab Lalisa dengan angkuh.

"Menurut lo, gimana Syil," tanya Zahra kepada Asyila yang sedari tadi belum bersuara.

"Bagus, tapi setelah ini, gue gak yakin kalian masih bisa tenang, Depra pasti bakal bertindak, dan kalian harus hati-hati kalau gak mau masuk penjara. Dan ingat, jangan pernah bawa-bawa nama The Wolf," ujar Asyila datar.

"Oke, lo tenang aja," jawab Zahra.

"Oke, gue ke kelas duluan, bye." Asyila langsung pergi dari sana.

Saat melewati kelas Depra, Asyila sedikit menoleh ke arah Aluna, sebenarnya Asyila sedikit tidak tega, namun mau bagaimana lagi, dia tidak tau kalau Zahra dkk akan berbuat sampai segitunya.

Tanpa sengaja matanya bertubrukan dengan mata tajam seseorang, Asyila terpaku menatap mata itu, tanpa bisa mengalihkan pandangannya, mata itu seolah mempunyai magnet.

"Lo ngapain di sini?" tanya Vero dari arah belakang Asyila, dengan spontan Asyila berbalik.

"Gue cuma lewat aja kok," jawab Asyila santai.

"Ooh, awas aja kalau ada maksud lain," ujar Vero membuat Asyila menatap heran ke arahnya.

"Maksud lo ?" tanya Asyila.

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang