Extra Part

2.4K 56 0
                                    


Depra mengelus pipi gembul anak laki-laki yang ada digendongnya, Pradika Rajeksa Erlangga. Hari ini anak pertamanya lahir.

Depra memberikan Dika kepada Asyila agar anaknya bisa menyusu.

"Ganteng banget anak aku," gumam Asyila namun masih bisa didengar Depra.

"Anak kita, sayang," protes Depra.

"Iya-iya, anak kita. Dia mirip banget sama kamu, aku cuma kebagian bibirnya, yang lain mirip sama kamu semua," ujar Asyila kesal, susah-susah ia mengandung sembilan bulan pas lahir malah nggak mirip sama dia.

"Ya udah sih, nanti anak kedua mirip sama kamu," bujuk Depra.

"Yang lain pada kemana?" tanya Asyila saat menyadari di ruangan ini hanya ada mereka berdua.

"Mamah Papah lagi makan siang di kantin, kalau Alrick sama Aluna pulang soalnya Alka lagi sakit, terus Andra sama Narra disebelah," jelas Depra.

"Disebelah?"

"Iya, kamu sama Narra barengan lahirannya, tapi anak Narra lahir lebih dulu 5 menit."

"Serius? terus namanya siapa?"

"Kalau nggak salah Annara Xandria Nasution, panggilannya Ara."

"What, anaknya cewek? akhirnya kakek punya cicit cewek," ujar Asyila dengan senyum lebar.

"Iya."

💕

Asyila menatap haru kearah Depra dan Dika yang sedang bermain bola dilapangan belakang rumah mereka, sedangkan disampingnya ada anak perempuan yang sedang memainkan bonekanya.

Pradita Rasyeila Erlangga, anak kedua Asyila dan Depra. Umumnya terpaut dua tahun dengan kakaknya.

"Mama, kut kak ain ola ma papa," ujar Dita dengan ekspresi polosnya.

"Adek, mau main bola?" Dita langsung menganggukkan kepalanya sambil melompat-lompat kesenangan, sontak Asyila langsung tertawa.

"Bang, adeknya mau ikut main," seru Asyila, Dika yang semula ingin menendang bola langsung mengalihkan pandangannya kearah Asyila.

"Sini," seru Dika. Dita langsung berlari menghampiri kakaknya.

"Adek, jangan lari-lari, nanti jatuh," peringat Asyila, namun Dita tak peduli, tak lama kakinya tersandung batu lalu terjatuh.

"Tuh kan, jatuh. Udah dibilangin." Asyila segera menghampiri Dita yang sudah menangis keras.

"Cup, cup, cup, jangan nangis, anak mama harus kuat."

Depra dan Dika juga ikut menghampiri Dita. Dika menatap Dita dengan tatapan mengejek.

"Makanya bocil, nggak usah sok-sokan lari, jatuh nangis kan,"cibir Dika membuat tangisan Dita semakin keras.

"Abang! adeknya lagi kesakitan bukannya ditenangin." Dika hanya nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya.

"Hari udah mulai sore. Yuk, kita masuk," ajak Depra sambil menggendong Dita.

"Ayo."

Dika segera menggandeng tangan mama dan papanya, lalu mereka berjalan bersama menuju pintu dapur.

💞💞💞

Hi, guys
Aku balik lagi dengan membawa cerita baru.
Cerita dan anak Depra dan Asyila, gimana ceritanya apakah seru

Langsung aja baca ya guys, siapa tau suka

Langsung aja baca ya guys, siapa tau suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading guys

Salam
Ushsn256

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang