Asyila memutuskan untuk menghampiri Alrick, Depra , dan Aluna, sekalian dia ingin bermain basket.
"Bang, Aluna gak papa?" tanya Asyila sesampainya di sana.
"Gak papa," jawab Aluna jutek.
"Biasa aja kali nadanya," balas Asyila kesal. "Bang, gue ikut main, ya," ujar Asyila dengan ekspresi memohon.
"Hayukk lah." Asyila langsung bersorak kesenangan, dia langsung menghampiri anggota The Wolf ke tengah lapangan.
Permainan dimulai, Depra ikut main begitupun dengan Aluna. Asyila satu tim dengan Depra dan Aluna satu tim dengan Alrick.
"Gerald, oper," teriak Alrick. Gerald menggiring bola bersiap-siap melemparkan ke arah Alrick.
Saat Gerald akan melemparkan bola itu, ntah sengaja atau tidak, tiba-tiba Aluna menyenggol lengan Gerald, sehingga ia kehilangan fokus, dan bola yang awalnya ditujukan kepada Alrick malah melenceng ke arah Asyila.
Asyila yang tidak siap hanya menutupi wajahnya dengan tangan, pasrah.
Beberapa saat kemudian Asyila tak merasakan apa-apa, akhirnya dia membuka mata, dan... Depra berdiri tepat dihadapannya, sehingga bola itu malah menghantam kepala Depra.
Jantung Asyila berdetak kencang, saat Depra tiba-tiba memegang kedua ke bahunya agar tak terjatuh akibat rasa pusing yang mendera.
"Syil, Lo gak papa?" tanya Alrick dengan raut khawatir.
"G-gak papa kok," jawab Asyila gugup.
"Dep, kepala Lo gimana?" tanya Asyila menyadari tidak ada pergerakan dari Depra. Mungkin Depra sedang menahan rasa pusing dikepalanya
"Gak papa," jawab Depra singkat. Setelah itu, Depra melepaskan tangannya dari bahu Asyila.
"Lo istirahat aja, gak usah ikut main dulu," ujar Alrick. Depra tak menjawab namun ia tetap melakukan apa yang dikatakan oleh Alrick.
Asyila menatap punggung Depra yang mulai menjauh, masuk kedalam rumah, diikuti Aluna.
Sebelum Aluna pergi, Asyila sempat melihat cewek itu tersenyum penuh arti kearahnya, membuat Asyila kesal. "Liat aja, gue bakal bikin Lo nyesel," batin Asyila.
Asyila melangkahkan kakinya menuju tempat latihan menembak, dia perlu melampiaskan amarahnya.
"Mau kemana?" tanya Alrick yang hanya diabaikan oleh Asyila.
"Berani-beraninya tuh cewek, gue yakin kalau dia tuh sengaja nyenggol Gerald biar bolanya melenceng kearah Asyila, anjing memang," cerca Rio kesal. " Dari awal Lo bawa tuh cewek, gue emang udah ada rasa gak suka gitu!"
"Dia itu sok polos," sahut Asyila yang berada belum jauh dari lapangan, sehingga bisa mendengar percakapan inti The Wolf, meskipun sayup-sayup.
Asyila menghampiri Gibran yang sedang sibuk memfokuskan bidikannya. Disampingnya ada Lalisa yang sedang mengisi peluru.
"Lo kenapa? dateng-dateng cemberut gitu?" tanya Lalisa yang menyadari kehadiran Asyila.
"Jadi, tadikan gue sama yang lain tuh lagi main basket, si Depra sama Aluna juga. Terus, pas Gerald mau ngoper bola ke Alrick, Aluna nyenggol Gerald, jadilah tu bola ngarahnya ke gue, gue kan gak siap, jadi pasrah aja--,"
"Terus gimana, bola itu kena dimana?" tanya Lalisa dengan nada khawatir, bahkan dia memotong penjelasan Asyila.
"Nggak, tuh bola gak kena ke gue tapi kena ke Depra," lanjut Asyila.
"Jadi, Depra ngelindungin elo?"
"Ho'oh, dan karna tuh bola, kepala Depra jadi pusing."
"Hmm, harus dikasih pelajaran si Mak Lampir," ujar Lalisa tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRA
Teen FictionFollow sebelum membaca!🙏 Depra dan Asyila, dua orang yang pernah bersama dimasa lalu, mereka berpisah karna Asyila harus ikut orangtua nya pindah ke luar negri. Beberapa tahun kemudian Asyila kembali keindonesiaan, namun Depra tak mengetahuinya, As...