Bagian 9

3.5K 220 0
                                    

Udara dingin yang cukup menyengat hingga ke tulang tidak bisa mempengaruhi senyum yang cukup lebar ralat sangat lebar di wajah tampan milik sean. Bahagia? Oh Jelas.sejak turun dari mobil hal yang ia lakukan hanya tersenyum dan bersiul ditengah pekatnya malam. bukan tanpa alasan seorang Arseana tiba-tiba bermetamorfosis menjadi orang gila. alasannya hanya satu khanza. sepanjang jalan menuju pulang ke rumahnya setelah bertemu dengan bunda ramlah,isi kepalanya hanya khanza dan pernikahan. bahkan sekarang sean sudah memikirkan jika menikah nanti dia ingin memakai adat apa.

satu jam yang lalu.

"silahkan diminum nak sean"ucap bunda ramlah sembari meletakkan cangkir teh.

"terima kasih bun. seharusnya bunda tidak perlu repot-repot"saut sean sungkan.

Bunda tersenyum teduh,yang berhasil mengurangi sedikit rasa bersalah sean."teh hangat bisa membantu orang mengurangi rasa gugupnya nak,dan bunda rasa kamu membutuhkannya"

Sean tidak tau teori itu benar atau tidak,namun dia tetap menyesap tehnya.dan sepertinya itu sangat membantu menghangatkan tubuh. sedangkan kegugupannya masih bersemayang didadanya. meski begitu sean sama sekali tidak gentar apalagi ciut.

Dengan bismillah sean menegakkan tubuhnya lalu menatap bunda serius. sedangkan yang ditatap hanya tersenyum hangat,membuat kadar kepercayaan diri sean meningkat.

"saya yakin bunda sudah menyadari perasaan saya ke khanza sejak awal"Sean menjeda menunggu respon bunda,jika ingin menyangkal.tapi bunda hanya diam,jadi sean makin yakin jika tebakannya memang benar.

"awalnya saya juga tidak yakin bahkan takut menyimpulkan perasaan sendiri. tapi semakin kesini justru hati saya makin condong ke khanza. rasa ingin memiliki dan ketakutan kehilangan khanza makin menjadi-jadi"

Sean kembali berhenti untuk menghela napas pelan,lalu kembali menatap bunda tanpa keraguan."karna itu saya ingin meminta izin dan restu untuk menikahi anak bunda, khanza"

Setelah mengungkapkan isi hatinya sean dihinggapi perasaan yang begitu lega.beban menggunung yang sedaritadi menghimpit dadanya kini hilang bak buih. hanya ada rasa plong sekaligus bahagia. namun rasa itu tidak bertahan lama ketika melihat respon bunda yang tiba-tiba menangis!. sontak kepercayaan diri yang awalnya kokoh kini tumbang.

Menyadari kecemasan di wajah sean,bunda buru-buru menghapus air matanya menggunakan sapu tangan milik sean yang memang disodorkan pria itu ketika melihatnya menangis.

"tidak perlu khawatir nak,karna ini air mata haru. percayalah,bunda sangat bahagia mendengarnya. karna sebelumnya bunda tidak pernah seyakin ini pada pria yang meminta khanza pada bunda"

Sean tidak bisa menahan diri tidak berseru mengucap hamdalah serta tersenyum semringah sambil mengusap wajahnya penuh kelegaan.

"ada baiknya kamu segera membicarakannya dengan khanza nak. kamu juga harus tau segala tentang dirinya sebelum kalian melangkah lebih jauh" bunda kembali menambahkan,yang kali ini dengan raut sedih.

"Insyaallah bun,setelah fathur keluar dari rumah sakit saya akan mengatakannya pada khanza"

janji sean tidak juga merubah wajah sedih bunda ramlah,justru sekarang raut sedihnya bercampur kekhawatiran. sean yang awalnya sudah merasa di atas angin tiba-tiba kembali diterpa badai kekhawatiran, ia pun sibuk menerka-nerka apa yang membuat bunda gelisah.

"tapi nak sean bagaimana dengan orangtuamu sendiri nak. apa mereka mau menerima khanza yang tidak setara dengan kalian. bahkan khanza tumbuh di panti asuhan"ucap bunda khawatir.

jadi ini masalahnya.sean memperbaiki posisi duduknya sebelum menjawab,"bunda tidak perlu khawatir mengenai orang tua saya. justru yang perlu kita khawatirkan apa khanza mau menerima lamaran saya"gurau sean.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang