Bagian 42

5K 231 2
                                    

Khanza POV

Hari ulang tahunku yang ke 25 ini, mas Sean memberiku kado special yang melukai hatiku hingga tak tertolong. Bahkan untuk menangis pun aku sudah tidak sanggup,kejadian petaka tadi seketika membuatku mengingat ucapan ibu mertauku. Suara beliau terngian-ngian di telengiku seakan mengejek diriku yang kini luruh lantak.

Sean hanya kasihan

Cintanya untuk Maura

Sadarlah sebelum kamu ditampar oleh kenyataan .

saat itu dengan percaya diri dan penuh keyakinan aku menyangkal semua itu dengan mengatakan jika kami saling mencintai. Hah Aku rasanya ingin menertawai diriku saat itu. Kini semuanya telah terjadi, dimana pria yang sangat kucintai bahkan hingga detik ini berhasil menghancurkan pertahanan terakhirku. kenapa? Jika dia mencintainya, kenapa dia menarikku dalam kisah mereka, Kenapa dia tega melakukan ini disaat kupercayakan hatiku padanya, tapi dia malah menghancurkannya hingga berkeping-keping.

aku terbangun untuk menunaikan salat subuh,tapi untuk pertama kalinya aku terbangun tanpa suami dan dekapannya. Kuusap Bagian dia tidur terasa dingin dan rapi, berarti mas Sean tidak tidur di dekatku. Tumben? Mungkin ketiduran diruang kerja,Pikirku mencoba berfikir positif .

Tapi saat ingin mengambil ikat rambutku di nakas, secarik kertas note menarik perhatianku yang ternyata pesan dari mas Sean "sayang aku kerumah Maura,disana ada masalah,pulang nanti aku jelaskan"

Jantungku seketika berdebar hebat, perasaan cemas dan takut perlahan menyelimutiku hingga membuat tubuhku menggigil.Aku langsung menyambar ponselku untuk menelpon mas sean, Tapi ternyata ia tidak membawa ponselnya,karna benda itu terdengar dari arah sofa. ya Allah apa yang terjadi? Kapan mas sean pergi? Apa dia masih disana?atau sudah pulang?

Allahuakbar Allahuakbar ...

Azan subuh menyentakku untuk keluar dalam lingkaran pikiran buruk yang menghantuiku,Azan pula yang membuatku sadar untuk lari ke Tuhan meminta pertolongan untuk suamiku dimanapun dia berada. Tapi Hingga matahari sudah terbit,mas Sean belum juga pulang. Sedangkan aku tidak tau siapa yang harus aku hubungi, nomor maura dan alamatnya bahkan tidak kuketahui. Sejujurnya aku lebih takut dia kenapa-kenapa karna sampai sekarang setitik pun keraguanku terhadap mas sean tidak ada.

"Mam yuk berangkat,paman sama bibi sudah menunggu kita"

"iya nak"

kami semua akan ke panti untuk menyiapkan acara syukuran untukku,tapi bagaimana aku bisa bersuka cita jika keberadaan suamiku pun tidak kuketahui. Aku bahkan terpaksa berbohong ke semua orang kalau mas Sean punya kerjaan mendadak dan akan menyusul nanti. Sesampainya kami di panti, aku dan Bunda Ramlah serta bi sumi sibuk di dapur menyiapkan segalanya, tapi karna pikiranku terus tertuju pada mas sean,beberapa kali aku melamun hingga melakukan kesalahan. Dan terakhir aku tidak sengaja menyiram tanganku sendiri dengan kuah coto,jadi bunda menyuruhku istirahat. di kamar aku makin gelisah dan berpikir untuk meminta nomor maura ke ardi,tapi belum sempat mendial nomornya ada sebuah pesan dari nomor baru masuk.

+62..

ini mas sean,tolong jemput aku di alamat ini

jln......

Aku segera menelpon nomor itu tapi sudah tidak aktif. Takut terjadi apa-apa dengan mas sean Tanpa berpikir panjang aku keluar mencari Bagas atau satria yang bisa mengantarku, Dan syukurnya ada Bagas.

"Dek,tolong antar Kakak ke alamat ini"

"Oh iya kak,tunggu sebentar aku ambil helm"

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang