extra part

10.3K 268 11
                                    

Seorang pria berjalan menyusuri lantai marmer berkarpet merah dengan penuh percaya diri. Seakan setiap jengkal langkahnya sudah diperhitungkan. Ia memiliki tubuh tinggi dan tegap, wajah tampan dengan jambang tipis dirahang serta mata tajam bernetra abu-abu pekat, membuat siapapun bisa tersesat sekaligus terjerat disana. semua kesempurnaan yang dianungrahkannya memang pantas membuat pria itu berbangga diri. Dilihat dari segi manapun, nyatanya ia tidak memiliki celah. Karna bukan hanya sekedar tampan,ia juga memiliki segudang prestasi yang membawa namanya melambung bersama perusahaan yang dijalankannya. Ketukan sepatu pantofel dan tatapan memuja dari para wanita mengiringi langkahnya memasuki ballroom dimana acara anniversary pernikahan opa dan Oma-nya diselenggarakan .

Langkahnya terhenti untuk mencari seseorang,tidak peduli pada tatapan genit yang dilayangkan pada setiap wanita bahkan yang sudah bersuami pun tidak luput dari pesonanya. mata tajam itu menyorot semua orang yang tengah larut dalam suasana pesta,terlihat banyak pengusaha yang tidak menyia-nyiakan peluang untuk mendapatkan relasi bisnis yang akan menguntungkan mereka.Matanya masih berpendar belum mendapatkan apa yang dia cari. Tapi elusan dilengan membuatnya menoleh.

"Kamu dari mana saja nak!, opa dari tadi nungguin kamu. opa tidak mau mulai acara inti kalau kamu belum datang"

fathur seketika tersenyum saat tau siapa yang menghampirinya. seorang wanita yang usianya hampir setengah abad namun masih begitu mempesona dengan keanggunan dan kecantikan yang dimiliki sejak muda tidak hilang termakan usia. Dia Khanza Az zahra istri dari Muhammad arseana aryamadi menyambut putra sulungnya dengan raut panik dan lega disaat bersamaan.

"Maaf mam,ada masalah sedikit yang harus aku selesaikan dulu. tapi Alhamdulillah udah beres" jelasnya sembari memberi pelukan hangat pada mamanya.

pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah fathur. Orang yang sedaritadi membuat keluarganya kelabakan karna kedatangannya yang telat hampir 20 menit. Padahal sebenarnya dia sudah mengusahakan agar bisa sampai lebih cepat,tapi bagaimana lagi manusia hanya bisa berencana.

"Kamu baru datang!? Bukannya buru-buru nyamperin opa malah sibuk meluk istri papa disini"

ocehan dari belakang membuat pelukan mereka terlepas,Khanza dan Fathur kompak menghela napas lelah ketika mendengar kecemburuan sean. yang makin tua makin posesif ke istrinya, bahkan anak sendiri sering menjadi sasaran kecemburuan-nya.Fathur berbalik dengan kekehan geli lalu memeluk papanya yang meski mengomel tetap menyambutnya hangat.

"Pah udah, yang penting anaknya sudah datang" bujuk Khanza saat sean mendekapnya dari samping.

"Belain aja terus, papa mah selalu nomor yang kesekian kalau berurusan sama anak-anak"rajuknya.

khanza dan fathur menertawakan sean yang kadar kecemburuannya tidak pernah berkurang,malah menjadi-jadi. orang disekitar mereka seketika menoleh,karna cukup penasaran apa gerangan yang membuat keluarga Cemara versi sultan itu tertawa. Khususnya fathur yang terkenal irit senyum, tapi saat  ini mereka bisa melihat lebih dari itu. Bisa dikatakan mereka mendapatkan jackpot karna kejadian langka dan tidak terduga itu.Jadi para wanita tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengabadikan momen yang mungkin saja hanya sekali ini mereka jumpai.

"Ya ampun kak!? opa udah ngomel sedaritadi. Ini juga papa sama Mama kok malah mesra-mesraan disini, bukannya mengajak kakak ketemu sama opa"

kali ini si pemilik suara cempreng -shanna- yang berhasil membuat tawa ibu dan anak itu terhenti. Kini fokus mereka pada gadis berparas manis dengan mata teduh mirip Khanza tengah berdiri bertolak pinggang, menyorot kesal para orang dewasa dihadapannya.

Khanza meringis lalu menepuk bahu fathur,"Yaudah yuk, kita ke opa.kasian udah nunggu lama"ajak Khanza.

"Kalian duluan saja, papa nungguin bri dulu. katanya sudah dekat"ucap sean,seraya melirik pintu masuk.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang