Khanza
Mas Sean baru saja pulang setelah puas bermain dengan Fathur dan anak-anak yang lain, panti benar-benar ramai karnanya. kita juga sudah membicarakan rencana pernikahan dengan bunda. terjadi perdebatan alot antara aku dan mas Sean, dimana dia ngotot ingin merayakan acara pernikahan dengan meriah . Tapi aku menolak karna hanya ingin akad saja dengan mengundang orang-orang terdekat tanpa ada resepsi, dan Alhamdulillah mas sean setuju. Tapi aku juga harus menerima keputusannya untuk menikah dua Minggu dari sekarang! Alasan mas sean simple karna kami tidak membuat acara meriah yang biasanya memerlukan persiapan dan memakan waktu lama, jadi tidak perlu menunda terlalu lama. yang intinya lebih cepat lebih baik! .
"Mam kata kak nisa sebentar lagi aku bisa tinggal bareng sama papa ya?"
Pertanyaan fathur yang tiba-tiba cukup membuatku terkejut, melihat keseriusan di wajahnya aku segera menutup buku catatan dapur resto yang tadi aku kerjakan lalu memfokuskan perhatianku padanya.
"Fathur senang nggak kalau tinggal bareng papa?"
"Senang dong mam! orang tua rehan juga tinggal bareng, aku juga mau seperti itu"jawab fathur lugas.
Fathur memang selalu melihat contoh keluarga dari anak yang bernama rehan, yang merupakan anak tetangga bibinya yang sering membullynya .
"Memangnya fathur bisa ninggalin bunda sama saudara fathur yang lain?"
Kupandangi Fathur yang saat ini terlihat berpikir keras, mata besarnya mengerjap, membuatku menahan tawa karna ia begitu menggemaskan ketika kebingungan. Aku kemudian meraih tubuhnya untuk kududukkan di pangkuanku karna sepertinya obrolan kami cukup serius.
"Memangnya bunda sama saudaraku yang lain nggak bisa ikut mam?" tanyanya polos.
Aku mengangguk "iya sayang, nanti cuma kita yang ikut sama papa ke rumahnya"
Aku mengelus kepala fathur hanya untuk sekadar menenangkan ketika melihat perubahan wajahnya, ia terlihat murung mendengar jawabanku dan ada kilat keraguan di mata bulatnya itu.
"Terus gimana dong mam, kalau aku pengen main atau kangen sama mereka ?"tanya Fathur lemah sembari merapatkan tubuhnya padaku.
aku mengerti kekhawatirannya yang enggan meninggalkan panti, tapi disisi lain ia juga mendambakan hidup bersama mas sean yang kini sudah dilabeli papa olehnya. Dimana hal itu seperti sebuah impiannya dari dulu, memiliki kedua orang tua yang lengkap dalam satu atap.
"Fathur kan nanti bisa ke panti sama mama papa kalau kangen"
cukup lama fathur terdiam yang aku pikir dia sedang menimbang ucapanku . Tapi ternyata jagoanku ini rupanya tertidur, pasti karna kelelahan setelah bermain bola cukup lama dengan mas sean.
Aku segera membawanya ke kasur agar tidurnya lebih nyaman. kucium dengan sayang dahinya tidak lupa membisikkan doa tidur lalu menyelimutinya. setelah memastikan tidur fathur nyaman, aku yang berencana untuk melanjutkan pekerjaanku kembali urung karna dering ponselku.
"Waalaikum salam mas, ada apa?"
"Ada yang lupa mas omongin sama kamu zaa"
"Apa mas?"
"Kapan kamu risegn di resto Adit?, kita udah mau nikah loh."
Sebenarnya mas sean udah sering membujukku untuk segera berhenti dari pekerjaanku. tapi aku tidak bisa pergi begitu saja sebelum bertemu dengan kak Adit, aku merasa kami perlu bicara dan Aku juga tidak mau hubungan kami yang telah lama terjalin harus berakhir buruk. Mengenai masalah diantara kami, aku yakin kemarin itu ia tidak bermaksud untuk menyakitiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta untuk khanza
Fiction généralemaafkan aku karna aku tidak sekuat itu. cinta yang membuatku tidak kuat untuk membagimu . walaupun Tuhanku menjanjikan surga untuk perempuan yang ikhlas di madu. *** seorang pria yang tak lain adalah Sean, duduk bersimpuh dihadapan istrinya dengan t...