Bagian 20

4.4K 193 1
                                    

Saat jam makan siang sean menjemput khanza di restoran adit. Yah Khanza masih bekerja disana padahal Sean sudah menyuruhnya risegn , tapi wanita itu menolak tegas dengan alasan sebelum aku bicara sama kak Adit untuk meluruskan semuanya,dan aku juga belum dipecat. Selama itu aku masih punya kewajiban di resto. itu katanya, ketika Sean merongrongnya agar meninggalkan restoran Adit . Tapi setelah kejadian kemarin Adit tidak pernah muncul lagi, para karyawan yang lain pun seperti sengaja menyembunyikan tentang kondisi bosnya itu. dan mereka bersatu menyalahkan khanza untuk semua yang terjadi kemarin.

selesai makan siang bersama dan salat dhuhur , khanza dan sean langsung bertolak ke kediaman Aryamadi. Khanza sepanjang jalan memilih diam, sibuk dengan praduganya sendiri. ia terlihat sekali begitu tegang dan ketakutan. wajahnya sudah bisa menggambarkan suasana hatinya saat ini.

"Sayang kamu tenang dong. nggak bakalan ada yang gigit kamu disana"

Usaha Sean untuk menenangkan khanza sama sekali tidak berbuah manis, wajah ayu itu masih diselimuti ketegangan. Oh jangan lupakan wajah yang makin pucat dengan bulir keringat kecil di dahinya meski ac mobil dalam keadaan on.

"Mas aku takut"cicit khanza.

sean tersenyum pelan "Kamu percayakan sama aku. dan kamu harus ingat ini, apapun yang terjadi nanti aku tidak akan pernah meninggalkanmu dan kamu juga harus tetap kuat disampingku."kata sean lembut dan tenang.

"Bismillah yah, kita serahkan semuanya sama Allah. kita punya Allah diantara kita" tambah sean yang kini diangguki oleh khanza.

Ucapan Sean membuat Khanza bisa sedikit tenang. suasana dalam mobil pun kembali hangat karna ulah sean yang sesekali menggoda bahkan menjaili khanza. tapi semua itu berakhir ketika mobil Sean memasuki pekarangan rumah yang halamannya begitu luas. wajah khanza pun sudah kembali pucat pasi dan kali ini makin parah dengan keringat dingin di dahinya serta tubuh yang bergetar ketakutan. melihat penderitaan khanza justru membuat Sean tertawa geli. Meskipun sebenarnya sean juga punya ketakutan yang sama. namun bukan takut karna penolakan orang tuannya, karna hal itu sudah ia prediksi. cuma sean takut ada yang menyakiti khanza nanti, tapi sesuai janjinya ia akan melindungi khanza apapun yang terjadi.

"Hey, calm down ada aku hm. kamu tidak perlu bicara biar aku yang menjelaskan ke mereka. kamu hanya perlu ingat ini, apapun yang terjadi nanti aku akan tetap menikahimu dengan atau tanpa restu mereka"kata sean tegas.

Mata Khanza seketika membola disusul dengan gelengan kuatnya. Tanda ia tidak setuju dengan gagasan sean.

"keputusanku sudah bulat zaa" ucap sean tegas tak ingin dibantah ketika melihat khanza yang ingin mendebatnya. sorot mata tajam sean membuat Khanza ciut tapi sama sekali tidak menyetujui keputusannya, namun kali ini ia memilih manut untuk menghindari perdebatan yang tidak diperlukan, karna saat ini mereka harus saling menguatkan dan bekerja sama.

"Ayo turun,kamu harus percaya sama calon suami kamu ini"

lagi sean mencoba mencairkan suasana diantara mereka sekaligus menenangkan Khanza ,yang hanya dibalas dengan senyum kaku dari wanitanya. mereka langsung memasuki rumah yang pintunya sudah terbuka, seakan tau kalau mereka telah tiba. sean menyusuri kediaman aryamadi dengan langkah mantab, dibelakangnya khanza dengan setia mengekor. tiba di ruang keluarga sean melihat sang mama sedang membaca majalah fasion favoritnya. Untuk mengalihkan perhatian arini dari majalah sean berdeham pelan lalu mengucap salam.

"Kamu sudah datang ternyata. Kira-in, loh siapa dia?"

Sapaan basa-basi arini tidak sempurna ketika menyadari Sean ternyata tidak datang sendiri, melainkan bersama wanita asing baginya. sesaat arini menatap khanza dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan penuh selidik.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang