Bagian 35

4.8K 193 5
                                    

Sean POV

Tak henti-hentinya kuucap syukur kepada Allah, yang telah melindungi keluargaku hingga saat ini. Kehangatan keluarga kami telah kembali meski aku belum tau alasan lain yang sempat merenggut keceriaan dan binar di mata istriku beberapa hari lalu. Tapi aku juga tidak mau mendesaknya untuk bercerita, karna setiap aku bertanya Khanza hanya akan menjawab aku tidak apa-apa by. Jadi aku menunggu saja kapan ia siap bercerita sendiri yang penting istriku sekarang baik-baik saja.

Benar kata orang yang lebih senior dalam urusan rumah tangga, jika masalah dalam keluarga adalah bumbu untuk menguatkan sekaligus melengketkan pasangan suami istri. Aku sangat setuju dengan gagasan itu, karna aku dan khanza sudah merasakannya dimana kami makin lengket setelah aksi menghindarnya yang dipicu oleh kesalahpahaman. Tapi itu sudah berlalu, kini kami sudah kembali menjadi keluarga yang harmonis dan sekarang kami tengah menikmati quality time bersama di mall karna rencanannya kami juga ingin mencari baju untuk liburan nanti di makassar sekalian acara peresmian restoran baruku yang insyaAllah dua minggu lagi.

setelah selesai mencari keperluan kami, saatnya aku dan khanza menemani fathur bermain sepuasnya. anak itu bahkan masih terlihat semangat bermain padahal sedaritadi sudah berkeliling. aku saja yang melihatnya capek! Sepertinya umur memang sangat mempengaruhi.

"Sayang Fatur kok nggak kelihatan capek ya?"

Hening

Saat tidak mendengar sautan dari khanza, aku segera menoleh padanya dan ternyata ia tengah sibuk melamun dengan pandangan lurus ke arah seorang wanita tengah menenangkan bayinya yang menangis. Kami memang sedang duduk di tempat khusus orang tua menunggu dan mengawasi anak-anak bermain bola.

"Sayang?" khanza masih bergeming.

"Sayang!?"panggilku sembari memegang pundaknya membuat khanza terlonjak kaget.

"astgfirullah! kenapa by?"

"Kamu yang kenapa sayang? Capek ya? Atau lapar?"

Diam

Khanza diam, tidak menjawab satu pun pertanyaanku. Dia hanya memandangku dengan raut tak terbaca. Khanza kemudian kembali melirik wanita dan anaknya itu lalu melihatku dengan raut sedih.

"By aku takut" bisiknya.

Kini aku tau kenapa khanza menjadi seperti ini, Sepertinya ia masih terganggu dengan ucapan mama 2 hari yang lalu saat mengunjungi kami. Kedatangan mama hari itu hanya untuk menagih cucu! yang tentunya membuatku dan khanza terkejut. bagaimana tidak, pernikahan kami saja belum genap setahun. Lagian meski setahun atau dua tahun bahkan beberapa tahun usia pernikahan kami jika Allah belum berkehendak nggak bakalan jadi, tapi mama tidak mau tau tentang hukum itu. malah dengan entengnya minta cucu kayak minta dibeliin mobil!?. Jadinya pertemuan kami itu berakhir dengan mama yang menghina khanza bahkan menuduh istriku mandul. kata-kata mama yang tidak berperasaan itu berhasil membuatku makin kecewa padanya sekaligus membuat khanza kehilangan kepercayaan dirinya, bahkan aku butuh waktu semalaman untuk menenangkannya. karna sejak mama pergi khanza tidak berhenti menyalahkan dirinya dan meracau jika kata-kata mama benar. Benar apanya!?

"Nanti kita bahas dirumah ya sayang, sekarang aku cuma minta jangan biarkan ucapan mama bersarang di otak cantikmu ini. dan merusak momen kebersamaan kita"

"iya by"

"Mama-papa aku capek mau makan"rengek fathur yang sudah menjatuhkan tubuhnya di pangkuan khanza.

untungnya fathur datang mengalihkan perhatian khanza dari kesedihannya. Sengaja aku menunda membahas masalah kami,selain disini tempat umum aku juga tidak ingin membuat khanza sedih disaat kami sedang bersenang-senang.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang