Panti asuhan adalah salah satu tempat yang baik untuk membuat rasa syukur kita kian bertambah. melihat anak anak yang bahkan tidak diinginkan oleh orang tuanya sendiri,atau kah yang terpisah karna maut. semua kesakitan itu masih bisa membuat mereka tertawa seakan apa yang dialami tidak ada apa-apanya. Mereka justru lebih kuat dari yang kita duga.Bahkan terlihat lebih bahagia dari anak yang memiliki keluarga utuh. Mungkin Karna mereka memilih menerima dengan lapang garis takdir yang telah dituliskan, daripada menghabiskan waktu untuk mengeluh.
Melihat anak-anak panti membuat Sean merasa tertampar. Sean masih memiliki kedua orang tua walaupun tanpa kasih sayang yang selalu Sean harapkan, tapi ia masih bisa melihat mereka,juga masih punya kesempatan berbakti dan membahagiakan orang tuanya meski mereka tidak menginginkan itu.Sean juga hidup dengan kekayaan yang melimpah. Dia juga masih memiliki bibi yang senantiasa memberinya cinta dan kasih sayang tanpa batas. Jika dibandingkan dengan nasib anak di panti, jelas Sean jauh lebih beruntung. lalu pantaskah dirinya mengeluh pada Tuhan untuk satu derita tapi punya banyak hal yang patut ia syukuri.
Sean duduk termenung sambil memandang anak-anak panti yang tengah bermain dengan senyum sendu. Tidak menyadari seseorang tengah menghampirinya.
"Pak Sean"sapa bunda ramlah.
"Iya Bu"balas Sean ramah.
bunda ramlah mengikuti sean berdiri di teras,memandang anak-anak yang tengah bermain,"Terima kasih pak untuk semua yang telah bapak lakukan untuk kami,saya tidak tau bagaimana panti ini bisa bertahan tanpa bantuan dari pak Arya dan keluarga"
"Panggil Sean saja bu.tidak perlu sungkan,saya justru sangat senang bisa membantu"
"kalau begitu nak sean juga bisa memanggil bunda seperti anak-anak yang lain"
sean mengangguk,"baik bunda"
"saya tidak tau bagaimana membalas kebaikan keluarga nak sean,selain mendoakan semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah nak sean beri untuk kami"kata bunda ramlah lagi.
Sean mengangguk dan mengamini dalam hati. Lalu mengalirlah obrolan ringan seputar panti. Acara sudah selesai, para donatur dan juga tamu undangan telah pulang setelah mencicipi hidangan yang disiapkan pihak panti. Hanya Sean yang tinggal untuk melihat keadaan panti yang memang tidak pernah ia kunjungi.
ketika sean memperhatikan sekelilingnya,tanpa sengaja pandangannya tertuju pada sosok wanita yang duduk bersila di atas rumput dengan seorang anak kecil di pangkuannya. Dari pengamatannya, wanita itu sedang menceritakan sesuatu yang lucu,karna anak-anak disekelilingnya tertawa begitu lepas. Melihat senyum wanita itu membuat sean enggan untuk berpaling. Begitu khusyuk menikmati pemandangan indah itu ia sampai melupakan orang yang duduk didekatnya.
"Dia Khanza, Khanza Az-Zahra"beritau bunda Ramlah tanpa diminta.
Sean yang sadar telah melakukan kesalahan,buru-buru meminta maaf. "sekali lagi saya minta maaf bunda, saya tidak bermaksud kurang ajar"ucap Sean panik, karna tertangkap basah memandang anak gadis orang tanpa berkedip.
Bunda Ramlah justru tertawa melihat Sean yang gelagapan dan malu."Tidak apa-apa nak Sean, yang penting jangan diulangi"saut bunda geli.
"Sebenarnya bunda,sudah sering menghadapi situasi seperti ini. Bukan hanya nak Sean, para donatur dan anak muda yang sering datang memberi bantuan juga kadang salah fokus"
sean berdehem pelan,seraya memperbaiki duduknya."apa dia relawan? Ehm atau tamu undangan? ataukah dia pengurus panti?"tanya sean beruntun.
bunda Ramlah memasang wajah pura-pura berpikir, sengaja menggoda sean yang baru sadar jika dia sudah terlalu banyak bertanya alias kepo! Apalagi pada wanita yang tidak ia kenal.

KAMU SEDANG MEMBACA
cinta untuk khanza
Ficción Generalmaafkan aku karna aku tidak sekuat itu. cinta yang membuatku tidak kuat untuk membagimu . walaupun Tuhanku menjanjikan surga untuk perempuan yang ikhlas di madu. *** seorang pria yang tak lain adalah Sean, duduk bersimpuh dihadapan istrinya dengan t...