Bagian 12

3.1K 191 1
                                    

Sean memandang ke arah dua manusia beda gender itu dengan pandangan tidak suka, karna sejak kedatangan adit beberapa waktu lalu perhatian khanza hanya tertuju pada adit. sebenarnya bukan cuma Khanza dan adit yang berbincang,ada bunda ramlah,ardi dan rio juga. cuma sean yang sedari tadi menatap adit dengan pandangan permusuhan yang kentara. tapi sayang,tidak ada yang menyadari kecuali orang yang dipelototi oleh sean sedaritadi. meraka bahkan saat ini tertawa bersama entah apa yang lucu,tanpa mengikut sertakannya. Kan nyebelin!

Walau ardi sudah mengatakan kalau dia hanya bercanda soal adit yang datang melamar. tapi tetap saja sean tidak bisa menyingkirkan rasa tidak sukanya melihat kedekatan khanza dan adit. Meskipun begitu apalah daya sean yang tidak berhak untuk cemburu apalagi marah. dia kan belum siapa-siapanya Khanza. Aish!?

Karna tidak diikut sertakan dalam obrolan yang lebih tepatnya tidak ingin. sean memilih memakan kue nastar yang disiapkan bunda ramlah sambil mendumel dalam hati.ngomong-ngomong kue ini enak banget, beli dimana ya? monolog Sean dalam hati sambil mengangguk anggukkan kepalanya menikmati kue tanpa jeda.tenggelam dalam kenikmatan kue,sean tidak sadar jika perhatian orang disekitarnya telah tertuju padanya.

"Nak sean kelihatannya suka banget sama kue nastar?"tanya bunda Ramlah lebih ke pernyataan.

"Iya bun,ini enak banget! bunda beli dimana?"jawab sean,sambil mengangkat kepalanya dan langsung menyadari orang-orang didepannya sedang melihatnya dengan pandangan geli kecuali adit yang sulit terbaca.

Tawa pelan meluncur dibibir bunda Ramlah melihat Sean seperti anak kecil yang memakan makanan kesukaannya. toples kue sudah ada di pangkuannya dengan satu tangan memeluk toples,seakan takut ada yang merebut. ditambah bibir Sean terdapat remehan serbuk kue yang mungkin tidak disadarinya. penampakan sean begitu menggemaskan,setidaknya itulah yang dilihat oleh khanza dan bunda ramlah. lain lagi dengan ardi dan rio,mereka malah terlihat risih dan malu. sedangkan adit hanya asyik menyesap teh tidak peduli dengan kue apalagi Sean!.

"bunda tidak beli nak Sean. kue itu khanza yang buat"

"Wah! pantes enak,ternyata yang buat bidadari" saut Sean yang langsung mendapatkan timpukan bantal dari Ardi.

"Gombalan lo basi man!?" ketus Ardi,jijik.

Rio dan bunda ramlah seketika tergelak. Khanza sendiri tidak perlu ditanya,karna apalagi yang bisa ia lakukan selain salah tingkah? sekalipun itu gombalan goceng tetap saja mampu membuat wajahnya memerah. Bukankah khanzna pernah mengakui,jika ia lemah jika berurusan dengan seorang Arsena?. sedangkan Adit kini memandang sean geram karna berhasil membuat Khanza tersipu.

"Sirik bilang bos!"cetus sean tak mau kalah mebuat ardi mengelus dada sabar.

"Khanza memang jago buat kue nak sean.waktu jaman sekolah dulu,khanza membantu keuangan bunda dengan jualan kue"ungkap bunda ramlah bangga,sembari mengelus pucuk kepala Khanza yang masih tertunduk malu.

"Ini sih kalau dijual bakalan laku bun!"celetuk rio yang memang ikut mencoba kue khanza.

"iya nak rio. penjualan kue khanza memang sangat membantu kami,tapi bunda terpaksa menyuruh khanza berhenti waktu itu,agar ia bisa fokus sekolah. apalagi khanza sampai jatuh sakit karna kelelahan"

Sean melirik ardi dan rio yang begitu khitmat mendengar cerita bunda ramlah. sorot mata kedua sahabat-nya memancarkan kekaguman yang membuat sean makin bersungut-sungut dalam hati. tapi ketika merotasikan matanya ke adit, sean langsung mendengkus kasar saat melihat Adit memandang Khanza penuh cinta.

Apa-paan tuh si kucing garong!? Woy..Awas tuh iler mau netes! Huh, jadi nafsuan pengen nimpuk si garong pake toples kosong! .Dumel sean.

Pembahasan tentang Khanza dan kuenya terhenti karna bunyi ponsel dari saku sean. ia pun segera mengangkat panggilan tersebut saat melihat id pemanggil. Sebelumnya sean sudah terlebih dulu menyingkir.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang