Bagian 41

4.8K 209 5
                                    

Sean POV

aku nggak tau apa yang terjadi sama diriku sendiri yang makin sulit menahan diri ke istriku, atau mungkin memang pesona Khanza itu makin kuat ya?! Entahlah.. aku pun bingung dan geli sendiri karna merasa jadi maniak?, Ah menyebutnya saja membuatku merinding. Beberapa hari ini aku merasakan keanehan, dimana aku yang tiba-tiba tidak bisa jauh dari khanza sampai tidak sekali dua kali aku memaksanya ikut denganku ke resto, cuma agar hatiku tenang saat bekerja. Tapi bukannya tenang yang ada aku malah nempelin dia terus sampai membuatnya mengomel karna aku tidak peduli lagi dengan kerjaanku. Iya! SeLebay itu keanehanku sekarang.

Hari ini pun sebenarnya pengen aku ajak ke resto tapi khanza berencana akan berburu bahan coto makassar, jadinya mau tidak mau aku harus terima berangkat ke resto sendiri. Tadi pagi pas baru melek tiba-tiba kebayang makanan khas makassar itu,makanya aku merengek minta dimasakin. tapi Khanza bisanya besok ya aku sih yes aja, karna ini pertama kalinya khanza mau buat masakan itu jadi pasti butuh waktu belajar dan cari bahan. Jadi aku manut aja sama istri tercinta yang penting dibuatin.

Alhasil Seharian ini aku uring-uringan karna kangen baaanget sama khanza. jadi saat waktu jam pulang sekolah fathur sudah dekat aku langsung menjemputnya meninggalkan tumpukan kerjaan yang sedaritadi hanya aku pelototi karna tidak bisa konsen. Walaupun sempat menderita dijalan karna macet, semuanya terbayarkan saat aku sudah sampai di rumah bertemu dengan biang masalahku yaitu istriku tentunya, dan langsung saja aku tuntasin hasrat yang sedaritadi menyiksa.

khanza yang makin hari makin mempesona dan makin cantik, ada aku yang makin aneh pula kalau jauh-jauh sama dia. hadeh jadi pusing sendiri! ,Ini bisa disebut sindrom nggak sih?. Tadi aja Kalau bukan Karna ketukan fathur,mungkin aku sudah lanjut ke ronde selanjutnya. tapi dengan terpaksa aku harus melepasnya. Daripada diamuki Khanza dan berakhir tidak dapat jatah sama sekali. Wah bencana?!.

mungkin julukan anak ayam sudah bisa disematkan di belakang namaku karna memiliki hobby baru ngintilin khanza,sampai-sampai dia jadi ngambek karna malu keciduk bibi saat aku memeluknya di dapur ketika ia cuci piring. Tapi syukurnya tidak berlangsung lama.

Malam ini Fathur tiba-tiba meminta ditemani tidur sama kita berdua. Jadilah saat ini kita berdesakan di tempat tidurnya, sambil mendengar cerita Fathur saat disekolah.seperti biasa ketika kita kumpul bertiga, maka Khanza akan jadi korban keusilan kami. Karna aku sama fathur selalu kompak buat menggodanya, sangking serunya Mungkin pak Maman dan bibi yang berada di bawah bisa mendengar tawa kami. Jujur hari ini sangat berkesan dengan Fathur yang tiba-tiba manja sama aku, dan aku yang manja banget ke Khanza,pokoknya Khanza harus ada dalam radar terdekat agar aku bisa mendapatkan ketenangan.

Fathur baru terlelap saat jam hampir pukul 11 malam. Karna tempat tidur fathur tidak memungkinkan kami bertiga tidur bersama, jadi aku mengajak khanza pindah ke kamar kami.

"By,kita ke balkon sebentar yuk, kayaknya banyak bintang deh"

aku sedang mengunci kamar saat Khanza mengajak ke balkon,padahal sudah tengah malam yang tentunya angin malam tidak baik buat kesehatan."sayang ini udah tengah malam loh, nggak baik buat kesehatan"bujukku.

"Sebentar yaa by, pliesss"

jika khanza seperti ini siapa yang bisa menolak,dia bahkan bertingkah menggemaskan dengan menggoyang goyangkan lenganku bak anak kecil minta es krim ke papanya.Tapi permintaanya juga bahaya bagi kesehatan, apalagi Khanza itu paling sensitif sama udara malam.

"nanti kamu sakit sayang, besok subuh aja yah. hubby janji_"

aku seketika gelagapan saat mata khanza berkaca-kaca dengan bibir bergetar,terlihat susah payah menahan diri untuk tidak menangis meski itu sia-sia. Dan itu merupakan tanda bahaya untukku.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang