Bagian 29

3K 174 2
                                    

Terlalu terkejut Melihat tamunya membuat Khanza mematung dengan mata yang membulat sempurna, bahkan pegangannya pada gagang pintu begitu kuat seakan jika ia tidak berpegangan mungkin ia akan terjatuh. Sungguh dari sekian banyaknya orang yang kemungkinan bertamu khanza tidak pernah menyangka jika orang di balik pintu adalah Arini mertuanya.

"Kamu tidak tau caranya menyambut tamu"

khanza menelan ludah pahit saat mendengar sindiran pedas dari mertuanya. jika diawal saja sudah begini bagaimana nanti. Bagaimana Khanza menjamu mertuanya itu agar ia terkesan.

"Eh..ehm maaf maa"

Khanza buru-buru menyalimi mertuanya saat sudah bisa menguasai diri, tapi Arini hanya melirik sekilas tangan Khanza kemudian berjalan masuk membiarkan tangan khanza mengalun di udara. 

bi sumi yang melihat kedatangan majikannya segera berlari tergopoh-gopoh menyambutnya"Nyonya datang" ucap Bi sumi.

"Seperti yang kamu lihat"

Balasan sekenanya dari Arini tidak menyurutkan senyum di bibir bi Sumi. sudah biasa,"Nak kamu temenin mertua kamu dulu, bibi mau siapin minuman" bisik bi Sumi saat Khanza mendekat padanya.

"Saya kesini ingin mengajakmu ke acara teman-teman saya"

Khanza tentu terkejut mendengar mertuanya yang tiba-tiba mengundangnya tanpa basa basi sama sekali. dia bahkan belum sepenuhnya duduk dan malah langsung ditodong dengan sebuah undangan yang entah acara apa. mungkin khanza akan menyambutnya dengan suka cita jika arini mengajaknya dengan cara yang lebih baik, siapa sih yang tidak senang menghabiskan waktu dengan mertua. Tapi sayangnya wajah arini bahkan sangat jauh dari kata ramah.

"Kamu siap-siap sekarang!"

khanza belum menjawab bersedia tapi mertuanya ternyata sudah memutuskan, khanza memang tidak punya jawaban selain mengiyakan, tapi tidak mendadak seperti ini juga, dimana khanza bahkan tidak tau mau bersiap bagaimana takutnya salah kostum. Alamak langsung dipecat jadi mantu, baru juga di trening sudah di pecat aja kan nggak lucu.

"Maaf maa tapi mas Sean tidak ada dirumah"

"Terus?"

"Aku tidak bisa izin maa"cicit Khanza

"Saya yakin anak saya sangat mampu memberimu ponsel mahal yang bisa kamu pakai untuk meminta izinnya" sarkas Arini , tanpa mengubah ekspresi dan intonasinya yang datar.

khanza lagi-lagi menelan ludah gugup, memang benar ada ponsel tapi karna masih dalam pengaruh terkejut khanza jadi melupakan alat komunikasi yang namanya ponsel itu. Bersamaan dengan itu bi Sumi datang membawa minuman dingin untuk Arini. Sepertinya bi sumi tau jika yang nyonya-nya butuhkan memang air dingin untuk menghangat hati dan juga kepalanya yang selalu panas saat melihat khanza, tapi jangankan diminum dilirik saja tidak oleh arini. Benar-benar angkuh.

"Baik maa"ucap khanza saat bi sumi pergi.

Arini hanya mengangguk membiarkan khanza bersiap dan tanpa Khanza sadari senyum tipis bahkan sangat tipis terbit di sudut bibir yang terpoles lipstik merah itu. khanza buru-buru ke kamarnya dan hal pertama yang ia lakukan adalah menelpon suaminya.

Awalnya Sean ragu dan khawatir mendengar ucapan Khanza, Sean bahkan ingin menelpon mamanya untuk membatalkan niatnya mengajak khanza pergi tapi dicegah oleh istrinya itu. katanya tidak papa by, ini bisa jadi kesempatanku untuk dekat dengan mama .

jadi sean tidak bisa lagi melakukan apapun selain mengizinkan, apalagi khanza sepertinya begitu senang akan menghabiskan waktu dengan mamanya. Sean hanya berharap semoga tidak terjadi apa-apa diantara dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya. Ia juga menyuruh khanza segera menghubunginya jika ada hal buruk terjadi.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang