Sean
Taman ini indah ah tidak! tapi sangat indah,aku bahkan sedaritadi berdecak kagum akan keindahannya. sejauh mataku memandang hanya hamparan bunga-bunga dengan rumput hijau tak berujung. anehnya disini sama sekali tidak ada orang, kecuali aku yang berkeliaran kayak orang hilang. dengan langkah hati-hati kutelusuri jalan,mencoba mencari barangkali ada suatu kehidupan ditempat ini. karna jujur, walaupun tempat ini begitu menakjubkan tapi tetap saja aku merasa ngeri sendiri melihat tidak ada orang lain disini, kecuali kupu-kupu dan burung yang terus berkicau. Cukup lama aku menyusuri jalan berumput hingga sampai di pinggiran sungai yang airnya Masyaallah jernih banget! seketika membuatku tergiur ingin berenang. Namun langkahku yang ingin nyebur terhenti saat mataku menangkap sosok wanita berpakaian serba putih lengkap dengan jilbab putih panjangnya, tengah duduk membelakangiku. Rasanya seneng banget bisa ketemu dengan orang lain disini. melupakan niat awalku yang ingin berenang,aku memilih menghampiri wanita itu.
Menyadari kehadiranku wanita itu menengok dengan senyum yang membuatku teringat dengan seseorang yang ingin kujadikan ratu di rumah tanggaku. jika kuperhatikan,wanita ini mungkin seusia mamaku atau sedikit lebih muda. Tapi ketika melihatnya lebih dekat dan memperhatikan dengan seksama,ia memang begitu mirip dengan Khanza.
"Assalamu Alaikum nak sean" suara itu mengalun lembut menyadarkanku dari ketertegunanku.
"Waalaikum salam"
ada yang aneh saat aku berhadapan dengan wanita ini,karna kinerja jantungku yang tiba-tiba deg-degan. bukan karna jatuh cinta, tapi rasa ini lain. beda saat aku dekat dengan khanza. aku merasa sudah mengenalnya,dan tiba-tiba saja aku begitu menyayangi,menghargai dan menghormatinya. padahal ini adalah pertemuan pertama kami. aneh kan? Aku pun masih sulit mengerti.
"duduk nak sean!"
aku juga baru menyadari jika beliau tau namaku,berarti kita memang saling kenal. Mungkin aku yang lupa pernah berjumpa dimana. Ya mungkin begitulah. Aku pun duduk di dekatnya masih dengan wajah penuh tanya.
"Panggil mama saja ya" pintanya lembut. meski bingung aku tetap mengangguk.
"Mama ingin minta tolong sama nak sean. boleh?"
aku mengangguk lagi"InsyaAllah mah. Jika bisa,aku pasti bantu"
"mama titip khanza yah nak"
jadi mereka memang punya hubungan,bukan hanya sekedar mirip.mereka bahkan bak pinang dibelah dua,mungkin cuma warna mata yang membedakan. mereka mirip layaknya ibu dan anak_Wait! Jangan bilang kalau wanita ini ibu khanza! tapi kenapa bisa!?. Tiba-tiba mama mengangguk,seakan tau isi kepalaku. berarti tebakanku benar! Jadi beliau calon ibu mertuaku dong?!.
"Khanza anaknya selalu mendahulukan kebahagiaan orang lain,tanpa peduli kebahagiaannya sendiri. melihat orang lain bahagia maka itu jugalah kebahagiaanya. Sejak kecil ia sudah merasakan pahitnya hidup,meski mama sudah berusaha memberinya kebahagiaan tapi rasanya itu belum cukup. Jadi mama harap kamu pilihan Allah yang bisa memberikannya kebahagiaan sampai ia melupakan segala rasa sakitnya selama ini. Jika khanza berusaha membahagiakan orang lain,maka dia hanya butuh kamu untuk jadi bahagianya"
lidahku mendadak keluh mendengar ucapan panjang lebar wanita yang ingin kupanggil mama ini. Jadi aku hanya mematung dihadapannya dengan perasaan campur aduk. mata itu memancarkan kehangatan, ketulusan dan pengharapan yang begitu besar. aku ingin menjanjikan kebahagiaan untuk khanza padanya,tapi aku tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk berbicara,aku bahkan sangsi bisa bergerak. Apa aku kena hipnotis yah?.
"mama pamit nak,doa dan restuku menyertai kalian berdua. Assalamualaikum"
setelah membuatku kebingungan dan bahkan belum menjelaskan maksudnya menitipkan khanza padaku,mama sudah ingin pergi! tapi meski otak dan hatiku berteriak mencegahnya pergi, tubuhku justru tidak bereaksi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta untuk khanza
Algemene fictiemaafkan aku karna aku tidak sekuat itu. cinta yang membuatku tidak kuat untuk membagimu . walaupun Tuhanku menjanjikan surga untuk perempuan yang ikhlas di madu. *** seorang pria yang tak lain adalah Sean, duduk bersimpuh dihadapan istrinya dengan t...