Khanza
aku cukup terkejut ketika mas sean tiba-tiba menyela ucapanku. Apalagi wajah yang tadinya melembut kini berubah dingin.
"Mas aku belum selesai, kamu harus tau semuanya"
aku makin bingung melihat gelengan kuat mas sean, yang mirip anak kecil kalau sedang merajuk. Kenapa mas sean seakan tidak ingin mendengar cerita fathur, padahalkan ini penting untuk hubungan kami.
"Kamu tuh nggak peka banget sih! tanganku bahkan masih sakit loh ini abis mukul Adit. kamu malah entengnya mengingat kebersamaan kalian, iyadeh aku tau kalau kalian tuh udah lama kenal dibanding sama aku."
Butuh beberapa detik untukku mencerna ucapan mas sean yang lebih mirip gerutuan itu. sesaat aku sama sekali tidak mengerti hubungan tangan mas sean yang sakit dengan fathur. tapi ketika otakku mulai conneck kembali aku pun tidak tahan lagi untuk tidak tertawa. Bagaimana tidak! pria dewasa yang sekarang menggerutu panjang lebar, dengan wajah tertekuk masam ternyata sedang cemburu.
"Ya Allah mas! lamaku kenal dengan kak Adit bahkan tidak bisa membuatku sebahagia ini sebelum aku kenal kamu"
Sungguh ucapan itu terlontar begitu saja, sangking gemas melihatnya merajuk karna cemburu . tapi oh Allah! Ini sungguh memalukan, apalagi kini mas sean tengah tersenyum dengan mata berkilat jahil. aku yakin dia tidak akan melepasku dengan mudah. Abislah aku!
"Cie,jadi secara nggak langsung kamu bilang kalau aku yang berhasil merebut hatimu, ya kan!"
Tuh kan !?
"Mas pliesss, aku mau cerita soal Fathur" pintaku tanpa mau melihat mas sean. mukaku tidak hanya memerah lagi tapi sudah terbakar sangking malunya.
"jadi kamu nggak cinta sama aku?" tanya mas sean datar.
"Aku cinta kok mas!?" jawabku cepat.
lagi ucapanku menjadi boomerang untukku. kenapa jadi begini sih? Ini namanya diam salah,jawab pun salah. Tadi ketika mendengar tuduhannya membuatku berbicara spontan tanpa berfikir. ditambah mood mas sean begitu cepat berubah-ubah, kadang hangat kadang dingin seperti sekarang. aura yang seperti itu yang selalu membuatku takut hingga tidak sadar kalimat sakral itu meluncur mulus dibibirku tanpa bisa kucegah apalagi menariknya. lagi-lagi aku mempermalukan diriku sendiri. mama khanza malu!? jeritku dalam hati.
"Melihatmu seperti ini semakin membuatku ingin segera menikahimu. kita nikah secepatnya ya sayang. aku bisa gila kalau begini terus!"
aku tercengang mendengar ucapan mas sean yang sarat akan frustasi, jujur aku kaget dengan perubahannya itu dan juga kata sayang yang semakin membuatku terbiasa namun efeknya masih sama mendebarkan.
"Mas jangan begini. kita bahkan belum tau orang tua kamu mau atau tidak menerimaku"ucapku resah.
Aku sudah yakin kalau orang tua mas Sean akan menolakku mentah-mentah. tapi aku berusaha mengenyahkan ketakutanku dan mencoba mempercayai lelaki yang kucintai saat ini.
"mereka harus mau!"saut mas sean cepat dan tegas. "aku mau kamu janji zaa, apapun yang terjadi nanti kamu harus selalu ada disampingku. dan tetap percaya sama aku, kita berjuang sama-sama yah"
rintangan yang akan kami hadapi itu pasti ada dan sulit. apalagi kalau kendalanya restu dari orang tua mas sean yang sangat penting untuk hubungan kami. Namun ketika melihat kesungguhannya aku yakin kami bisa. Kita hanya perlu berusaha lebih keras meluluhan hati kedua orang tua mas sean. Bukankah ada Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia?.
"mas aku yakin orang tua kamu orang yang hebat dan punya hati besar. mereka sulit memberikan restunya karna beliau mengharapkan yang terbaik untuk kamu"

KAMU SEDANG MEMBACA
cinta untuk khanza
General Fictionmaafkan aku karna aku tidak sekuat itu. cinta yang membuatku tidak kuat untuk membagimu . walaupun Tuhanku menjanjikan surga untuk perempuan yang ikhlas di madu. *** seorang pria yang tak lain adalah Sean, duduk bersimpuh dihadapan istrinya dengan t...