Bagian 25

3.8K 170 2
                                    

Khanza

orang pertama yang aku cari ketika kami tiba di puncak yaitu fathur. dan ternyata anak itu sedang dalam gendongan Bagas salah satu anak panti seusia satria yang memang dekat dengan Fathur. Sepertinya mereka juga ingin menghampiriku.

"Fathur kenapa gas?"

"Hehe lagi kesel sama Elisa kak" jawab Bagas setelah berhasil memindahkan Fathur ke gendonganku.

"Oh astaga hehe, adek-adek nggak ada yang ngerepotin bunda kan?" tanyaku.

"Alhamdulillah mereka bisa diatur kak, ada Nisa juga yang bantuin. cuma ya Fathur sempet kesel sama Elisa karna coki-cokinya direbut," jelas Bagas.

"syukurlah dek, kalau begitu kamu masuk gih, istirahat"

"Ok kaa, bye jagoan!"

Aku mengikuti Bagas masuk dan mencari kamar kami. Sepanjang menyusuri vila aku benar-benar dibuat terkesima dengan interiornya yang mewah serta suasananya sangat nyaman membuat siapapun akan betah berlama lama di sini. Aku yakin anak-anak pasti senang liburan disini apa lagi ada kolam renangnya.

"Sayang, Fathur kenapa lemes gini? Mabok ya?"

"Papa" panggil Fathur.

mendengar suara mas Sean anak itu langsung mengangkat kepalanya dari bahuku, Ia langsung mengulurkan tangannya ingin digendong ketika melihat mas Sean.

"Jagoan papa kenapa hm?"

"Elisa nakal pap!"

"Nanti aja ceritanya yah nak, kita ke kamar dulu. kasian papa capek abis nyetir jauh"

Aku yakin aduan fathur cukup panjang jadi lebih baik mereka mengobrol di kamar sekalian istirahat, aku juga bisa membereskan pakaian kami.

"Jadi jagoan papa lagi marah yah sama Elisa?"

mereka sudah berbaring di ranjang sesaat sampai di kamar dengan Fathur yang berada di atas tubuh mas sean. Aku membiarkan mereka dan menyimak obrolannya sembari membereskan pakaian kami. Sekaligus menyiapkan pakaian ganti untuk dua pria beda kesayanganku itu.

"Elisanya cerewet pap, terus suka rebut coki-cokiku," adunya dengan wajah ditekuk.

"Jagoan itu nggak boleh pelit loh, harus mau berbagi sama orang lain"

"aku nggak pelit papa!?" jerit Fathur yang sudah menegakkan punggungnya, otomatis dia duduk diperut mas Sean. Pasti berat!

"elisa udah aku kasih coki-coki, sama saudaraku yang lain juga. cuma Elisa mau lagi bagianku, kan bikin kesel pap!" adunya yang justru membuat mas Sean tertawa geli.

"Kalau begitu kasih saja, kan Fathur bisa ambil yang lain"

Aku tersenyum mendengar obrolan mereka, dari suara Fathur terdengar jelas kalau dia benar-benar kesal dan berusaha menahan tangis.

"Masalahnya kan coki-cokiku udah habis pap aku bagikan sama yang lain huaaaa mama!"

Akhirnya anak itu menangis karna tidak mendapat pembelaan, tangisannya kali ini pasti karna coki-coki kesukaannya itu habis, bukan karna kesal dengan Elisa meski anak gadis itu pemicunya.

"Mama...huaaa mamaa?!"

aku segera menghampiri mereka dan membawa Fathur kepangkuan ku. Tangisannya makin kencang saat kupeluk, mas Sean yang disampingku malah tertawa.

"Nanti papa beliin lagi yang banyak son" bujuk mas Sean.

"Promise?"

suara lucu Fathur yang serak dan sesunggukan membuatku dan mas Sean tertawa. Aku juga langsung mencium seluruh wajahnya yang menjadi kebiasaan ku ketika gemas melihat tingkahnya.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang