Bagian 45

7.8K 323 11
                                        

Sean melangkahkan kakinya memasuki rumah orang tuanya dengan langkah seribu, rumah yang sudah lama tidak dia kunjungi setelah menikah. cukup lama Ia berkeliling mencari keberadaan arini di tempat yang biasanya untuk bersantai tapi tidak kunjung ketemu, padahal menurut satpam ke dua orangtuanya ada dirumah tumben?. Karna tidak menemukan Arini dimana-mana, jadi Sean memutuskan ke ruang kerja papanya untuk menanyakan keberadaan arini.

Ayunan tangan Sean yang ingin meraih handle pintu terhenti,saat mendengar suara arini dari dalam yang sukses membuatnya membeku.

"Bukan kah aku benar, kalau kamu lebih memilih memberi harta kamu ke sabir anak dari hasil perselingkuhanmu dengan pelacur itu!"

Ya Allah apalagi ini, sabir...sabir anak emas papa! Jadi bukan tanpa alasan papa menomor satukan sabir dari pada aku.monolog Sean tidak percaya.

Sean langsung membuka pintu ruangan papanya membuat ke dua orang tua itu tersentak. sekarang sean bisa melihat aryamadi berdiri berhadapan dengan arini sekitar 5 langkah jaraknya. keadaan mamanya terlihat berantakan,jauh dari kesan anggun yang selama ini terlihat, hanya ada raut terluka dan kecewa disana. Dulu sean tidak pernah mendapati orang tuanya bertengkar hebat, tapi Sean tau kalau hubungan mereka Sebenarnya tidak pernah baik.

Orang tua Sean memang begitu lihai menyembunyikan masalah mereka di depan anaknya dan semua orang. Padahal diluar sana orang tua Sean dijadikan panutan oleh semua kalangan, karna dinilai sebagai salah satu pasangan goals yang jauh dari berita miring. Tapi kenyataannya semua itu hanya pencitraan! .

"Apa itu benar?"tanya Sean dingin.

"Sean"beo aryamadi dan arini.

"Jawab mah-pah!?"teriak sean "Ini alasannya aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari papa hm?"

orang tua sean masih bergeming dengan sorot cemas di kedua mata mereka,tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan sean. membuat pria itu menyimpulkan sendiri jika apa yang ia dengar tadi memang benar.

"Apa salahku ke kalian,kenapa sampai aku besar pun kalian tidak hentinya menyakitiku!? Waktu kecil aku berfikir mungkin kalian tidak suka anak yang manja,jadi setiap sakit perut karna salah jajan atau dihajar sama teman-teman sekolah sebisa mungkin aku menyembunyikannya,mengobati sendiri luka fisik dan luka hatiku selama ini. Dulu aku juga berfikir jika kalian benci anak bodoh, jadi aku belajar hingga melebihi kemampuanku sampai diejek tidak normal sama anak lain, karna duniaku hanya buku,buku,dan buku?! Tapi aku tidak peduli pah-mah,karna aku lebih peduli dengan pendapat kalian,peduli dengan pengakuan kalian yang hingga aku dewasa tidak pernah kudapatkan"

tatapan sean berhenti di arymadi dengan sorot terluka,"karna Papa hanya sibuk dengan perusahaan dan tidak cukup dengan itu,aku makin tersisihkan  karna kehadiran anak emas papa yang ternyata lebih istimewa dari yang kuduga" sean tertawa pedih sembari menggeleng kecil,lalu tatapannya beralih ke arini yang sudah terisak.

"sedangkan mama hanya sibuk dengan teman-temannya,sampai tidak punya waktu hanya untuk sekedar melihat keadaanku. Mendengar ucapan mama tadi aku jadi berfikir mungkin aku memang hanya orang asing disini"

"Sean!?"seru Arini keras.

"jaga ucapanmu, jangan merasa dirimu paling tersakiti Sean!" Desis Arini.

"Kamu tidak tau alasan mama menghabiskan waktu diluar itu karena tidak ingin melihat papamu, kamu pikir mama bisa hidup tenang dengan orang yang sialnya mama cintai tapi masih tidak bisa melupakan kekasihnya"ungkap arini getir.

Dua pria beda usia itu terkejut bukan main mendengar Pengakuan arini, sean yang terkejut mendengar kenyataan jika ternyata orang yang sangat ia hormati tega menduakan mamanya. Kedua tangan sean yang tadinya terkepal kini mengerat ketika melihat gurat kesedihan dan kesakitan di wajah arini.

cinta untuk khanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang