Sean merupakan seorang pria yang memiliki tekad serta kepercayaan diri yang kuat untuk meraih segala sesuatu yang diinginkannya. Jadi bukan tidak mungkin jika diusianya yang sekarang sean sudah dinobatkan menjadi pengusaha paling berpengaruh se-asia. sean tidak pernah main-main jika sudah menargetkan sesuatu. termasuk berhasil dalam mencapai segala hal yang difikirnya disukai oleh orang tuanya. meskipun respon yang diberikan oleh mereka jauh dari ekspektasi sean. Waktu kecil ketika sang mama mengatakan dia tidak suka dengan anak yang sering sakit atau bahasa kasarnya berpenyakitan. sean berusaha keras menjaga diri agar tidak jatuh sakit kalaupun sakit,dia lebih memilih meringkuk sendiri tanpa mengadu bahkan dengan bibi sumi sekalipun, karna sean yakin jika ada orang lain yang tau cepat atau lambat sang mama pun akan tau.
Begitupula ketika aryamadi papa sean mengatakan jika ia benci dengan anak bodoh. maka sean berusaha dengan sangat keras menjadi anak yang berprestasi bahkan sejak ia duduk di bangku taman kanak-kanak. Tapi meski sean sudah menjadi apa yang mereka mau, tetap saja orang tuanya bersikap abai padanya bahkan terkesan tidak peduli. sean tetaplah sean yang entah kenapa jika menyangkut merebut perhatian orang tuanya dia tidak mengenal kata lelah . terbukti sean tidak pernah berhenti memamerkan hasil kerja kerasnya pada orang tuanya meski dia sudah bisa menebak respon mereka.
"pah tadi kenapa nggak ke sekolahku? kemarin kan aku udah bilang kalau hari ini terima rapor ta_"
"Papa sibuk" sela papa sean.
sean terdiam beberapa saat,namun perlahan ia membentuk senyum yang begitu dipaksakan."oh iya aku lupa kalau papa punya kesibukan. tapi papa nggak perlu khawatir ada bibi sama pak maman yang menemaniku tadi"
"Lalu untuk apa lagi kamu menemui papa di kantor?"
Senyum sean kembali merekah sempurna, kali ini tidak dibuat-buat. dengan semangat ia menyodorkan rapor yang sedaritadi digenggamnya."ini pah rapor hasil belajarku. Alhamdulillah tahun ini aku dapat peringkat satu lagi!?"
Papa sean mendongak menatap seksama wajah berbinar-binar putra semata wayangnya,"baguslah. setidaknya kamu tau kalau papa tidak suka dengan anak yang bodoh,jadi pertahankan itu. kamu anakku jadi jangan membuatku malu!"
Senyum diwajah sean makin melebar mendengar respon papanya yang berbeda dari tahun sebelumnya. yang ini lebih tulus, pikir sean. ia pun mengangguk antusias "pasti pah! aku janji akan belajar dengan giat dan menjadi orang sukses agar papa sama mama bangga punya sean."
Aryamadi berdiri menghampiri sean yang memandangnya dengan tekad kuat. sesaat aryamadi melihat wujud dirinya pada sean,yang penuh tekad dan ambisi.
"papa yakin kamu bisa dan papa harap kamu selalu kuat" ucap aryamadi pelan sembari meremas pundak sean seakan menyalurkan kekuatan.
Senyum tulus dari aryamadi walau kecil tapi sangat berdampak besar bagi kebahagiaan putra satu-satunya itu. Sejak saat itulah sean makin gila dalam belajar, benar-benar fokus menjadi yang diinginkan orang tuanya. meski sama saja,tidak ada perubahan yang berarti dari mereka.
***
Itu pula alasan seorang Arseana tidak pernah punya waktu untuk sekedar berkenalan dengan wanita. masa kecilnya hingga dewasa disibukkan dengan mengambil perhatian orang tuanya. tapi dari sekian banyaknya wanita yang mendekat bahkan terang-terangngan mengajaknya berhubungan, sean tidak pernah merasakan sesuatu seperti ketika ia pertama kali bertemu dengan khanza. rasa memuja dan keinginan menggebuh-gebuh ingin memilikinya begitu kuat,sampai menyiksa batin sean oh! jangan lupakan kinerja jantungnya yang tidak biasa ketika berdekatan dengan khanza,bahkan hanya dengan memandangnya dari jauh saja dia sudah bisa mengguncang hati sean dan semua itu tidak didapatinya dari wanita lain. Yah begitulah pesona seorang khanza yang begitu sulit untuk sean abaikan seperti yang sering ia lakukan selama ini. Khanza-nya berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta untuk khanza
Ficción Generalmaafkan aku karna aku tidak sekuat itu. cinta yang membuatku tidak kuat untuk membagimu . walaupun Tuhanku menjanjikan surga untuk perempuan yang ikhlas di madu. *** seorang pria yang tak lain adalah Sean, duduk bersimpuh dihadapan istrinya dengan t...