“Biiiii, granolanya Naya ditaruh mana, ya? Ini tinggal dikit,” teriak Naura, berdiri di depan meja pantri, mengintip box hijau bergambar kacang-kacangan dan raisin di genggamannya
“Belum belanja, neng. Nanti sore.”
“Oke, Bi.”
Beralih membuka kulkas, mencari yoghurt atau es krim vanila untuk dipadukan dengan granola yang hanya sanggup menutupi bagian bawah mangkuk yang biasa ia pakai.
Show show show~~~
“Uwaaaaa udah mulai.”
Suara musik pembuka membuat Naura terburu meletakkan kotak yoghurt ke kulkas, berlari kecil ke ruang tengah, meletakkan mangkuknya di meja dan menjatuhkan diri di sofa. Acara yang ditunggu-tunggunya sejak tadi akan dimulai. Pangeran senyum manisnya.
“Nonton apa, neng?” suara Bi Irah terdengar, entah berasal dari arah kiri.
“Song Kang. Mulai hari ini ada variety show-nya tiap minggu siang.”
Song Kang, aktor Korea yang akhir-akhir ini menjadi pelariannya saat istirahat belajar. Tak sengaja ikut menonton salah satu dramanya di kelas saat jam kosong bersama Hasna dan sekarang hampir tiap kegiatan aktor itu dia tahu, bahkan bibi juga. Saking seringnya Naura bercerita.
“Yang mana? Yang kemarin neng Naya lihat videonya di ruang tengah?”
Naura mengangguk, menoleh pada Bibi yang kini berjalan mendekat dari arah dapur. “Iya. Yang itu. Kemarin masih teaser-nya”
“Woah! Warna rambutnya ganti. Makin cakep.” Naura bertepuk tangan kecil melihat idolanya yang berdandan kasual muncul di layar.
“Yang mana yang makin cakep?” Bi Irah ikut duduk di sofa yang sama, meneguk es jeruk yang dibawanya. Meski berstatus sebagai asisten rumah tangga, Bi Irah sudah seperti bagian penting bagi Naura, tak ada ceritanya disuruh-suruh sesuka hati. Malah tak ada bedanya dengan pemilik rumah
“Yang itu, yang duduk di ujung. Yang warna rambutnya biru gelap.” Naura menunjuk televisi, mengarahkan jemarinya ke sisi kanan pada lelaki berjaket merah dan berkacamata yang tengah tersenyum lebar.
“Kirain yang tengah itu, kelihatan kalem kayak Mas Adit.”
Naura mendengus, bisa-bisanya Bi Irah terpikir Aditya sekarang, di hadapan pangeran senyum manisnya. Walaupun memang dapat diakui kalau Aditya merupakan cowok kalem dan juga tampan. Tapi, tetap saja, sekarang bukan waktunya membicarakan dia.
“Bukaan. Itu, sih, Bibi yang suka. Yang pojok, senyumnya manis, matanya juga bagus. Naya suka,” jelas Naura dengan mata berbinar.
Naura memfokuskan pandangannya pada televisi, tersenyum dan bertepuk tangan kecil saat idola kesukaannya terlihat di layar kaca, mengomentari detail kecil atau menyahuti apa yang Song Kang ucapkan. Sampai pada bagian kredit, Naura meraih bantal yang sedari tadi menjadi sandarannya, memeluk benda lembut itu erat dan berbaring melihat cuplikan episode selanjutnya.
Naura menghela nafas, melepaskan bantal sofa dari pelukannya, menatap layar televisi yang kini menampilkan iklan. Naura menatap sekeliling, sepi, Bi Irah sudah pergi sejak tadi, mangkok granolanya sudah kosong, begitu juga mugnya.
“Dah selesai. Ngapain lagi ya?” gumam Naura.
Tugasnya sudah selesai, ia juga tak biasa nonton televisi, tidak ada bacaan selain buku pelajaran, ensiklopedia, biografi atau majalah bisnis milik Ayah.
Naura meraih ponselnya, tersenyum hampa saat melihat chat yang ia sematkan paling atas, room chat dengan Hasna terlihat kosong tanpa ada pesan masuk. Kembali menghela nafas, teringat kejadian kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Rendezvous
Teen FictionRendezvous (n.) a place where a particular group of people often go or meet, by arrangement or habit. ______________ Naura adalah cewek yang biasa kalian temukan di setiap kelas. Pendiam, punya prestasi bagus, catatan poinnya kosong, disukai guru...