“Bang Jaka lah, masih jam segini. Lo lagi enggak ada urusan apa-apa, kan?” Julian melingkarkan lengannya pada pundak Aditya dan Raden yang berdiri bersebelahan, lantas menepuk pundak Aditya pelan. “Lo udah jarang ikut nongkrong.”
“Ayok, dah.” Aditya mengangguk setelah melihat jam di pergelangan tangan kirinya.
Naura, Aditya, Devito, Julian dan Raden berdiri melingkar di depan ruang ujian. Bel pulang baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu sebagai tanda bahwa penilaian tengah semester juga berakhir. Tinggal menunggu penerimaan raport dan siap-siap mendapat omelan lagi jika nilai turun, tapi sekarang saatnya menikmati waktu untuk bernafas sejenak, sebelum kembali berperang dengan materi yang lebih susah.
“Aku cewek sendiri?” Naura menunjuk wajahnya, kemudian menatap sekitar, mencari wajah yang mungkin bisa ikut bergabung. “Enggak mau ngajak siapa gitu?”
“Biasanya kalau lagi sama kita juga cewek sendiri.” Devito menyahuti dan kalimatnya disetujui tiga kepala yang lain.
“Ya udah, deh.” Naura menurut pasrah, tapi matanya menangkap Hasna yang baru saja turun dari tangga. “Oh? Hasna!”
Hasna menoleh, menatap Naura dan sekitarnya lalu berlalu begitu saja tidak menjawab sapaan Naura, bahkan tersenyum saja tidak.
“Aku ada salah, ya?” Naura menyebik, pandangannya mengikuti punggung Hasna. “Aku mau ngajakin dia padahal.”
“Udah, ayok.” Aditya mengarahkan kepala Naura agar menghadap depan, lalu mendorong cewek itu berjalan lebih dulu dari pada teman-temannya.
Aditya ganti merangkul bahu Naura begitu melewati selasar yang tidak begitu ramai, menyampirkan tangannya tanpa beban, tanpa malu meski beberapa mata melirik ingin tahu. Merangkul lawan jenis tanpa sebab bukan hal biasa di sekolah, apalagi mereka melewati ruang kesiswaan dan ruang guru.
Naura berniat menurunkan tangan Aditya, tapi cowok itu malah mengeratkan tangannya tidak sampai melukai, terlihat seperti memiting. Naura menepuk lengan itu, meminta dilepaskan. Aditya serasa kembali seperti biasanya, sudah melewati fase bertindak hati-hati dengan pacar sahabatnya.
“Kenapa? Selama enggak lagi bareng, kalian temen, kan?” Aditya melepas rangkulannya, berdiri bersisian di pinggir jalan raya untuk menyeberang, lantas menoleh ke belakang untuk melihat yang lain sebelum sedikit memiringkan tubuhnya untuk berbisik, “Sama gua dulu. Jangan pacaran mulu.”
Naura memukul lengan Aditya, ikut menoleh ke belakang saat hanya melihat Julian dan Raden yang berdiri di sebelah Aditya. Tidak menemukan Devito di belakangnya, kemudian menoleh ke sebelah kanannya, mendapati Devito berdiri tepat di sebelahnya, memberikan senyuman saat beradu pandang.
“Ini yang mau gua tanyain dari kapan, tapi kayaknya gua terlalu kaget lo punya pacar.” Aditya berbisik, merangkul Naura lagi, berjalan paling depan di zebra cross. “Om Satya atau Tante Sekar ada yang tahu?”
Naura mencari keberadaan Devito, melihat cowok itu berbicara dengan Julian dan Raden sebelum menjawab pertanyaan Aditya. “Enggak, lah. Kamu pengin aku jadi Rapunzel.”
“Sama gua boleh, kenapa takut bilang soal dia?” Aditya menggerakkan kepalanya, menunjuk Devito yang sedang menatap keduanya sebelum mengalihkan pandangan.
“Aku yakin kamu udah tahu alasannya. Kamu kenal Ayah sama Bunda.” Naura menipiskan bibirnya, teringat tentang kejadian di taman Gambira dua minggu lalu, hari di mana Naura tahu dan sedikit terlibat tentang masa lalu Devito. Peristiwa yang coba ia lupakan, berusaha untuk tidak menyinggung hal itu dalam tiap percakapan, membunuh rasa penasarannya.
“Dito baik, dia loyal. Seru juga anaknya, tahu sopan santun juga.”
“Mungkin kalau dia lebih rapi dan punya prestasi sebagus kamu, aku enggak akan ragu buat bilang Bunda.” Naura melirik Devito dari ujung matanya, melihat baju cowok itu yang terlihat lebih rapi dari biasanya, sedikit merasa tak enak harus mengungkit kejelekan orang lain. “Bukan berarti aku enggak suka dia yang sekarang, tapi kalau dari kacamata Bunda, dia yang ada malah dapet kalimat enggak ngenakin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Rendezvous
Teen FictionRendezvous (n.) a place where a particular group of people often go or meet, by arrangement or habit. ______________ Naura adalah cewek yang biasa kalian temukan di setiap kelas. Pendiam, punya prestasi bagus, catatan poinnya kosong, disukai guru...