61. Goes Wrong

722 166 32
                                    

*

Playlist: Sam Kim - Love Me Like That

Keknya ini chapter yang paling ngepas sama lagu ini. Jadi kalau kalian punya waktu buat muter lagunya, feelsnya bakal lebih dapet

Happy reading~

*

"Mau minum apa?" Devito menawari setelah satu langkah memasuki rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau minum apa?" Devito menawari setelah satu langkah memasuki rumahnya. Bahkan kaki kiri Naura masih di luar pintu. Mereka sampai lebih dulu sebelum Toyota Camry hitam yang ditumpangi orang tua Devito.

"Enggak usah. Aku cuma bisa bentar." Naura melirik jam tangan di pergelangan kirinya, sudah hampir jam lima. Satu jam lagi sebelum les matematikanya. "Nanti kalau Om Gatot udah nyampe, aku juga langsung pulang."

"Kamu duduk dulu aja, aku mau ke atas bentar." Devito mengangguk, mempersilahkan Naura di ruang tamu, kemudian ia mengangkat sedikit tas jinjing yang ia bawa."Naruh ini."

Naura duduk di sofa panjang di ruang tamu, ruangan paling depan di rumah cowok itu. Selama beberapa kali mampir, Naura belum pernah duduk di sini, pasti langsung ke ruang tengah atau kamar Devito. Ruangan itu lebih kecil dari ruang tengah, dengan satu set meja dan sofa warna hitam, beberapa foto, satu lukisan dan Guci ukuran sedang di pojok ruangan.

Devito datang membawa dua gelas air putih yang diletakkan tepat di depan Naura dan satu lagi ia pegang selagi ia mendudukkan diri di sebelah Naura. "Mobilnya Papa kejebak macet, udah deket, sih."

Naura mengangguk, mengayun-ayunkan kakinya, memikirkan pa yang harus ia bicarakan agar tidak terasa canggung. Drumnya? Game online-nya? Tuti? Hobi fotografinya?

"Enggak ada yang pengin kamu tanyain?" Devito memulai pembicaraan, seakan sadar jika otak Naura sedang mencari topik.

Naura mengerjap, mengambil satu tegukkan air minumnya sebelum bertanya hati-hati, tidak ingin menyinggung Devito karena bertanya soal Papanya. "Om Gatot ... ngerokok?"

"Bukan tentang itu." Devito tersenyum tipis, seakan mengharapkan pertanyaan tentang hal lain, tapi Naura malah menanyakan Papanya. "Papa enggak ngerokok. Perokok pasif, temen-temennya kebanyakan ngerokok."

Naura mengangguk lagi, keputusan Devito untuk tidak merokok atau bahkan tidak pernah mencoba rokok terasa masuk akal. Dulu ia sempat mengira-ngira siapa yang cowok ini tiru hingga memilih untuk tidak merokok, saat Papanya saja merokok.

Naura melirik Devito, saat pertanyaan lain muncul di kepalnya, "Kamu ... kenapa belum bilang kalau kita udah putus?"

Devito menegak, menatap Naura sejenak sebelum berpaling. "Mama sering nanyain kamu, kayaknya seneng anak cowoknya akhirnya punya pacar."

"Kamu bisa bilang kalau kita temenan. Aku bahkan masih nemenin Om Gatot discharge."Naura menunduk menatap tangannya yang memainkan ujung dasi yang ia kenakan.

Secret RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang