67. Heather

783 168 44
                                    


Playlist : Conan Gray - Heather

Dialog Heavy, pelan-pelan aja bacanya eheheh

"Yang nanti nilainya dibawah KKM, mau remidi atau tugas aja?" Pak Gandhi bertanya pada anak kelas,ujian telah selesai, lembar jawaban sudah terkumpul di depan pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang nanti nilainya dibawah KKM, mau remidi atau tugas aja?" Pak Gandhi bertanya pada anak kelas,ujian telah selesai, lembar jawaban sudah terkumpul di depan pria itu. Tinggal beberapa menit lagi sebelum jam pelajaran berakhir.

"TUGAS." seisi kelas menjawab kompak, meski masih terdengar beberapa yang meminta ujian ulang, tapi kalah suara dengan yang memilih untuk mendapatkan tugas. Sedangkan Naura hanya menatap guru sosiologinya itu tanpa kata, tidak punya begtu banyak tenaga, suara pelannya hanya akan tertelan suara yang lain. Selain itu juga yakin nilainya tidak akan di bawah standar kelulusan nilai, meski masih belum yakin nilainya bisa sempurna.

"Tugas, ya? Ngerjainnya harus bener. Jangan saling copas," ujar Pak Gandhi memperingati.

"Iya, Pak." para siswa kembali menjawab kompak.

"Saya tinggal. Jangan langsung pulang, nunggu bel." Pak Gandhi mengemasi barang-barangnya, memperingati sekali lagi sebelum benar-benar keluar kelas.

Naura melipat tangannya di meja, menenggelamkan wajahnya di sana. Membayar jam tidurnya yang sempat terpotong karena belajar beberapa hari ini. Kembali menegak untuk memasang earphone dan memutar musik karena kelas yang mulai berisik, tapi terhenti saat Aditya berjongkok di sebelah kirinya.

"Lo habis dari UKS? Kata Dito." Aditya mendongak, meneliti wajah Naura yang sebenernya tidak terlihat pucat.

"Iya, mimisan." Naura mengangguk, mengembangkan senyum agar Aditya tidak khawatir berlebihan.

"Kok bisa? Kecapekan?" Aditya meraih tangan Naura, membolak-baliknya sebentar, sebelum meminta Naura sedikit mendongak untuk menunjukkan hidungnya. Mungkin mencari sisa darah atau bekas lain untuk sekedar memastikan.

"Mungkin. Mimisan biasa." Naura mengedikkan bahu, selain sedikit pusing dan rasa tidak nyaman di hidungnya, ia tidak merasakan keluhan lain. Hanya sakit yang muncul karena ia terlalu memaksakan diri seperti yang biasa terjadi.

"Kenapa enggak ijin dulu? Kenapa nunggu selesai ngerjain?"

Naura tertawa tertahan, mendengar pertanyaan yang sama dari Aditya yang tadi sempat ditanyakan Devito. "Kalian bahkan nanyain hal yang sama. Tinggal satu soal, nanggung kalau ditinggal."

"Jangan maksain, Nay. Gua jantungan pas Dito bilang lo lagi di UKS." Aditya melemaskan bahunya, menumpu kepalanya dengan tangan di atas lutut, masih mendongak melihat Naura. "KIrain lo tadi selesai paling awal terus ke perpus."

"Iya." Naura mendongak, mendorong bahu Aditya pelan. "Sana, aku mau tidur bentar."

Aditya menurut tanpa kata, berdiri dari duduknya, mengacak rambut Naura pelan sebelum menjauh.

Secret RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang