Naura mengeratkan pegangannya pada tali tas, sedikit cemas saat menyadari banyak mata asing yang menatapnya, bahkan beberapa di antaranya sampai menoleh. Masih 15 menit lagi sebelum jam pertama di mulai, murid yang datang bersamaan dengannya juga bisa dihitung jari, tapi hampir semuanya menatap Naura cukup lama untuk sekedar disebut tidak sengaja bertatapan mata. Ia memegang rambutnya, meneliti seragam dan aksesoris lain, memastikan tak ada yang salah dengan dandanannya.Tatapan lain ia dapatkan saat berbelok menuju lorong kelas sebelas, cukup lama dan seakan menelisik yang akhirnya Naura balas dengan senyum tipis, canggung. Kernyitan muncul di dahi Naura, makin kentara saat berpapasan dengan Wildan di pintu kelas dan cowok itu tiba-tiba mengangkat tangannya untuk mengajak tos. Satu hal yang tidak pernah ia lakukan.
Naura menatap Wildan yang tak kunjung menurunkan tangannya, dibalas Naura dengan tepukan pelan. Tidak bisa menyembunyikan wajah bingungnya, "apa?"
Wildan menggeleng, mengangkat jempolnya sembari tersenyum lebar. Ia mendorong pundak Naura agar segera masuk kelas dan duduk di kursinya. Belum juga ia menjauh dari Wildan, ada tangan lain yang menghentikan langkahnya. Hendra mengangkat tangannya seperti yang Wildan lakukan.
"Apa, sih?" Naura menepis tangan Hendra, menatap cowok itu aneh.
"Keren," kata Hendra berjalan mundur menuju luar kelas.
"Anak-anak pada kenapa?" Naura meletakkan tasnya di kursi, sedangkan matanya mengelilingi ruangan, bertatapan dengan beberapa pasang mata dan juga Adit yang menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Lo nggak ada twitter ya?" Hasna mendongak, memainkan ponselnya, "lagi pada rame kalo si troublemaker lagi deket sama teacher pet."
"Siapa?" tanya Naura, bukan karena penasaran, hanya memastikan jika itu tidak ada kaitannya dengannya. Ia pernah mendengar istilah itu. Istilah yang pernah disematkan padanya, tapi ia tidak mau berpikir terlalu jauh.
"Lo sama Dito. Siapa lagi?" sahut Hasna, masih sibuk men-scroll ponsel.
Naura terdiam, mendadak cemas, tidak pernah sekalipun terpikirkan jika ia dan Dito akan menjadi bahan pembicaraan. Yakin jika orang yang menatapnya sejak tadi pasti sudah mengira-ngira apa yang terjadi sejak semalam. Spekulasi apa yang sudah terbentuk dan bagaimana ia tahu jika Devito tidak begitu menyukai jika murid Dananjaya mengetahu kedekatan mereka, meski pun sekarang keduanya tidak lagi memiliki hubungan apa-apa.
"Dito nggak nanggepin apa-apa?" kata Naura, tidak memiliki keberanian untuk melirik tempat duduk cowok yang sedang ia bicarakan.
Hasna menggeleng, "Dito cuma bilang bukan pacar waktu Salsa tanya kalian pacaran atau nggak."
"Itu aja?" Naura memainkan ujung dasi, entah kenapa berharap mendengarkan lebih banyak, "dia nggak ngomong apa-apa lagi?"
"Dateng langusung keluar," Hasna menggeleng, menyerahkan ponselnya yang menunjukkan awal rumor itu berasal, "anak-anak pada bacot, tanya-tanya mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Rendezvous
Novela JuvenilRendezvous (n.) a place where a particular group of people often go or meet, by arrangement or habit. ______________ Naura adalah cewek yang biasa kalian temukan di setiap kelas. Pendiam, punya prestasi bagus, catatan poinnya kosong, disukai guru...