12. Dandelions

1.2K 273 25
                                    


Naura melongok dari belakang kerumunan penonton, mencari keberadaan Aditya. Cowok itu baru saja mengirimi pesan agar Naura cepat kembali ke depan panggung, tapi Naura tak menemukan batang hidungnya. Ia hanya mendapati siswa kelasnya berada berkumpul di sebelah kiri dekat panggung. Naura tak ada keinginan bergabung, semenjak dirinya yang tak sengaja mendengar pembicaraan teman sekelasnya di gymnasium beberapa hari lalu. Bukan hal besar harusnya,tapi tetap saja mengusik perasannya.

Matanya mengedar lagi, menemukan anggota Alpha Tetha berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Naura mendengus saat tak menjumpai wajah Aditya, lalu mengambil ponsel dari saku rok lipitnya.

Whatsapp
Today, 15.19

Naya
Adit di mana?
Aku udah di depan panggung


“Band terakhir dari kita,” suara pembawa acara membuat Naura mendongak. “Dandelions

Lima wajah yang Naura kenal menaiki panggung. Aditya ada di sana, menenteng gitar. Devito memegang stik drum, Julian dengan bassnya dan Raden yang langsung berdiri di belakang keyboard. Terakhir Hasna yang terlihat cantik dengan floral dress midi putih berdiri di tengah-tengah.

“Sambil nungguin yang lain check sound, bisa ngobrol sama vokalisnya dulu,” ucap pembawa acara, mengundang vokalis—Hasna untuk bergabung dengannya.

“Boleh dikenalin siapa saja anggotanya.” MC menyodorkan mikrofonnya

“Gue, Hasna. Gitar ada Adit; Drummer Dito; Bass Juan; Keyboard Raden.”

“Mau bawain berapa lagu, ini? Apa saja?”

“Dua. Dejavu; sama Love song; lagunya Neon Lights.”

Dandelions, kalau bole tahu, apa artinya?”

“Sama kayak bunga Dandelions yang pada saatnya bakal terbang kebawa angin, kita juga begitu, tumbuh karena acara ini dan bakal balik ke kegiatan masing-masing kalau udah selesai.”

“Enggak ada niat dilanjutin? Sayang banget nggak sih?”

Kerumunan penonton secara kompak berteriak iya

“Ya, kan. Sayang banget begitu.”

Mendapat dukungan MC, teriakan makin menjadi, menyebut satu nama yang sama.

“Kak Adit, mana ini Kak Adit. Banyak banget yang manggil.” pembawa acara melongok memandang Aditya yang berdiri agak jauh di belakang Hasna.

Aditya tersenyum simpul, membuat penonton berteriak meminta agar segera mulai.
“Oke. Oke. Gimana udah siap?” tanya MC.

Aditya, Julian, Raden dan Devito kompak memberikan tanda siap dengan mengangkat jempol.

“Ini dia Dandelions.”

Naura memperhatikan satu persatu temanya. Aditya terlihat lebih tampan dari biasanya dengan rambut yang ditata rapi, poninya ditarik ke belakang, memperlihatkan keningnya yang jarang terlihat. Memakai celana jeans, kaos hitam dan kemeja Hawaiian hijau sebagai outer yang mendukung proporsi tubuhnya. Sedangkan Devito memakai pakaian serba hitam, rambut panjangnya diikat kecil memperlihatkan detail mukanya. Naura akan baru akan menggeser pandangannya saat dua cewek di depannya berbicara dengan keras.

“Kak Adit ganteng banget enggak sih? Kenapa enggak tiap hari aja dandan gitu. Huhuhu aku mleyot.”  Kata cewek di sebelah kiri, yang lebih tinggi, memegang dada dengan ekspresi berlebihan.

Naura tersenyum kecil mendengar pemilihan katanya, melirik name tag yang tersemat di dada kanan cewek tadi. Warna hijau. Kelas satu.

“Udah punya pacar, enggak asyik buat dihaluin,” jawab cewek yang lebih pendek. “Mana ceweknya cakep, pinter,kalem. Enggak kek lo, bar-bar enggak tahu malu.”

Secret RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang