Naura membuka lemarinya, mengeluarkan beberapa pasang pakaian yang menurutnya bagus, hingga hampir memenuhi ranjangnya. Mencari baju yang tetap membuatnya cantik tanpa harus memakai gaun, meskipun ia merasa gaun adalah salah satu hal yang membuatnya terlihat menarik. Naik motor, pakai helm dan pakai celana, tidak boleh terlalu pendek. Naura harus dandan sebagus mungkin agar tetap menawan setelah melewati itu semua.
Penyebab dari keributan Naura siang itu adalah janji untuk pergi berdua dengan Devito, kencan pertama setelah sekian lama, setelah lebih dari dua minggu menjadi pacar. Ini kali pertama Naura dan Devito benar-benar keluar hanya berdua. Mereka membuat janji untuk bertemu di taman Gambira sebelum menentukan akan ke mana.
Pilihan Naura berakhir pada atasan putih lengan panjang dengan lengan dan kerah membayang dilapisi cropped jacket dengan warna yang sama serta flare jeans biru. Naura mengikat setengah rambutnya agar tidak begitu berantakan saat melepas helm, lalu mematut diri di cermin, memutar badan, kemudian mendekatkan wajahnya ke kaca, berharap dandanannya tidak berlebihan sebelum memasang anting dan mengambil ankle boots putih. Tak lupa meraih tas selempang, mengecek isinya dan berlari turun.
Sesampainya di taman Gambira, Naura segera mendatangi warung Bang Jaka. Sedikit takut untuk menunggu sendirian sejak kejadian malam itu.
"Dito-nya baru aja dateng." Bang Jaka menyapa Naura saat meletakkan pesanan di meja depan.
Naura mengangguk, tersenyum membalas sapaan Bang Jaka lalu membuntuti pria itu masuk warung. Matanya menangkap Devito yang duduk di kursi biasanya, mengenakan kaos putih dilapisi jaket hitam. Rambutnya kelihatan lebih rapi dari biasanya, berponi acak menutupi alis dan sedikit matanya. Sibuk memainkan ponselnya. Naura melirik outfit-nya dan merasa jika ia berdandan berlebihan.
Naura duduk tepat di depan Devito, meletakkan tas di kursi sebelahnya, tidak mengeluarkan suara hingga cowok itu sadar dan mendongak.
"Kenapa enggak bilang kalau udah dateng, bisa aku jemput di depan." Devito meletakkan ponselnya di meja. Mendorong satu gelas es coklat ke hadapan Naura.
Naura menunjuk dirinya, bertanya dengan isyarat apakah minuman itu untuknya, yang diangguki Devito.
"Mau ke mana?" Devito bertanya, menumpu dagunya dengan tangan.
"Kamu enggak pengin potong rambut?" Naura menyentuh rambut Devito, menyingkirkan sebagian yang menutupi mata cowok itu. "Udah lumayan panjang."
Devito mengangguk, mengacak rambutnya. "Oke potong rambut dulu."
Naura menyesap minumannya hingga setengah gelas, menghargai usaha cowok itu dalam mengingat kesukaannya, sebelum mengangguk memberi tanda jika ia sudah selesai dengan minumannya.
Devito berdiri, berjalan lebih dulu, melirik belakang untuk memastikan Naura mengikutinya, menyempatkan berpamitan pada Bang Jaka di balik etalase. "Bang, berangkat, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Rendezvous
Teen FictionRendezvous (n.) a place where a particular group of people often go or meet, by arrangement or habit. ______________ Naura adalah cewek yang biasa kalian temukan di setiap kelas. Pendiam, punya prestasi bagus, catatan poinnya kosong, disukai guru...