40. South Region 1st Day

1K 195 63
                                    

Pertandingan pertama Aditya dimulai satu jam sebelum jam pulang Dananjaya, Naura tidak bisa datang. Ia bukan bagian dari tim penyorak yang dikirim sekolah yang berisi anggota MPK-OSIS, ia hanya bisa mengirimkan pesan panjang untuk menyemangati cowok itu dan mungkin meneleponnya nanti setelah selesai les.

"Mau nyusulin Adit?" Raden yang pertama mengusulkan saat mereka berempat, Raden, Naura, Devito dan Julian berjalan di lorong kelas sepuluh sebelum berbelok ke lobi.

"Dia udah selesai dari tadi, mau nontonin siapa?" Devito menyahut.

"Tim cewek?" Raden yang berjalan paling depan menoleh.

"Enggak ada yang kenal gua," keluh Julian.

"Ngedukung Dananjaya. Nyamperin juga, paling juga dia lagi nonton sekarang." Raden mencoba membujuk teman-temannya.

Naura mengangguk setuju, meskipun sudah tidak bertanding, bisa dipastikan anggota Alpha Theta sedang menonton, sekaligus melihat pergerakan dari tim lain sebagai pertimbangan strategi jikalau nanti mereka bertemu di babak selanjutnya,

Naura mengangguk setuju, meskipun sudah tidak bertanding, bisa dipastikan anggota Alpha Theta sedang menonton, sekaligus melihat pergerakan dari tim lain sebagai pertimbangan strategi jikalau nanti mereka bertemu di babak selanjutnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bentar gua tanya anaknya dulu." Raden mengambil ponselnya dari saku jaket setelah mendapat anggukan dari Naura. Mungkin berpikir bisa pergi berdua jika temannya yang lain tidak mau berangkat,

JIka diperhatikan begini, Raden serasa berperan sebagai ibu, yang sering mengomel saat Devito, anak paling bandelnya bertingkah, mencemaskan saat Aditya, anak paling diamnya tidak banyak berkabar dan meladeni Julian, anak dengan pemikiran dan sifat paling aneh di antara yang lainnya.

"Ya udah, deh. Siapa aja yang ikut?" Julian menurut akhirnya, melingkarkan lengannya di pundak Raden. "Lo bawa motor, kan?"

"Naya sama gua." Devito mengikuti Julian, melingkarkan tangannya di pundak Naura.

"Siapa juga yang mau ngerebut Naura dari lo," ketus Julian, menarik Raden berjalan ke parkiran lebih dulu.

Naura menatap Devito dengan wajah terkejut, tidak menyangka jika cowok itu yang menyebutkan jika mereka berdua berpacaran, padahal dia dulu yang seakan menolak hubungan mereka diumbar. Naura tidak keberatan jika ada yang tahu soal mereka, lebih leluasa malah. Namun, gelengan Devito dan gedikkan bahu cowok itu seakan menjawab jika ia juga tidak tahu soal ucapan Julian, kemudian menarik Naura yang hanya mengerjap untuk menyusul dua temannya dan juga mengabaikan celetukan tanpa dasar Julian.

Soal hubungannya dengan Devito, Naura mulai terbiasa menjadi tersembunyi asalkan tidak ada yang menanyakan bagaimana keduanya yang menjadi lebih dekat dibanding semester satu dulu dan mendengar sendiri jawaban dari mulut Devito. Masih sedikit pedih, butuh waktu lebih untuk terbiasa.

 Masih sedikit pedih, butuh waktu lebih untuk terbiasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secret RendezvousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang