Happy reading🤍
Grista POV
"Apakah dengan membiarkan aku jatuh itu arti dari cinta kasihmu padaku?"
"TUNGGU!! APA YANG KALIAN LAKUKAN DISEKOLAH JAM SEGINI!! BERHENTII!!!" Suara teriakan itu terdengar persis layaknya bapak-bapak, membuatku dan Green reflek membalikkan badan.
Mataku melotot ketika melihat seorang lelaki paruh baya sambil membawa tongkat dan berjalan cepat menuju kami. Berbeda dengan Green yang menatap datar pada satpam tua itu. Tanpa berpikir panjang, kakiku segera melangkah lebar.
"AWAS KALIAN!! BESOK PASTI KALIAN AKAN MASUK BK!!" Teriak Pak Satpam memperingati kami, sontak membuat kakiku berhenti melangkah. Tubuhku sudah berhasil keluar dari lingkungan sekolah. Tapi, aku sedikit takut dengan ancaman satpam barusan.
Jujur sebenarnya aku bimbang, aku takut akan masuk BK besok tapi juga untuk apa aku berhenti dan menuruti perkataan Pak Satpam jika akhirnya nanti kita tetap saja akan dilaporkan pada Guru BK.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung berlari menuju Green yang berjalan santai tanpa menatap khawatir padaku, walau sebenarnya aku takut masuk BK besok. "Kamu mau kemana?" Tanyaku dengan napas terengah-engah setelah berlari menuju Green.
Namun hanya dibalas lirikan mata santai dari Green, membuatku langsung menunduk.
Seketika arah jalan kami sudah berlawan arah dan berjalan sendiri-sendiri, tanpa mengatakan perpisahan sekata pun.****
Tanpa aku sadari sinar matahari kini sudah hadir kembali untuk menerangi bumi dan memberi takdir baru lagi. Waktu terus berjalan yang kini menunjukan pukul 06.15, petanda saat ini sudah lanjut hari. Ayunan kakiku menuju ke arah gerbang sekolah yang masih terbuka lebar.
Krrinnggg...
Bunyi bel sekolah sudah terdengar petanda sekarang pukul 06.30. Segera para semua siswa memasuki kelas masing-masing. Sedangkan aku dan Jessica sudah terduduk siap di dalam kelas, sambil menunggu guru pelajaran datang dikelas ini sesuai jadwal.
Selang beberapa menit para guru sudah memasuki kelas masing-masing. Pelajaran fisika adalah jadwal pelajaran pertama dikelasku saat ini. Guruku juga sudah berada didepan kami yang sedang menjelaskan materi baru fisika.
Tok-tok-tok
Ketukan pintu kelas itu membuat Bu Sari mengatakan "masuk!" Dengan tegas sambil menulis disebuah buku tanpa menatap pintu kelas. Tak lama dua murid wanita memasuki kelas berjalan menuju Bu Sari guru fisika. Mereka berdua berbisik pada telinga Bu Sari seperti membicarakan rahasia yang besar, membuat kerutan didahiku tercipta.
Setelah panjang lebar membisik, akhirnya usai juga. Kepala Bu Sari mengangguk paham, dan kedua murid itu pun kembali keluar kelas diiringi manatapku senyum remeh. Aku sangat bingung dengan semua ini, apa yang terjadi?
"Grista?" Panggil Bu Sari, reflek kepalaku langsung teralih menatap beliau.
"Iya?" Balasku.
"Kamu dipanggil sama Bu Lia," Titah singkat itu membuat mataku membelak terkejut setelah mendengar nama Bu Lia pada kalimatnya.
"A-ada apa, Bu?" Tanyaku kebingungan.
"Udah kamu kesana aja, nanti juga tahu." Ludahku langsung tertelan keras mendengar kalimat menakutkan itu dari Bu Sari.
Segera kakiku mengayun keluar kelas dan menuju ke ruang BK, iya ruang BK. Bu Lia adalah guru BK kelasku. Sebelumnya aku tidak pernah masuk BK, namun ini pertama kalinya. Jantungku terus memompa keras dan semakin tak karuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...