Dengerin wajib👆
Seperti biasa, ini bakalan panjang. Jangan bosen dulu yaa.
Prepare your heart.
Happy reading🤍
Author POV
"Bukankah hanya perlu dua aksara, untuk Melengkapi kata menjadi genap"
-Green & Grista
Kekaguman dalam setiap sorot mata mereka saling tersalur satu sama lain. Mereka berdua selalu berkata betapa bersyukurnya mereka saling memiliki diantara mereka.
Sautan debaran jantung setiap saling menatap, berbicara, bergenggaman tangan tanpa sengaja. Mereka masih tidak percaya jika mereka sudah terjatuh didalam samudra hati yang gelap dan tanpa arah.
Sengatan listrik terasa disaat kulit mereka tak sengaja tergesek. Rasa itu terus menerus terasa pada mereka berdua. Apakah cinta seindah ini? Apakah kebahagiaan cinta akan abadi layaknya debaran jantung ini yang tak kunjung berhenti?
Grista milik Green, dan Green adalah milik Grista. Mereka saling menyimpan setiap kata tentang rasa mereka. Cukup lama mereka bersama, tapi hari ini adalah ujung akan kebahagiaan mereka.
Grista masih memikirkan masalah hubungannya dengan Green yang tidak disukai oleh Mamanya. Kebahagiaan ini hanya menghapus segores luka itu. Sisanya masih mengikat perasaanya disana. Grista takut, jika kebahagiaan ini membuatnya hilang kendali hingga melupakan batasan, luka dan masalah sebelumnya yang belum kelar.
Dia hanya takut permasalahan dan luka akan kembali menghampirinya karena rasa bahagia yang bisa melupakan segala luka. Dia hanya takut karena kebebasan akan kebahagiaan cintanya saat ini semakin membuatnya tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah.
Dia adalah lelaki ku, pecinta Upin & Ipin, batin Grista sedikit mengukir senyum pada bibirnya.
Green saat ini terus menarik pergelangan tangan Grista, debaran dalam jantungnya memberi signal jika Green sudah memberi hatinya untuk Grista. Debaran kecil tapi indah ini, masih bisa menahan penyakit lama itu.
Yaitu dia akan.... nanti saja akan dijelaskan.
"Green, kita mau kemana?" Napas Grista tersengal-senggal karena kecepatan tempo jalan Green.
Tanpa suara atau apapun, kini mereka berdua tiba diparkiran sekolah. Grista mengheran, karena parkiran ini khusus untuk sepeda motor.
Kepala Grista menoleh kanan dan kiri, mencari mobil Green yang terpakir dimana. Tapi dia tidak menemukan mobil Green disudut mana pun.
"Mobil kamu diparkir disini?? Emang cukup?-"
BRRUUMMM!!
Reflek kepala Grista menoleh pada sumber suara sepeda motor yang sangat keras.
Tepat pada kedua netra Grista, jika Green menaiki Motor Sport berwarna hitam. Berbeda dengan milik Rafi yang berwarna putih. Mata Grista sudah reflek melotot menatap wajah Green yang sudah tertutupi helm full face berwarna hitam juga.
"Cepet naik," pinta Green datar nyaris tak terdengar di telinga Grista.
Segera Grista berjalan mendekati Green, hingga menaiki motor Sport.
BRRUUMM!!
Tubuh Grista yang tadinya belum siap, kini motor itu sudah digas oleh Green dengan kencang membuat tubuh Grista bergelonjak kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...