Part 9| Tragedy

219 72 54
                                    

Dengerin yhh👆

Part ini bakal panjang deh kayaknya, heheh jadi jangan skip-skip yhh! Soalnya ada yang bikin greget!

Happy reading❤

Grista POV

Seketika tangisku menjadi diam saat terdapat bayangan seseorang agak tinggi disebelahku, segera aku hapus air mataku dan ingin berdiri namun aku merasakan terdapat seperti jaket menutupi kepalaku.

"Udah sana puasin dulu nangisnya , gua tutupi."

Jantungku berdetak dengan kencang, aku tidak tahu siapa dia. Tubuhku langsung berdiri tegap. Aku melihat keatas terdapat dua tangan memegang jaket jin menutupi wajahku tanpa jaket itu menyentuh kepala dan wajahku. Segera satu tanganku membuka pelan jaket itu dan melihat siapa dia.

"RAFII??!" Nadaku penuh kejut dengan diwajahku masih terdapat bekas-bekas air mata yang belum bersih terhapus.

"Iya? Kenapa? Udah selesai nangisnya? Apa jaket gua mau digunakan lagi?" Tanyanya enteng, dahiku mengerut heran.

WUHHH....

"RAFFIII!!!" Pekikku,

Bagaimana aku tidak teriak, tiba-tiba saja dia menyemburkan sebuah asap yang berasal dari mulutnya pada wajahku, "uhuh-uhukk-uhukk, asap apa ini Fi!! Kenapa kamu meniupnya diwajahku!!" Kesalku pada Rafi.

"Tuh, biar air mata lo kering," ucap nya dengan santai dan tiba-tiba wajahnya mendekati wajahku membuat tubuhku memundur panik, "karna aku gak suka air mata wanitaku terlihat didepan mataku,"

"Wanitamu?? Aku bukan wanitamu Fi!" Bentaku, sedikit gugup. Dan segera wajahnya menjauh dari wajahku.

Mataku langsung melotot terkejut saat melihat Rafi menghisap rokok dengan santai,

"KAMU MEROKOKK?!!"

"Uhuk-uhuk-uhukk, SHITT!" Teriakanku membuat Rafi tersedak, "emang kenapa?" Lanjutnya dengan santai.

"Kamu masih sekolah ngapain ngerokok?!" Tegasku padanya.

"Karna umur gua udah legal, kalo lo masih kecil jadi gaboleh ikutan kek gini,"

"Ih siapa juga yang mau ikutan," jawabku sambil berjalan meninggalkannya.

"Siapa yang berani buat lo nangis?" Tanya Rafi sedikit berteriak agar telingaku mendengarnya, membuat langkahku menjadi terhenti.

"Bukan urusanmu," ucapku tanpa menatapnya. Tak lama aku mendengar jejaknya yang semakin mendekat padaku, mataku terpejam penuh sabar menanggapi dia.

"Ini urusan gua Gris! Lo milik gua! Apapun dan siapapun yang berani buat milik gua rapuh disaat itu gua yang berperan sebagai perisai lo!" Ucapnya yang begitu cepat, dan segera aku jawab.

"SEJAK KAPAN AKU MENGANGGAPMU SEBAGAI MILIKKU?!" Tanyaku dengan keras didepan wajah Rafi, "siapa yang memberimu gelar untuk menjadi perisaiku? Aku tidak meminta semua itu darimu Fi, aku juga-"

"SIAPA JUGA YANG HARUS MEMINTA IZIN LO DULU UNTUK MENJAGA LO!" Saut Rafi yang ikut meneriakiku, membuat mataku melihatnya dalam-dalam dengan ekspresi heran dan marah.

Jelas aku marah, apa yang sedang ia pikirkan?? Bisa-bisanya dia menganggapku wanitanya tanpa seijinku. Sedangkan aku sudah letih dan risih mendengar ucapan itu selama aku memasuki SMA Simandara. Dan saat inilah aku ingin mengakhirinya.

"Iya! Kamu harus memiliki surat izin dari-"

BEGHH,

Jantungku langsung berhenti berdetak, mataku juga langsung melotot padanya, seluruh tubuhku begitu kaku saat Rafi langsung mendorongku ke tembok dan menjebakku dengan kedua tangannya disamping kanan kiriku.

GREENSTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang