Aku UP sekarang nihh
Tetep semangat baca ceritaku yaa❤Kurang beberapa detik lagi bakal bahagia kok
Wait a minute❤❤
HAPPY READING ❤
●
BUGH!!
"BRYANN!"
Pekikku saat melihat Bryan dihantam keras dengan kepalan tangan seseorang, segera kepalaku menoleh pada seseorang itu.
"NGAPAIN LO DISINI HAH!!"
BUGH!
"GREEN CUKUP!"
"NGAPAIN LO DISINI!!!"
BUGH!
Lagi-lagi Green memukul Bryan begitu keras dan terus menerus bertanya mengapa dia hadir disekolah ini. Aku begitu bingung ada apa sebenarnya, Green tampak begitu sangat marah, rahangnya mulai mengketat sampai terlihat urat-uratnya. Aku begitu kebingungan harus memulai dari mana dan harus aku apakan mereka berdua.
"Green cukup, kumohon, hentikan!" Tegasku yang berulang kali masih tetap diacuhkan oleh Green, hal ini semakin membuatku panik, aku tidak bisa apa-apa, aku layaknya debu yang hanya dilihat sekilas.
"CEPET LO JAWAB! NGAPAIN LO KESINI YAN!"
BEGH!
Kali ini Green mendorong Bryan ke dinding dengan keras, hingga mengeluarkan suara benturan yang amat keras. Terlihat persis seperti Bryan yang sudah kebal dengan pukulan Green ekspresi itu sangat terlihat dari wajah Bryan.
"BERANI BANGET LO DATANG KESINI DAN MENAMPAKAN WAJAH BODOH LO INI HAH?!!"
BUGH!
"GREEN SUDAAHH!!"
Aku langsung berteriak saat melihat hidung Bryan yang sudah berluluran darah, segala cara aku berusaha mengeluarkan tenagaku untuk menarik Green untuk memberhentikan aksinya. Aku yang menyaksikan semua ini, juga merasakan nyeri pada setiap tubuhku. Sangat menakutkan dan mengerikan melihat pertengkaran antara lelaki sampai menghasilkan sebuah darah disalah satu tubuh mereka.
"Green stop Green!" Suara itu membuat kepalaku langsung menghadap kepadanya.
Tidak lain dia adalah Bara, Rafi dan, apakah dia Daniel? Sepertinya iya. Mataku yang jelih menatap name tag nya yang bernama Daniel Edbert.
Seketika pandanganku menjadi pecah saat Rafi langsung menarik lenganku.
"Lo ngapain disini!" Lirih tegasnya.
"Ce-ceritanya pan-panjang, Rafi, tolong bantu mereka," sungguh aku sangat sangat gugup dan takut melihat Green begitu marah besar dan terus menerus memukul Bryan yang tanpa membalas Green sama sekali.
Saat Rafi melihatku yang begitu takut sampai gemetar, dia langsung menghadap arah apa yang sedang aku hadap saat ini, dan segera dia menarikku kebelakang tubuhnya sambil memegang erat tanganku, seraya dia melindungiku dari maut. Sungguh ini sangat berlebihan bagiku. Mataku juga melihat Rafi memandang Bara dan Daniel sepertinya mengode untuk melerai Green, karena setelah Rafi memandang mereka berdua, mereka langsung melerai Green.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...