Part 10| Tragedy 2

205 68 140
                                    

Happy reading epribadeh❤

SMA SIMANDARA👇

SMA SIMANDARA👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Grista POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Grista POV

Satu tanganku segera menutupi pahaku yang terluka, agar darah yang keluar tak terlalu banyak. Kemudian berlari dengan sedikit pincang.

Terasa ada yang menjanggal. Segara kepalaku menoleh kekananku dan aku melihat seseorang yang membuatku terjatuh dari lariku.

Air mata ku terus menetes tanpa henti, dengan menahan takutku, menahan perih pahaku, menahan sakit hatiku. Semuanya bercampur aduk didalam sini dan sekarang aku melihat Green sedang duduk sambil menatapku datar. Dia tahu aku sedang terluka dan memerlukan bantuan, dan saat ini aku sangat memerlukan bantuan, namun semua itu tidak akan terjadi.

Aku tahu, dia masih menetap disekolah pasti karena dia latihan bermain basket. Hal itu sudah biasa, bahkan sampai jam enam malam dia baru pulang, aku mengetahuinya. Aku bisa mengetahuinya kapan dia pulang dan tidak itu karena aku selalu menamati terakhir online di chatnya dan saat online nya.

Dadaku begitu sesak, aku sangat membutuhkanya namun dia tidak akan mengerti apa arti sangat membutuhkan. Aku berusaha bangun dari jatuhku sambil menahan segalanya yang sangat terlihat jelas dimataku.

Kakiku sudah berdiri tegak walau aku masih merasakan perih dipahaku. Aku hentikan air mataku sejenak.

"Cepatlah pulang, hari mulai gelap tidak baik kamu disini lama-lama," ucapku dengan penuh sabar tanpa menatapnya, "aku pulang dulu." Lanjutku dengan gemetar dan segera aku berjalan cepat untuk pergi meninggalkannya.

Jantungku terasa disayat berkali-kali rasa sakitnya begitu dasyat, aku tidak suka semua ini, aku tidak suka semua rancangan hidupku dari Tuhan.

Setengah penglihatanku, mataku yang sudah terpancar layaknya petanda bahwa raga dan batinku sedang tidak baik-baik saja itu melirik ke daerah kiri tubuhku. Terdapat disana Rafi berlari menuju Green, namun tatapannya tertuju padaku. Sembari menatap heran karena aku berjalan terpincang.

GREENSTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang