COMEBACK WITH GREENSTA AGAIN!!
AKU UPDATE CEPET-CEPETT YAA!! HANYA BUAT KALIAN AJA!!
DIPUTAR TERUS MUSIK YANG DIATAS YAAA!!
HAPPY READING😍
GREEN POV
"Dan pada akhirnya, aku akan menghapusmu dari rencana-rencanaku, selamat berjalan jauh-jauhan. Tidak perlu berlari lagi, karena aku tidak akan datang lagi."
-Grista
"Demi Grista? Gak ada?"Pertanyaan dari Bara itu sukses membuat senyum dibibirku langsung pudar perlahan-lahan. Kedua netraku menatap terkejut tetapi masih bisa aku kendalikan reaksiku atas apa yang diucapkan Bara barusan. Tak lama dari itu bola mataku berpindah ke sembarang objek disekitarku, aku melamun dalam sekejap lalu kedua bola mataku kembali mengelilingi sekelilingku. Terpapar jelas bahwa saat ini aku sangat memikirkan apa yang dikatakan Bara barusan.
Tidak bisa aku pungikiri, selama apapun aku tidak bertemu dengannya. Pikiranku selalu ada untuknya. Sepenuh apapun pikiranku saat ini, tetapi masih ada ruang dan masih ada waktu diriku untuk memikirkannya. Sejauh apapun aku melangkah, jejak langkahku akan menjadi jejak kaki Grista.
Tiga bulan ini aku benar-benar menyendiri mengurung diriku dibalik ruangan gelap yang tidak pernah aku beri cahaya secuil pun. Aku mengutuk diriku sendiri dibalik sana. Aku ingin menderita dibalik penyesalanku atas semua perbuatanku yang lalu. Dan.
Aku meninggalkannya, aku tidak tahu bagaiamana dia sekarang disana. Bagaimana keadaannya disana. Bersama siapa dia saat ini. Aku terlaku fokus dengan Papaku dan Victoria, walaupun dipikiranku selalu ada dia. Tetapi yang pertama kali aku ucapkan saat aku bersuara adalah tentang Victoria.
Jujur, aku belum ingin sembuh dibalik penderitaan adikku yang telah aku bunuh tanpa sengaja. Kali ini aku benar-benar takut jika aku tersenyum sekecil apapun itu, aku takut untuk diriku bahagia. Karena jika aku bahagia sedikit pun itu, pasti masalah akan datang bertubi-tubi. Selain itu, aku masih tidak pantas mendapatkan semua kebahagiaan itu.
Grista dan Victoria adalah perempuan satu-satunya yang tersisah untuk aku jaga dan yang aku punya. Tapi, aku tidak tahu. Apakah Grista disana juga memikirkan diriku seperti aku memikirkan dirinya setiap hari?
"Heh? Malah bengong?!" Sentak Bara didepanku saat ini, sukses membuat mataku berkedip singkat.
"Green? Lo masih kabar-kabaran kan sama dia selama 3 bulan ini??" Tanya Bara menggebu. Aku hanya menatapnya datar.
"Jawab, anj*r!"
Bara mempertegas lagi ucapannya. Membuatku saat ini hanya menatap matanya kosong. Aku tidak bisa memberi ekspresi apapun padanya. Dan aku juga tidak bisa menjawab pertanyaannya saat ini. Karena aku yakin, dia bisa mendeteksi kebungkamanku kali ini.
"Parah Green. Tiga bulan Green?" Tanya Bara lagi seolah-olah mengetahui arti kebungkamanku.
"Tiga bulan Green, kalian gak kabar-kabaran?" Tanyanya lagi. Kali ini aku jawab dengan gelengan kepala.
"SUMPAHHH?!" Pekik Bara terkejut tak main. Kepalaku langsung menunduk reflek.
"Green. Gimana sih lo!"
"Gua gak ada waktu buat tukar kabar dengan dia!"
Bodoh.
Buat apa aku bilang seperti itu! Bohong banget aku bilang gitu! Aku suka heran sama mulutku sendiri yang kadang asal bicara tanpa mikir dulu. Aku gak gengsi, tapi aku gak tahu kenapa mulutku selalu mengatakan hal-hal yang membuat orang lain memandang aku cowok buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...