I'm comeback!
Mau bikin dag-dig-dug? Bikin penasaran? Mari kita merapat dulu di bab ini 🙂
Gas?!
Oke deh
Happy reading -❤-
Grista POV
"Jika raga ini yakin akan cintamu, maka semesta pun akan memperjelaskan bahwa keyakinanku nyata."
"Lo di panggil Bu Lia," ucap dari salah satu murid di kelas ini membuat mataku termenung, batinku masih sangat sakit sedangkan saat ini guru BK memanggilku, ini sangat membuatku gila mendadak:)
"Gris?" Kepalaku langsung menoleh datar pada Bella yang memanggilku, "Mau aku antar?" Lanjutnya membuat kepalaku menggeleng padanya petanda aku menolak tawarannya.
Kakiku langsung berdiri tegak dan berjalan menuju ruang BK, hitungan detik kakiku langsung berhenti karena mataku melihat Green yang sedang duduk dikursi ruang BK dengan kepalanya yang menunduk, kedua tangannya yang melipat didada sambil memainkan kakinya dengan santai.
"Grista!" Pandanganku langsung teralih pada samping ruang BK, aku mendapatkan Bu Lia berjalan menuju ruang BK dengan membawa buku-buku, "ayo cepat masuk!" Ujarnya membuat ku langsung memasuki ruang BK dengan ditatap santai oleh Green.
"Kalian bertengkar lagi? Hah?!" Kalimat itu membuat kepalaku langsung mendongak pada Bu Lia.
"Green! Benar kamu menampar Grista?!" Lanjut Bu Lia bertanya tegas sambil menatap tajam Green, "kamu tahu, hasil dari tindakanmu ini bisa membuat kamu diskors!" Tegas Bu Lia pada Green membuatku langsung melotot pada Bu Lia.
"Ti-tidak bu!" Tegasku, kepala Bu Lia langsung menoleh keras padaku, begitu juga dengan Green walau hanya melirikku.
"Ti-tidak, dia tidak menamparku, dia hany-"
"Teman-temanmu semua mengatakan bahwa kamu ditampar oleh Green!" Ludahku langsung tertelan dengan keras mendengar sautan Bu Lia itu.
"I-itu hanya ketidak sengajaan bu, sungguh, aku tidak memberatkan masalah ini. Tadi Green hanya ingin membungkam mulutku karena aku akan membongkar rahasia keluarganya dengan berteriak karena saya emosi saat itu, jadi Green mau membungkamku namun dia terlalu keras jadi dikira teman-teman saya di tampar," penjelasanku yang begitu panjang kepada Bu Lia, membuatnya sedikit tenang dari amarahnya.
Green hanya tertunduk dan terus menerus memainkan satu kakinya, jantungku terasa nyeri melihatnya yang begitu santai tanpa merasa bersalah padaku.
Bu lia mungkin tidak membahas mengapa aku ingin membongkar rahasia keluarga Green, karena mungkin Bu Lia menganggap kami berteman karena masalah pertama kali dulu.
"Tapi itu juga termasuk kekerasan Green! Apa kamu mendengarkan saya!" Tegas Bu Lia hanya dibalas anggukan kepala santai oleh Green.
"Saya akan tetap memberi mu hukuman dengan-"
"Tidak bu, saya tidak memberatkan masalah ini karena itu tidak kesengajaan bu, biarkan dia masuk kelas karena dia akan ada ulangan harian," sautku, memohon lahir batin terhadap Bu Lia.
"Ohh, sekarang kamu ibunya Green? Tahu banget semua tentang Green? Tahu darimana kamu kalau habis ini dia ulangan?!" Aku langsung kebingungan dan takut akan menjawab apa, mungkin sangat terlihat dari wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...